Kisah dan Mitos Spartacus, Tokoh Pembebas Budak di Zaman Romawi Kuno (Bagian 2)

Naviri Magazine - Uraian ini adalah lanjutan uraian sebelumnya ( Kisah dan Mitos Spartacus, Tokoh Pembebas Budak di Zaman Romawi Kuno - Bag...


Naviri Magazine - Uraian ini adalah lanjutan uraian sebelumnya (Kisah dan Mitos Spartacus, Tokoh Pembebas Budak di Zaman Romawi Kuno - Bagian 1). Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik, sebaiknya bacalah uraian sebelumnya terlebih dulu.

Mitos: Spartacus disalib

Setelah tiga tahun menghadapi pertempuran berdarah, Romawi akhirnya berhasil mengalahkan Spartacus dan para budak. Seperti yang ditulis sejarawan Appian, Romawi kehilangan sekitar 1.000 tentaranya, sementara 6.000 budak pemberontak ditangkap.

Jenderal Crassus memerintahkan untuk menyalibkan para budak yang selamat di sepanjang jalan Capua ke Roma - 6.000 budak dipaku pada salib kayu dan dibiarkan tewas, sejauh bermil-mil. Dalam adegan film Spartacus oleh Stanley Kubrick, Spartacus disalib sembari menyaksikan istri dan anaknya saat melarikan diri. 

Betapa pun epiknya adegan tersebut, itu murni buatan Hollywood, menurut Daily History. Nyatanya, Spartacus tewas dalam pertempuran. Menurut Plutarch, Spartacus dikepung oleh musuh, tetapi dengan berani membela diri.

Mitos: Spartacus orang pertama yang menjadi pemimpin budak dan melakukan pemberontakan

Spartacus bukan yang pertama, melainkan yang terakhir—budak Romawi yang memimpin pemberontakan sangat umum melawan tuannya. Namun, Spartacus adalah satu-satunya pemimpin budak yang dihormati oleh sejarawan Romawi melalui tulisan mereka. 

Sebelum Spartacus, pada 135 SM, wilayah Sisilia dibanjiri perbudakan, dan budak diperlakukan dengan sangat buruk. Mereka melarikan diri dari tuannya, terlibat dalam pertumpahan darah, yang dipimpin oleh seorang budak Suriah, kata sejarawan Yunani Diodorus Siculus.  

30 tahun kemudian, pemberontakan terjadi kembali saat beberapa budak dibebaskan. Gubernur Sisilia akhirnya membebaskan sekitar 800 orang, kata Diodurus Siculus. Sayangnya, pemilik budak marah, dan gubernur membatalkan proses emansipasi. Perang Budak kedua pun berlangsung selama empat tahun. 

Mitos: Bajak laut membantu Spartacus dan budak lainnya untuk melarikan diri

Setelah tiga tahun menyelusuri pedesaan Italia, membebaskan budak dan menginjak Romawi, Spartacus menyewa beberapa bajak laut untuk membawa kelompoknya pergi. Dalam film, Jenderal Romawi Crassus menyuap para perompak itu untuk mengkhianati Spartacus.

Sejarawan kuno Plutarch membenarkan pernyataan tersebut, tapi setelah para perompak membuat kesepakatan dengannya, mereka justru menipunya dan berlayar pergi. Florus mengatakan bahwa Spartacus melarikan diri ke Sisilia, tetapi karena tidak memiliki kapal, dia membuat rakit bersama para budak lainnya. 

Mitos: Spartacus adalah satu-satunya pemimpin dalam pemberontakan perbudakan

Spartacus mungkin bukan satu-satunya pemimpin dari para budak. Semua sumber setuju bahwa dia berbagi kekuasaan dengan dua pelarian lain dari sekolah pelatihan gladiator, Crixus dan Oenomaus, seperti yang ditulis Florus.

Appian menyebut Crixus dan Oenomaus sebagai "perwira bawahan" untuk Spartacus. Satu hal yang pasti: Spartacus bukanlah satu-satunya pembuat keputusan untuk kelompok tersebut. 

Lalu ada istri Spartacus. Dia adalah seorang gadis desa Thracian yang tangguh dan juga mantan budak, kata Plutarch. Namanya hilang seiring waktu, tetapi dia mungkin menginspirasi pemberontakan di tempat pertama, kata profesor Cornell Barry Strauss.

Saat Spartacus tidur, menurut Plutarch, seekor ular melingkari wajahnya. Istrinya berkata, "itu adalah pertanda kekuatan yang besar dan luar biasa." Profesor Strauss mengungkapkan bahwa kemungkinan besar istri Spartacus adalah sosok yang dihormati.

Mitos: Para budak hanya menginginkan kebebasan

Orang Romawi memperlakukan budak dengan sangat buruk, dan cukup banyak dari mereka yang akhirnya melawan. Pada saat yang sama, masing-masing Perang Budak Romawi berlangsung selama bertahun-tahun karena kebebasan bukanlah satu-satunya hal yang ada di benak para budak tersebut, tapi mereka ingin balas dendam.

Namun, para budak yang dibebaskan melakukan kekejaman. Menurut Appian, mereka menjarah kota, menjarah negara tetangga, dan melakukan pembunuhan.

Setelah kematian Crixus dalam pertempuran, Spartacus merekrut 300 tentara Romawi yang ditangkap serta mewajibkan mereka untuk ikut bertempur menggunakan senjata, menurut Florus.

Menurut Appian, Spartacus membakar semua barangnya yang tidak berguna, membunuh semua tahanannya, dan menyembelih hewan bawaannya. Dia menyalibkan seorang tahanan Romawi sebelum pertempuran.

Mitos: Pemberontakan berskala kecil

Perang Spartacus dimulai dari konflik kecil. Menurut Plutarch, 200 budak sudah merencanakan pelarian tetapi justru dibebaskan. Tujuh puluh delapan dari mereka melarikan diri melewati dapur dengan membawa pisau cincang dan berjalan melalui kota. Florus justru mengatakan bahwa ketiga pemimpin budak itu melarikan diri dengan membebaskan tiga puluh orang.

Appian menulis bahwa setelah mereka melarikan diri, banyak budak dan bahkan beberapa petani bergabung dengan Spartacus, serta melakukan penjarahan di pedesaan Romawi.

Bangsa Romawi tidak langsung mengumpulkan kekuatan, mereka beranggapan bahwa hal itu bukan perang, tetapi penyerbuan. Seiring berjalannya waktu, lebih banyak yang bergabung dengan Spartacus sampai pasukannya berjumlah 70.000 orang.

Spartacus meninggalkan kisah keberanian dalam sejarahnya, bahkan orang Romawi yang dia lawan pun memujinya. Tetapi, tak heran jika sejarahnya banyak disalahpahami banyak orang. Terutama yang menginspirasi buku dan filmnya.

Related

History 4780947556946587723

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item