Sejarah dan Asal Usul Semen, Bahan Bangunan Penting di Dunia


Naviri Magazine - Semen telah digunakan sebagai bahan pengikat material selama ribuan tahun. Tidak ada yang tahu dengan pasti siapa yang pertama kali memiliki ide untuk menggunakan zat semen untuk mengikat material untuk membuat beton, batu bata, dan bahan bangunan lainnya. 

Namun, penggunaan semen diperkirakan telah dimulai sejak masa Makedonia Kuno, dan telah digunakan secara luas selama masa Kekaisaran Romawi. Bentuk awal semen yang digunakan oleh mereka terbuat dari campuran kapur dan abu vulkanik. Bangsa Romawi mampu menghasilkan struktur besar seperti Pantheon dan saluran air Romawi, dengan menggunakan formula semen primitif ini.

Semen modern yang sekarang kita jumpai terbuat dari batu kapur, kalsium, silikon, besi dan aluminium, ditambah sejumlah kecil bahan lainnya. Campuran ini kemudian akan dipanaskan di sebuah oven berukuran besar dengan suhu sekitar 1.482 derajat Celsius, untuk membentuk produk yang disebut "clinker", yang secara kasar menyerupai kelereng. 

Produk ini kemudian digiling, sehingga berbentuk bubuk dan kemudian ditambahkan gipsum, menciptakan zat seperti tepung berwarna abu-abu yang kita kenal sebagai semen. Ketika air ditambahkan ke semen, proses kimia yang terjadi di dalamnya akan membuat semen mengeras.

Saat ini, semen memiliki dua bentuk: hidrolik dan non-hidrolik. Semen hidrolik mengacu pada setiap semen yang menggunakan air untuk memulai reaksi kimia yang mengeraskan campuran, dan ketika terbentuk akan menciptakan produk yang tahan air. 

Reaksi ini tidak terpengaruh oleh kadar air yang terdapat pada campuran, sehingga memungkinkan material untuk mengeras bahkan di bawah air. Sehingga semen jenis ini menjadi bahan konstruksi yang sangat serbaguna. Kebanyakan semen yang digunakan saat ini adalah semen hidrolik. 

Sementara semen non-hidrolik menggunakan bahan yang tidak mengeras bila terkena air. Jenis semen ini jauh lebih murah daripada semen hidrolik. Namun masalah waktu pengeringan yang lama, dikombinasikan dengan ketidakmampuannya digunakan dalam lingkungan yang basah, membuat semen jenis ini menjadi pilihan buruk dalam sebagian besar penerapan konstruksi.

Jenis yang paling umum dari semen modern adalah semen portland. Jenis semen ini biasanya dibuat dengan menggiling potongan batu kapur dan mineral aluminosilikat menjadi bubuk yang sangat halus. 

Kemampuan pengeringan yang cepat, dikombinasikan dengan kekuatan kompresi yang lebih tinggi dibandingkan jenis semen lain, membuatnya menjadi pilihan yang cocok untuk digunakan membuat beton dan sebagai semen plester.

Semen portland ditemukan pada tahun 1700-an oleh Joseph Aspdin, seorang warga Inggris. Ia menemukan bahwa jika ia mencampurkan tanah liat dengan batu kapur kemudian memanaskannya dengan suhu yang sangat tinggi, campuran yang dihasilkan akan menciptakan sebuah bahan yang dapat mengeras dimana saja, bahkan di bawah air. 

Dia kemudian mematenkan temuannya dengan sebutan semen Portland. Bendungan, dermaga, jembatan, mercusuar, dan berbagai jenis struktur yang terdapat di bawah air lainnya, dibuat menggunakan jenis semen Portland.

Related

Science 1914033554776830755

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item