Sejarah Dinasti Rothschild: Zionisme dan Awal Mula Pembentukan Israel
Naviri Magazine - Keluarga Rothschild ada di balik aksi Zionisme hingga pembentukan negara Israel sejak awal. Dengan kekuasaan, kekayaan, d...
https://www.naviri.org/2021/04/sejarah-dinasti-rothschild-zionisme-dan.html
Naviri Magazine - Keluarga Rothschild ada di balik aksi Zionisme hingga pembentukan negara Israel sejak awal. Dengan kekuasaan, kekayaan, dan pengaruh, ditunjang kelicikan luar biasa, dinasti Rothschild terus menjalankan agenda-agenda tersembunyi mereka dalam berbagai cara.
Artikel ini lanjutan artikel sebelumnya (Sejarah Dinasti Rothschild: Rahasia Tersembunyi Karl Marx dan Friedrich Nietzsche). Disusun dalam bentuk kronologi, artikel ini didasarkan pada buku The History of Money Changers yang ditulis Andrew Hitchcock.
1861:
Presiden Abrahan Lincoln mencari pinjaman dari bankir New York. Atas pengaruh dari Rothschild, bank-bank menawarkan pinjaman dengan bunga sangat tinggi, 24 sampai 36%.
Lincoln memutuskan untuk mencetak uang bebas hutangnya sendiri.
1862:
Bulan April, uang sebanyak $449.338.902,- bebas hutang dicetak dan didistribusikan. Lincoln berkata, “Kita memberi rakyat di Republik ini berkat terbesar yang pernah mereka miliki, uang kertas milik mereka untuk membayar hutang-hutang mereka.”
1863:
Presiden Lincoln mengetahui bahwa Tsar Russia, Alexander II (1855–1881) juga memiliki masalah dengan Rothschild karena tidak mengizinkan usaha mereka untuk mendirikan bank sentral di Rusia. Tsar kemudian membantu Lincoln dengan mengirim kapal perangnya di San Fransisco sebagai peringatan bagi Inggris dan Prancis untuk tidak ikut campur dalam perang sipil Amerika.
Bank Rothshild di Naples, Italia, C.M. de Rothschild e figli, ditutup karena unifikasi Italia. Rothshild menggunakan salah seorang anggotanya, John D. Rockefeller, untuk mendirikan sebuah perusahaan minyak bernama Standard Oil, yang akhirnya mengambil alih semua kompetitornya.
1865:
Di depan Konggres, Presiden Lincoln berkata, “Saya menghadapi dua musuh besar, pasukan Negara Bagian Selatan di depan, dan institusi finansial di belakang. Dari keduanya, yang di belakang itulah yang paling berbahaya.”
Tanggal 14 April, Lincoln mati dibunuh, 2 bulan sebelum berakhirnya perang sipil Amerika.
Keturunan keluarga Rothschild, Jacob Schiff, menuju Amerika pada usia 18 tahun, dengan instruksi untuk mendirikan sebuah bank sentral kembali di Amerika. Misi Jacob adalah sebagai berikut:
- Mengontrol sistem keuangan Amerika dengan mendirikan bank sentral.
- Temukan orang-orang, yang bila dibayar, akan melayani tujuan Illuminati dan mempromosikannya di pemerintahan Federal, Kongres, Kejaksaan, dan agen-agen federal lainnya.
- Ciptakan perselisihan di dalam negara, terutama dengan menargetkan para kulit putih dan kulit hitam
- Ciptakan gerakan penghancuran agama di Amerika, terutama agama Kristiani.
Nathaniel de Rothchild menjadi anggota parlemen untuk Aylesbury di Buckinghamshire.
1868:
Jacob Mayer Rothschild meninggal, tak lama setelah membeli Chateau Lafite, satu dari empat estate paling mahal di Prancis. Dia adalah anak terakhir Mayer Amschel Rothschild yang meninggal.
1870:
Nathaniel de Rothschild meninggal.
1871:
Seorang jenderal Amerika bernama Albert Pike, yang telah menjadi anggota Illuminati atas pengaruh Guiseppe Mazzini, menyelesaikan cetak birunya untuk rancangan tiga perang dunia mendatang.
