Inilah Katak-katak Paling Aneh dan Langka di Dunia


Naviri Magazine - Pada saat ini, katak dan kodok (istilah umum untuk berbagai anggota ordo Anura) mengalami penurunan populasi yang besar di seluruh dunia. Mayoritas spesies mengalami kepunahan karena hilangnya habitat, perubahan iklim, racun di lingkungan akibat penggunaan pestisida, dan faktor-faktor lainnya.

Beberapa spesies katak memang mampu bertahan hidup di tengah ancaman lingkungan semacam itu, namun populasinya terus menyusut. Di antara banyak katak yang mungkin biasa kita lihat, ada beberapa jenis katak yang aneh, unik, sekaligus langka, yang mungkin jarang atau bahkan belum pernah kita lihat. Berikut ini beberapa di antaranya.

Katak berlumut dari Vietnam

Katak berlumut dari Vietnam (Theloderma corticale) memiliki kemampuan kamuflase yang rumit namun efektif dalam dunia binatang. Hewan ini memiliki pola kulit yang tidak teratur, tubuh yang penuh tonjolan dan benjolan berwarna-warni kusam, dan penampilannya secara keseluruhan menyerupai gumpalan besar lumut. 

Ketika berdiam diri, atau ketika terkejut, atau saat datangnya ancaman, katak ini biasa melipat kakinya, hingga mereka benar-benar tampak seperti benda mati.

Katak marsupial

Katak marsupial adalah anggota keluarga atau famili Hemiphractidae. Spesies katak ini memiliki kebiasaan yang unik jika dibandingkan dengan katak-katak dari spesies lain. Jika umumnya katak akan meninggalkan berudu mereka dalam kolam atau air, maka katak marsupial benar-benar memperhatikan berudunya dengan lebih baik dan maksimal. 

Ketika bertelur, katak betina akan membawa telur dan anak-anaknya di punggung mereka, bahkan kadang-kadang melindunginya dengan cara memasukkan telur dan berudu-berudu itu dalam kantung khusus yang terdapat pada tubuh katak jantan.

Katak Suriname

Katak Suriname memiliki penampilan tubuh berbintik-bintik dan keriput, sehingga keberadaannya sering kali menyatu sempurna dengan daun-daun tempat mereka berada. 

Katak ini juga memiliki organ sensorik berbentuk bintang yang ada pada ujung jari, yang mereka gunakan untuk mendeteksi mangsa yang lewat. Selain itu, yang unik, spesies katak ini menetaskan bayi-bayi mereka di kulit mereka sendiri—bukan di air seperti umumnya katak.   

Katak ungu India

Katak ungu India (Nasikabatrachus sahyadrensis) ditemukan pertama kali pada tahun 2003. Mereka diketahui menghabiskan sebagian besar tahun-tahun kehidupannya di bawah tanah, dan memangsa serangga di bawah tanah untuk mencukupi kebutuhan makannya. 

Spesies katak ini hanya keluar dari tanah dalam waktu sebentar, untuk keperluan kawin selama musim hujan yang singkat, kemudian akan kembali masuk ke dalam tanah. Karena kebiasaan hidupnya itulah yang menjadikan spesies katak ini jarang diketahui.

Katak emas Costa Rica

Katak emas Costa Rica (Bufo periglenes) ditemukan pertama kali pada tahun 1966. Pada tahun 1987, populasi spesies katak emas ini masih dianggap aman, ketika jumlahnya waktu itu diperkirakan mencapai lima ratus individu. 

Namun, memasuki tahun 1980-an, spesies katak ini mengalami kepunahan mendadak. Pada waktu itu, peneliti yang mempelajari spesies katak tersebut hanya mendapati satu ekor katak yang tersisa, berjenis kelamin jantan. Kepunahan mendadak itu diperkirakan karena keberadaan jamur Chytrid yang beracun, dan kondisi cuaca kering yang ditimbulkan oleh El Nino.

Katak ini diberi nama katak emas, karena memiliki warna kulit yang keemasan, meski hal itu hanya terdapat pada spesies yang jantan. Untuk katak betina, tubuhnya lebih besar dan warnanya beragam.

Katak panah

Katak panah (dart frog), atau yang juga disebut katak pemakan telur, memiliki warna tubuh cemerlang, dan merupakan bagian dari genus Oophaga. Warna tubuh mereka yang cemerlang dan berwarna-warni itu merupakan peringatan bagi predator, bahwa daging mereka mengandung racun yang mematikan.

Setelah kawin, betina katak ini biasa menghasilkan tiga sampai lima telur, dan katak tersebut membawa mereka hingga menjadi kecebong. Induk katak akan terus berkeliling, memeriksa masing-masing kecebong, dan mengerami telur yang belum menetas di kolam. Sementara itu, katak jantan akan membawa air dalam kloaka mereka, untuk menjaga telur dan larva dari kekeringan.

Katak kura-kura

Katak kura-kura (Myobatrachus gouldii) memiliki cara hidup yang unik, karena suka berdiam diri di terowongan-terowongan bawah tanah. Di terowongan-terowongan itu, mereka memangsa serangga bawah tanah sebagai makanannya. 

Berbeda dengan kebanyakan katak lain, spesies katak kura-kura tidak berkembang biak di dalam air, melainkan di liang tanah. Selain itu, mereka juga tidak memiliki fase berudu, sehingga telur yang mereka erami segera menetas menjadi katak.

Katak gastric brooding

Katak gastric brooding berasal dari genus Rheobatrachus, dan merupakan spesies asli wilayah Australia Timur. Spesies katak ini punah dalam dekade yang sama ketika katak emas juga punah. 

Ketika bertelur, katak betina gastric brooding akan membawa telur-telur dan berudu-berudunya di dalam perutnya, dan untuk hal itu fungsi pencernaan serta paru-parunya akan menyusut, sehingga ia mampu melakukan hal tersebut. Dalam beberapa hari, induk betina itu akan melepaskan anak-anaknya yang telah menjadi katak muda, secara bertahap. 

Apabila terjadi serangan pemangsa tiba-tiba, sang betina bisa memuntahkan semua anak-anaknya, sekaligus untuk menyelamatkan hidup mereka. Pada saat ini, spesies katak unik tersebut terancam kepunahan, meski penyebabnya belum diketahui.

Katak berbulu

Katak berbulu (Trichobatrachus robustus) mendapatkan namanya karena tubuhnya yang ditumbuhi rambut. Rambut itu diperkirakan berfungsi membantu katak jantan untuk mengikat oksigen di dalam air, karena mereka menghabiskan waktu yang lama untuk melindungi telur yang sedang terendam. 

Ketika terancam oleh hewan lain, katak berbulu akan mengeluarkan cakar kecil dari ujung jari-jari mereka sebagai senjata perlindungan.

Katak prasejarah

Beelzebufo ampinga adalah spesies katak zaman prasejarah, yang juga disebut katak setan raksasa karena kebuasan mereka. Sementara Tyrannosaurus-rex mengunyah tulang raksasa pada periode Cretaceous, Beelzebufo ampinga yang juga merupakan pemangsa besar, meneror rawa-rawa dan danau di sebuah pulau yang sekarang bernama Madagaskar. 

Katak itu berukuran sekitar 16 inci, jauh lebih besar dibanding katak-katak zaman sekarang. Katak ini juga memiliki semacam tulang kecil yang tajam pada rahang atas, yang berfungsi sebagai gigi.

Related

Science 2633444206224270361

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item