Sejarah dan Asal Usul Uang: Federal Reserve dan Institusi Iblis (Bagian 1)


Naviri Magazine - Setelah Federal Reserve resmi berdiri sebagai bank sentral, beberapa waktu kemudian lahir Bank for International Settlements (BIS). BIS adalah “bank sentralnya bank sentral.” 

Lahirnya BIS semakin memperkuat pengaruh para bankir di pemerintahan, memungkinkan mereka ikut menentukan berbagai kebijakan, yang semuanya menguntungkan mereka. Karena kenyataan itu pula, Louis McFadden sampai mengatakan, bahwa Federal Reserve adalah institusi iblis yang telah memiskinkan rakyat Amerika dan membangkrutkan pemerintah.

Artikel ini lanjutan artikel sebelumnya (Sejarah dan Asal Usul Uang: Konspirasi di Balik Lahirnya Federal Reserve). Disusun dalam bentuk kronologi, uraian ini didasarkan pada buku The History of Money Changers yang ditulis Andrew Hitchcock. 

1920: 

Warren Harding terpilih sebagai Presiden Amerika. Ini adalah awal dari dekade “roaring twenties,” (masa booming bursa saham). Walaupun terpuruk dalam hutang akibat Perang Dunia I dan mengumpulkan hutang 10 kali lebih banyak dibandingkan saat perang sipil, perekonomian Amerika tumbuh dengan pesat. Selain itu, emas mengalir masuk selama perang, dan berlanjut selama 1920-an.

Alasan pertumbuhan ini adalah Presiden Harding mengurangi pajak domestik, dan meningkatkan tarif impor ke tingkat sangat tinggi.

1921: 

Penemu bola lampu, Thomas Alfa Edison, mengkritik Federal Reserve dalam sebuah artikel di harian New York Times pada 6 Desember,

“Bila sebuah negara bisa menerbitkan surat hutang, maka dia juga bisa menerbitkan mata uang. Elemen yang membuat sebuah surat hutang baik, juga akan membuat mata uangnya baik… Benar-benar gila mengatakan sebuah negara bisa menerbitkan 30 juta dolar surat hutang tetapi tidak boleh menerbitkan 30 juta dolar mata uang. Dua-duanya adalah janji untuk membayar, tetapi yang satu menguntungkan si pemberi riba, satunya lagi menguntungkan rakyat banyak.”

1922: 

Kutipan Presiden Theodore Roosevelt yang meninggal tahun 1919 muncul di harian New York Times tanggal 27 Maret,

“Para bankir internasional dan Standard Oil Rockefeller mengendalikan mayoritas surat kabar, dan mereka mengusir para pegawai yang menolak bersekongkol untuk menutupi korupsi dan kekuatan tak terlihat mereka di pemerintahan.”

Menurut Walikota New York, John Hylan, “Penguasa sebenarnya Republik ini adalah Standard Oil Rockefeller bersama sekelompok kecil bankir internasional. Kelompok ini menjalankan pemerintahan Amerika demi kepentingan pribadi mereka. Mereka mengontrol kedua belah partai politik, menulis platform politik, dan menentukan siapa yang akan menjadi pemimpin… Mereka mengontrol mayoritas surat kabar dan majalah di negeri ini.”

1923: 

Presiden Warren Harding mati secara misterius. Penyebabnya mungkin keracunan maupun stroke, tetapi jenazahnya tidak pernah diotopsi. Wapres Calvin Coolidge menggantikannya dan melanjutkan kebijakan penurunan pajak dan peningkatan tarif impor.

Kebijakan mereka berhasil mengurangi beban hutang pemerintah Federal selama Perang Dunia I sebesar 38% menjadi tinggal 16 milyar dolar. Sejak saat itu Federal Reserve mulai membanjiri perekonomian dengan kredit murah, dan suplai uang tumbuh 62%.

1924: 

Menjelang kematiannya, Woodrow Wilson berkata, “Saya secara tak sengaja telah menghancurkan negara saya.”

1927: 

Bulan Juli, Gubernur Bank of England Montagu Norman, Benjamin Strong dari Federal Reserve, dan Dr. Hjalmar Scharcht dari Reichsbank (Jerman) mengadakan pertemuan. Montagu Norman ingin agar emas Inggris yang mengalir ke Amerika selama Perang Dunia I dikembalikan ke Inggris.

1929: 

Bulan April, Paul Warburg mengirimkan peringatan ke kroni-kroninya bahwa depresi sudah direncanakan pada akhir tahun ini. Para pemain raksasa Wall Street seperti John D. Rockefeller, J.P. Morgan, Joseph Kennedy, Bernard Baruch, dll keluar sama sekali dari bursa saham, dan menyimpan uang mereka dalam bentuk uang tunai maupun emas.

Bulan Agustus, Federal Reserve mulai memperketat suplai uang. Pada 24 Oktober bankir besar New York memanggil kembali piutang 24 jam mereka. Artinya broker saham dan pelanggan mereka harus menjual saham mereka untuk menutupi hutang mereka, tak peduli berapa pun harga saham saat itu.

Bursa saham crash pada hari itu (The Black Thursday).

Federal Reserve mengklaim mereka akan melindungi negara dari depresi dan inflasi, namun mereka terus mengurangi suplai uang. Antara 1929 sampai 1933, mereka mengurangi suplai uang sebesar 33%.

Dalam beberapa minggu sejak crash, 3 milyar dolar kekayaan menguap. Dalam waktu satu tahun, 40 milyar dolar menghilang. Tentu saja, uang ini tidak benar-benar hilang, tapi cuma berpindah tangan ke sekelompok kecil orang, seperti yang sudah mereka rencanakan. Sebagai contoh, Joseph Kennedy (ayah John F. Kennedy), pada tahun 1929 memiliki kekayaan 4 juta dolar. Pada tahun 1935, kekayaannya sudah mencapai lebih dari 100 juta dolar.

Para bankir dan kroni-kroninya yang sebelumnya sudah membeli emas sebelum crash mengirimkan emas tersebut ke London. Artinya uang kerugian dari kebanyakan rakyat Amerika tidak menghilang, uang tersebut cuma berpindah tangan.

Uang tersebut kemudian digunakan di negara lainnya, terutama lebih dari 30 milyar dolar untuk membangun kembali Jerman atas kehancuran yang terjadi pada masa Perang Dunia I, dan untuk mempersiapkan Perang Dunia II. Menurut Louis McFadden, Ketua House Banking & Currency Committee antara tahun 1920–1931,

“Pasca Perang Dunia I, Jerman jatuh ke tangan Bankir Internasional. Bankir tersebut membeli dan mengontrol industri, tanah, hasil produksi, dan fasilitas publik lainnya. Mereka juga membiayai Adolf Hitler untuk mengancam pemerintahan Bruening yang mulai membangkang.”

Baca lanjutannya: Sejarah dan Asal Usul Uang: Federal Reserve dan Institusi Iblis (Bagian 2)

Related

History 7140822137240862468

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item