Sejarah dan Asal Usul Uang: Konspirasi di Balik Lahirnya Federal Reserve (Bagian 2)

Naviri Magazine - Uraian ini adalah lanjutan uraian sebelumnya ( Sejarah dan Asal Usul Uang: Konspirasi di Balik Lahirnya Federal Reserve - ...


Naviri Magazine - Uraian ini adalah lanjutan uraian sebelumnya (Sejarah dan Asal Usul Uang: Konspirasi di Balik Lahirnya Federal Reserve - Bagian 1). Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik, sebaiknya bacalah uraian sebelumnya terlebih dulu.

1914: 

Permulaan perang dunia I. Rothschild Jerman meminjamkan uang kepada Jerman, Rothschild Inggris meminjamkan uang kepada Inggris, dan Rothschild Prancis meminjamkan uang kepada Prancis.

Satu tahun sejak diluluskannya Undang-Undang Federal Reserve, salah satu Representatif, Charles Lindbergh Sr., mengatakan bahwa Federal Reserve menciptakan “siklus bisnis” dan memanipulasinya untuk keuntungan pribadi. Dia berkata,

“Untuk menciptakan harga tinggi, Federal Reserve hanya perlu untuk menurunkan suku bunga… menciptakan ekspansi kredit dan kenaikan harga saham, kemudian saat para pedagang dan pengusaha mulai terbiasa dengan keadaan ini… mereka akan menaikkan suku bunga dan mulai menuai rezeki.”

Mereka bisa menyebabkan pendulum naik dan turun dengan lambat dan teratur dengan mengubah suku bunga secara perlahan, ataupun menciptakan kekacauan dan fluktuasi besar dengan merubah suku bunga dalam rentang yang lebih lebar. Apa pun pilihannya, mereka selalu memiliki informasi dalam yang bisa mereka gunakan untuk kepentingan pribadi mereka. Ini adalah keuntungan paling kuat, paling berbahaya, yang pernah diberikan kepada sekelompok pihak swasta oleh Pemerintah.

Sistem ini benar-benar privat, dirancang dengan tujuan satu-satunya adalah memberikan keuntungan maksimal dengan menggunakan uang orang lain. Mereka selalu tahu terlebih dahulu kapan akan terjadi kepanikan. Mereka juga selalu tahu kapan harus mengakhiri kepanikan. Inflasi dan deflasi sama menguntungkannya bagi mereka yang bisa mengendalikan keuangan.

1915: 

J.P. Morgan menjadi agen penjualan “Dewan Material Perang” bagi Inggris dan Prancis yang sedang berperang, dan menjadi konsumen terbesar di planet ini, menghabiskan 10 juta dolar per hari. Selain dia, Presiden Woodrow Wilson juga menunjuk Bernard Baruch menjadi kepala “Dewan Industri Perang.”

Menurut sejarawan James Perloff, Bernard Baruch dan keluarga Rockefeller mendapatkan keuntungan sekitar 200 juta dolar pada masa Perang Dunia I.

Kebanyakan orang percaya untuk menjaga efektifitas suplai uang, maka uang harus di-backing oleh benda berharga seperti emas. Namun, siapa yang akan mengontrol emas? Wakil partai Republik, Charles Lindbergh, berkata, “Federal Reserve sudah mendominasi kepemilikan emas dan sertifikat emas.”

1916: 

Presiden Wilson mulai menyadari tingkat kerusakan yang dia lakukan kepada Amerika dengan menciptakan Federal Reserve. Dia berkata,

“Kita telah menjadi salah satu pemerintahan terburuk yang ada dalam peradaban, bukan lagi pemerintahan yang memiliki kebebasan berpendapat, bukan lagi pemerintahan yang dijalankan oleh mayoritas suara, tetapi sebuah pemerintahan yang didominasi oleh sekelompok kecil orang. 

“Sebagian orang-orang besar di Amerika, di dunia perdagangan dan manufaktur, sedang takut akan sesuatu. Mereka tahu ada sebuah kekuatan yang begitu terorganisir, begitu tak terlihat, begitu rumit, dan mereka sebaiknya tidak bicara terlalu keras kalau ingin mengutukinya.”

1917: 

Jacob Schiff menghabiskan 20 juta dolar untuk membiayai Revolusi Rusia. Keluarga bankir ini masih belum memaafkan Tsar Rusia karena dua dosa besar yang dia lakukan, tidak mengizinkan pendirian bank sentral di Rusia, dan dukungan Tsar kepada Lincoln saat perang sipil.

Secara umum, orang mempercayai bahwa Komunisme adalah kebalikan dari Kapitalisme, jadi mengapa para kapitalis mendukungnya? Berikut ini penjelasan Gary Allen, seorang peneliti, mengenai Revolusi Rusia:

“Kalau Anda mengerti bahwa sosialisme bukanlah program bagi-bagi kekayaan, melainkan sebuah metode untuk mengkonsolidasikan kekayaan, maka paradoks mengapa orang-orang super kaya mempromosikan sosialisme tidak lagi sebuah paradoks. Sebaliknya, itu benar-benar masuk akal. Komunisme, atau lebih tepatnya sosialisme, bukanlah pergerakan yang dimulai oleh kalangan kelas bawah, melainkan oleh kaum elit ekonomi.”

1919: 

Bulan Januari, Konferensi Perdamaian Paris dimulai paska Perang Dunia I. Para bankir menempatkan Pemerintahan Dunia (World Government) sebagai agenda utama mereka. Paul Warburg dan Bernard Baruch menghadiri bersama Presiden Wilson. Sayangnya, dunia belum siap dengan gagasan penghilangan batas negara, jadi rencana mereka untuk sementara gagal.

Rencana Pemerintahan Dunia ini disebut dengan Liga Bangsa-Bangsa. Walaupun ada negara yang menerimanya, Kongres Amerika menolak. Tanpa dukungan dan persetujuan dari Departemen Keuangan, para bankir gagal mendirikan Liga Bangsa-Bangsa.

Related

History 6881488815324468539

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item