Sejarah dan Fakta-fakta Ilmiah Seputar Hipnotis yang Perlu Kita Tahu (Bagian 2)


Naviri Magazine - Uraian ini adalah lanjutan uraian sebelumnya (Sejarah dan Fakta-fakta Ilmiah Seputar Hipnotis yang Perlu Kita Tahu - Bagian 1). Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik, sebaiknya bacalah uraian sebelumnya terlebih dulu.

Hubungan antara Hipnotis dengan Pendulum dan Spiral

Dalam hipnotis, pendulum dan gambar spiral digunakan untuk memfokuskan perhatian subyek yang akan dihipnotis. Caranya, subjek diminta memandang mengikuti gerakan pendulum yang diayunkan, atau fokus pada titik tengah spiral yang diputar. Subyek akan memfokuskan perhatiannya selama beberapa menit, sampai matanya terasa lelah, berat dan ingin menutup. 

Peralatan ini pernah sangat populer di abad 19 sehingga menjadi ikon hipnotis sampai sekarang. Namun pada praktiknya, para praktisi hipnotis saat ini sudah jarang yang menggunakan peralatan tersebut karena dinilai kurang praktis dan membutuhkan waktu yang lama. Dengan perkembangan ilmu hipnotis sekarang, kita bisa menghipnotis orang lain tanpa peralatan apapun.

Term and Definition

Banyak orang yang belum memahami istilah hipnotis dengan benar. Beberapa term di bawah ini perlu Anda pahami definisinya.

* Hipnotis/hipnotism = Boleh diartikan sebagai ilmu untuk menghipnotis. Definisi secara lengkap seperti yang sudah dijelaskan di atas.

* Hipnotist = Orang yang melakukan hipnosis atau “juru hipnotis”.

* Hipnotis adalah terjemahan dari hypnotize (verb) yang artinya “melakukan hipnotis”.

* Hypnotherapy = Aplikasi hipnotis untuk terapi pengobatan.

* Hypnotherapist = Orang yang ahli menggunakan hipnotis untuk terapi.

* Subyek/Klien/Suyet = Orang yang dihipnotis.

* Sugesti = Perintah atau saran yang diberikan hipnotist kepada subjek.

* Emosi = Perasaan. Perlu dipahami, kata “emosi” dalam bahasa percakapan orang Indonesia diartikan sebagai “kondisi marah”. Namun arti sebenarnya emosi adalah perasaan. Emosi digunakan untuk menyebut semua jenis perasaan. Senang, bahagia, sakit, sedih, kecewa, takut, dan marah, adalah jenis-jenis emosi.

Salah Paham Tentang Hipnotis

Di era kebebasan informasi sekarang ini, salah paham tentang hipnotis masih banyak terjadi. Bukan hanya di Indonesia, persepsi bahwa hipnotis adalah kejahatan plus sihir juga terjadi Amerika dan negara-negara lainnya.

Cobalah tanyakan kepada 10 orang awam di sekitar Anda, “Apa itu hipnotis?” Kemungkinan besar mereka akan menjawab semacam ini: “Hipnotis adalah ilmu hitam yang digunakan kejahatan dengan cara membuat korban tidak sadar dan menuruti perintah orang yang menghipnotis”.

Tahun 1894, George du Maurier membuat novel yang bercerita tentang seorang tokoh jahat bernama Svengali. Svengali punya kekuatan mistis yang bisa menguasai pikiran orang lain. Novel ini sukses, dan kemudian dibuat film pada tahun 1933. Film ini pun ditonton jutaan orang. 

Sejak saat itu, Svengali seolah-olah menjadi ikon hipnotis. Masyarakat secara tidak sadar menjadi takut dengan hipnotis. Novel dan film Svengali berhasil menciptakan kesalahpahaman besar terhadap hipnotis.

Svengali hanyalah yang pertama. Setelah Svengali, ada puluhan film lain yang menimbulkan kesalahpahaman terhadap hipnotis. Di Indonesia sendiri ada beberapa sinetron yang menimbulkan kesan bahwa hipnotis adalah kejahatan atau ilmu hitam.

Pencitraan dan penggunaan kata yang salah pada berita yang dimuat di surat kabar, radio dan televisi juga sangat berpotensi memperbesar miskonsepsi dan ketakutan masyarakat terhadap hipnotis. 

Sampai hari ini, masih sering ditulis di koran bahwa ada kejahatan menggunakan hipnotis. Cobalah Anda cari di Google dengan kata kunci “korban hipnotis” atau “kejahatan hipnotis”, maka Anda akan menemukan ratusan artikel kasus kejahatan yang dikatakan menggunakan hipnotis. Padahal sebenarnya hipnotis tidak bisa digunakan untuk kejahatan semacam itu.

Sebagian praktik kejahatan yang diberitakan sebagai kejahatan hipnotis sebenarnya adalah pembiusan atau penipuan belaka, yang memanfaatkan kelemahan korban. Mungkin ada baiknya apabila media massa memahami apa itu hipnotis dan bedanya dengan penipuan, supaya mereka bisa menggunakan kata “hipnotis” secara bijaksana dan pada tempatnya.

Di bawah ini adalah miskonsepsi hipnotis, disertai dengan penjelasan yang benar mengenai miskonsepsi tersebut.

Miskonsepsi: Hipnotist (orang yang menghipnotis) menggunakan kekuatan supranatural tertentu yang bisa mempengaruhi atau mengendalikan pikiran orang lain.

Hipnotis adalah ilmu pengetahuan yang ilmiah walaupun terlihat misterius bagi orang yang belum mengenalnya. Seorang ahli hipnotis tidak menggunakan kekuatan supranatural, gaib, mistik, bantuan jin dan sebagainya. 

Hipnotis menggunakan kekuatan sugesti atau pengaruh kata-kata yang disampaikan dengan teknik-teknik khusus. Satu-satunya kekuatan dalam hipnotis adalah kata-kata dan pemahaman bahasa.

Anda hanya bisa terhipnotis jika Anda memahami bahasa orang yang menghipnotis Anda. Misalnya ada pakar hipnotis dari Amerika datang untuk menghipnotis orang Indonesia, maka yang bisa terhipnotis hanya orang yang memahami Bahasa Inggris saja. Sugesti disampaikan melalui kata-kata, dan kata-kata tersebut harus dipahami oleh orang yang dihipnotis.

Related

Science 1850375898247738134

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item