Kisah 7 Prajurit dengan Kematian Paling Heroik Sepanjang Masa (Bagian 2)


Naviri Magazine - Uraian ini adalah lanjutan uraian sebelumnya (Kisah 7 Prajurit dengan Kematian Paling Heroik Sepanjang Masa - Bagian 1). Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik dan urutan lebih lengkap, sebaiknya bacalah uraian sebelumnya terlebih dulu.

Sampai akhirnya salah satu prajurit menemukan kelemahan si Viking. Dia lalu diam-diam menyiapkan perahu dan berenang menuju bawah jembatan. Mungkin karena sibuk menghajar orang di depannya, si Viking tak menyadari kalau ada musuh berada tepat di bawah tempat dia berdiri. 

Dengan satu tusukan, tombak pun menembus jembatan dan tepat menusuk si Viking. Aerangan vital ini membuat Viking itu roboh, lalu dengan sigap pasukan Inggris mengeroyok si Viking yang telah sekarat hingga tewas.

Pertempuran ini akhirnya dimenangkan oleh Inggris, dan lebih dari 6.000 Viking tewas. Peristiwa ini kemudian menjadi sesuatu yang dikenal dengan sebutan "Akhir Bangsa Viking".

Saito Musashibo Benkei (1189)

Benkei adalah seorang raksasa yang sangat kuat. Pada waktu itu dia bergabung dengan sebuah kuil, lalu menjadi biarawan. Namun dia bukan biarawan seperti pada umumnya yang rajin berdoa dan sembahyang dalam kuil. 

Dulu biara atau kuil tak cuma dijadikan tempat spiritual tapi juga dijadikan pusat budaya, administrasi dan militer. Karena tak cocok, beberapa waktu kemudian Benkei berhenti dan memutuskan untuk menjadi Yamabushi, sebuah tradisi lama yang meyakini kekuatan supranatural dapat membuat seseorang menjadi pendekar yang kuat.

Di sebuah daerah di Kyoto, dia menantang siapa pun pendekar pedang terkuat untuk mengalahkannya. Lebih dari 999 pedang dia kumpulkan sebelum akhirnya seseorang bernama Minamoto No Yoshitsune mengalahkannya. Sebagai tanda bukti kekalahannya, Benkei lalu bergabung dengan Yoshitsune, dan berperang melawan Klan Taira.

Semua berjalan baik, kesuksesan demi kesuksesan diraih duo itu, sebelum akhirnya saudara tertua Yoshitsune, Minamoto No Yoritomo, karena cemburu, memfitnah Yoshitsune sebagai pengkhianat. 

Mengetahui segalanya akan segera berakhir, Yoshitsune memutuskan kalau jalan terbaik mengakhiri semua ini adalah dengan melakukan ritual Sepukku, yang tak lain adalah ritual bunuh diri. Supaya ritual ini lancar, Benkei lalu menjaga istana tempat Yoshitsune berada.

Terkepung dari segala penjuru, Benkei menjaga satu-satunya gerbang utama, memastikan tak akan ada siapa pun yang bisa lewat. Satu per satu prajurit mencoba maju untuk melawan, namun tak ada satu pun yang bisa lewat karena semuanya tewas di tangan Bengkei. Dengan segala kekuatannya, Benkei menghabisi siapa saja yang mencoba lewat. Memberikan waktu bagi Yoshitsune untuk menyelesaikan ritual bunuh dirinya.

Menyadari prajurit yang maju itu tak ada yang berhasil, pasukan musuh memutuskan untuk menembakkan hujan panah ke arah Benkei. Puluhan panah berhasil menembus badannya, tapi Benkei tak langsung roboh. Butuh beberapa waktu untuk menyadari kalau ternyata Benkei sudah mati walaupun dalam keadaan berdiri. 

Sementara itu, Yoshitsune sudah melakukan ritualnya, dan dia mati dalam keadaan terhormat.

Frank Luke (1918)

Pada waktu perang dunia pertama, karena teknologi belum canggih, balon udara biasa digunakan oleh Jerman sebagai alat pengintai. Dilihat dari fisiknya, sebenarnya alat pengintai ini lumayan empuk. Tapi karena dilindungi satu skuadron pesawat tempur dan pasukan artileri anti udara, usaha untuk menghancurkannya bisa jadi perbedaan antara hidup dan mati. 

