Climacon, Jaket Pintar dan Canggih Hasil Temuan Orang India


Naviri Magazine - Suasana lingkungan dan cuaca kadang berubah sangat ekstrem. Misalnya dingin membekukan tulang atau panas menyengat hingga kita tak nyaman. Tentu tak jadi masalah bila kita berada di dalam gedung atau mobil ber-AC. Begitupun bila cuaca sangat dingin, kita bisa menghangatkan tubuh di rumah. 

Namun bagaimana jika kita harus berada di luar ruangan dengan kondisi cuaca yang ekstrem? Andai saja AC bisa dibawa-bawa, tentu semua beres! 

Pertanyaan itu kini terjawab dengan hadirnya Climacon (Climate Contorl), jaket yang dapat membuat kita hangat dalam lingkungan yang dingin, dan sejuk di cuaca panas. Penemu jaket inovatif ini adalah seorang pria berkebangsaan India, bernama Kranthi Kiran Vistakula, alumni Massachusetts Institute of Technology (MIT), Amerika Serikat.

Ide cemerlang ini berawal saat dia harus berangkat kuliah dan beraktivitas dengan kondisi cuaca bersalju. Saat berada di luar ruangan, ia harus bersusah payah mengenakan jaket tebal. Namun begitu memasuki ruangan, ia harus repot-repot melepas jaket kembali. Saat itulah ide Climacon muncul. 

Dia pun berusaha untuk mewujudkan ide ini dan mengembangkannya, walau di tengah padatnya jadwal kuliah. Bermodal 1.000$ yang didapatkan dari even Business Plan MIT yang ia menangkan, Vistakula berhasil menciptakan sebuah prototype Climacon generasi pertama. 

Climacon generasi pertama beratnya mencapai 5 kg. Teman-temannya menertawakan konsep jaket climacon tersebut. Selain berat, jaket tersebut dilengkapi kipas dan kabel-kabel yang berseliweran. 

Ketika dipakai, jaket tersebut pernah mengundang perhatian polisi karena dianggap sebagai bom. Vistakula memikirkan jalan lain untuk teknologi “AC”-nya tersebut. Ia pun akhirnya menggunakan peltier, pelat ajaib yang memiliki sisi panas dan dingin.

Prinsip kerja Climacon adalah mempertahankan suhu tubuh pemakainya antara 18 dan 40 derajat Celcius, dan dapat bekerja dalam suhu mulai dari minus 30 hingga suhu 50 derajat Celcius. Climacon menggunakan baterai Lithium Polymer yang tahan digunakan hingga 4-8 jam, tergantung beban kerja peltier.

Climacon generasi terbaru kini memiliki berat antara 600 dan 700 gram, kira-kira beratnya seperti sebuah celana jeans. Untuk menciptakan Climacon dengan bobot ringan ini, ia harus bereksperimen dengan berbagai bahan ringan berdasarkan Efek Peltier. “Kami bekerja dengan aluminium, plastik, karet,” kata Vistakula.

Ia membentuk tim setelah kembali ke India. Para desainer pakaian, penjahit dan dua teknisi akhirnya mewujudkan jaket Climacon yang ringan. Tak hanya jaket, kini Vistakula mulai mengembangkan produk turunan Climacon, yaitu Climaware, yang dapat digunakan untuk berbagai aktivitas seperti kegiatan militer, olahraga, dan kesehatan. 

Related

Science 224063134463807517

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item