Kisah Apes Bill Hwang, Kehilangan Uang Rp 280 Triliun Dalam 2 Hari


Naviri Magazine - Kehilangan uang merupakan hal yang menyakitkan. Lalu, bagaimana rasanya jika kehilangan sebanyak US$ 20 miliar atau sekitar Rp 280 triliun (kurs Rp 14.000) dalam 2 hari?

Hal itulah yang dialami miliarder Bill Hwang. Seperti dikutip dari Bloomberg, kekayaan Bill Hwang salah satunya diperoleh melalui perusahaan Archegos Capital Management yang ia mulai pada 2013.

Dari penelusuran, investasi Hwang lewat Archegos ditempatkan di antaranya di Amazon, Expedia Group dan mesin pemesanan perjalanan, LinkedIn, dan situs pencari kerja yang diakuisisi Microsoft pada 2016. Investasinya di Netflix membuat Archegos mengumpulkan hampir US$ 1 miliar.

Pada tahun 2017, Archegos memiliki modal sekitar US$ 4 miliar. Hwang mengumumkan detil keuangan, tapi tidak ada tanda-tanda mengkhawatirkan. Di beberapa tahun terakhir, investasi Hwang juga melebar dari sebagian besar perusahaan teknologi ke yang lain.

Mulai kuartal kedua tahun 2020, semua bank Hwang menjadi pemegang saham besar yang dia investasikan. Morgan Stanley naik dari 5,22 juta saham Vipshop Holdings Ltd pada 30 Juni, menjadi 44,6 juta pada 31 Desember.

Kuartal keempat tahun 2020 adalah musim yang memberikan keuntungan pada Hwang. Sementara S&P 500 naik hampir 12%, tujuh dari 10 saham Archegos miliknya diketahui naik lebih dari 30%, dengan Baidu, Vipshop, dan Farfetch melompat setidaknya 70%.

Semua aktivitas itu menjadikan Archegos salah satu klien Wall Street yang paling didambakan. Orang-orang yang akrab dengan kondisi tersebut mengatakan bahwa mereka membayar pialang utama puluhan juta dolar setahun sebagai biaya, mungkin total lebih dari US$ 100 juta.

Tapi keuntungannya mulai terkikis sejak akhir Maret saat utangnya membengkak hingga banknya menjual sebagian besar sahamnya. Investasi Hwang tiba-tiba menjadi kacau. Beberapa bankir memintanya untuk menjual saham.

Sore itu tanpa sepatah kata pun kepada sesama pemberi pinjaman, Morgan Stanley melakukan tindakan pencegahan. Perusahaan diam-diam menurunkan US$ 5 miliar dari kepemilikan Archegos dengan harga diskon, terutama ke sekelompok dana lindung nilai.

Goldman, Deutsche Bank AG, Morgan Stanley, dan Wells Fargo berhasil lolos dari penjualan Archegos. Mereka bergerak lebih cepat untuk menjual. Mungkin juga mereka telah mengurangi leverage atau menuntut lebih banyak margin.

Tapi sampai sekarang, Credit Suisse dan Nomura tampaknya mengalami kerugian terbesar. Mitsubishi UFJ Financial Group Inc, broker utama lainnya, telah mengungkapkan kemungkinan kerugian US$ 300 juta.

Pada initinya, Archegos merugi karena gagal menghadapi kerugian besar ketika kondisi nilai sahamnya jatuh, saat sudah meminjam banyak uang untuk mendanai investasinya.

Semuanya mengingatkan pada krisis subprime-mortgage 14 tahun lalu. Masalahnya adalah serangkaian pinjaman yang semakin tidak bertanggung jawab. Selama harga rumah terus naik, pemberi pinjaman mengabaikan risiko yang meningkat. Hanya ketika pemilik rumah berhenti membayar, kemudian memberi dampak. Semua bank telah mendanai begitu banyak pinjaman sehingga dampaknya tidak dapat diatasi.

Related

News 6447821298466415271

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item