Frank Luke adalah salah satu dari sekian pilot pesawat tempur Amerika yang mempunyai reputasi terbaik untuk urusan ini. Bahkan dalam 10 kali penerbangan, dia sempat menjatuhkan 14 balon pengintai dan 4 pesawat tempur musuh. Sebuah rekor yang tak terkalahkan selama perang dunia pertama.

Penerbangan terakhir Luke terjadi di Murvaux, Perancis, tahun 1918. Sendirian di jantung pertahanan musuh, dia berniat untuk menjatuhkan sekumpulan balon udara yang ada di depannya. Dimulai dengan terbang rendah, dia berhasil menjatuhkan dua balon udara pertama. Saat berusaha menghindari serangan dari artileri anti udara dan tembakan senapan mesin, 1 skuadron pesawat tempur musuh menukik dari atas dan siap mengejarnya.

Terkepung di darat dan di udara tidak menyurutkan niat Luke untuk terus menyerang. Setelah menghindari beberapa serangan, akhirnya dia berhasil menjatuhkan balon ketiga dan seterusnya. 

Pada saat bersamaan, Luke sebenarnya sudah terluka parah. Rentetan tembakan senapan mesin dari sebuah bukit rupanya telah menembus badan pesawat dan mengenai punggungnya. Memastikan tak ada lagi balon udara yang terbang, Luke lalu memutuskan untuk mendarat darurat di satu lapangan terbuka.

Setelah berhasil mendarat, dia menyadari kini tak bisa kemana-mana lagi dan terkepung dari segala penjuru. Luke memutuskan untuk tak mati begitu saja. Terluka parah, ia mengeluarkan pistol Colt Model 1911 miliknya, lalu menembak beberapa tentara Jerman yang ada di depannya, sebelum akhirnya tewas karena luka tembak di dada dan punggungnya.

Ia menjadi penerbang pesawat tempur pertama Amerika yang dianugerahi medali kehormatan "Medal Of Honor".

Thomas A. Baker (1944)

Sersan Baker adalah bagian dari gabungan angkatan darat dan laut Amerika Serikat yang ditugaskan merebut pulau Mariana Saipan dari tangan Jepang. Suatu hari, saat beberapa pasukannya terdesak serangan senapan mesin musuh, Baker mengambil sebuah peluncur roket, berlari beberapa meter menuju bunker tentara Jepang, dan... duarrr! Satu tembakan roket membuat bunker kecil itu hancur rata dengan tanah.

Saat hari terakhirnya, Baker menyadari kalau dia beserta pasukannya berhadapan dengan 5.000 lebih tentara Jepang bersenjata lengkap plus bayonet. Terkepung dari tiga arah sekaligus, Baker bersiap melakukan serangan.

Gelombang serangan pertama dari tentara Jepang membuatnya mendapat luka yang cukup serius. Saat pelurunya habis, dia menggunakan apapun yang ada di depannya sebagai senjata, bahkan sempat menghajar beberapa musuh dengan tangan kosong. 

Karena terluka parah, Baker lalu ditandu dari medan pertempuran. Saat itu hampir semua tentara Amerika terpaksa mundur, tapi Baker rupanya menyadari dirinya yang terluka hanya akan memperlambat pasukannya. Satu permintaan terakhir, dia minta diturunkan dan dibaringkan ke belakang pohon. Berbekal sepucuk pistol Colt 1911 terisi 8 peluru penuh, dia menyuruh semua pasukannya untuk mundur secepat mungkin.

Saat Amerika berhasil merebut pulau Saipan di bulan itu juga, mereka menemukan jasad Baker masih bersandar di tempat yang sama saat mereka tinggalkan. Pistol Colt 1911 yang dipegangnya telah kosong. Di depannya kini tergeletak 8 tentara Jepang yang tewas, sama seperti jumlah peluru yang dimiliki Baker di saat terakhirnya.

Related

History 7798391257987415615

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item