Perang dunia I adalah perang untuk menghancurkan Tsar Rusia, seperti yang pernah dijanjikan Nathan Rothschild tahun 1815. Tsar akan digantikan oleh komunisme yang akan digunakan untuk menyerang agama, terutama Kristiani. Perbedaan antara kekaisaran Inggris dan Jerman akan digunakan sebagai penyebab perang ini.
Perang dunia II didasari oleh kontroversi antara fasisme dan politik zionisme dengan pembunuhan orang Yahudi sebagai pemancing kebencian orang terhadap Jerman. Perang ini dirancang untuk menghancurkan fasisme (yang juga dirancang Rothschild) dan meningkatkan pengaruh politik para Zionis. Tujuan lain adalah untuk meningkatkan pengaruh komunisme ke level yang bisa menandingi kekuatan Kristiani.
Perang dunia III dirancang dengan menciptakan kebencian terhadap dunia Muslim dengan menempatkan mereka untuk berperang melawan kekuatan Zionis. Saat itu terjadi, negara-negara lain di dunia akan terpaksa berperang satu sama lain dengan menyebabkan kehancuran bagi mental, fisik, spiritual, dan ekonomi mereka.
Pada 15 Agustus 1871, Albert Pike menulis sebuah surat (sekarang dikatalogkan di British Museum) kepada Guiseppe Mazzini, dan dia berkata,
“Kita perlu melepaskan para nihilis dan atheis, dan kita akan memprovokasi sebuah katalis besar sosial yang akibatnya akan ditunjukkan dengan jelas kepada semua negara. Mereka akan merasakan efek absolut atheisme, asal muasal penderitaan dan kerusuhan berdarah terbesar. Setelah itu, orang-orang akan terpaksa melindungi diri mereka terhadap kelompok minoritas dari revolusioner dunia, dan akan mulai membinasakan para penghancur peradaban.
“Para Kristiani yang saat itu akan menghadapi hilangnya semangat, kepemimpinan, dan timbulnya kekhawatiran terhadap keyakinan mereka, akan kehilangan arah kepada siapa mereka harus percaya, akan mendapatkan cahaya sejati lewat manifestasi universal doktrin suci Lucifer. Sebuah manifestasi yang akan membawa sebuah pergerakan di mana Kristiani dan Atheisme, kedua-duanya akan ditaklukkan dan dihilangkan pada saat yang sama.”
1872:
Sebelum kematiannya, Guiseppe Mazzini menjadikan pimpinan revolusioner bernama Adrian Lemmy sebagai penggantinya. Lemmy di kemudian hari akan digantikan oleh Trotsky, setelah itu Stalin. Semua aktivitas orang-orang ini dibiayai oleh keluarga Rothschild.
1873:
Akibat mengalami kerugian, pertambangan tembaga Rio Tinto di Spanyol dibeli oleh sekelompok orang asing, termasuk Rothschild. Pertambangan itu adalah salah satu sumber tembaga terbesar di Eropa.
1875:
Jacob Schiff mengambil alih bank Kuhn, Loeb & Co. Dia juga membiayai Standard Oil John Rockefeller, bisnis rel kereta api Edward Harriman, dan bisnis baja Andrew Carnegie. Semuanya dengan dukungan dana dari Rothschild.
Lionel De Rothschild memberikan pinjaman kepada Perdana Menteri Benjamin Disraeli, supaya Inggris sanggup membeli saham kepemilikan Terusan Suez dari Khedive Said, Mesir. Hal ini dilakukan karena Rothschild memerlukan akses rute itu di bawah kendali pemerintah yang bisa mereka kontrol, mereka memanfaatkan militer pemerintah untuk melindungi kepentingan bisnis mereka di Timur Tengah.
1879:
Lionel Rothschild meninggal.
1880:
Agen-agen Rothschild memulai program pembunuhan massal terhadap orang Yahudi di Rusia, Polandia, Bulgaria, dan Romania. Dua juta orang kemudian mengungsi ke berbagai tempat, kebanyakan berpindah ke Amerika, ke New York, Chicago, Philadelphia, Boston, dan Los Angeles.
Mereka berhasil mendatangkan banyak orang Yahudi ke Amerika, yang setelah itu, akan dididik untuk menjadi pemilih partai Demokrat. 20 tahun kemudian, mereka memiliki basis pemilih Partai Demokrat yang sangat besar di Amerika, dan berhasil mengangkat anak didik Rothschild, Woodrow Wilson, menjadi Presiden Amerika.
1881:
Edmond James de Rothschild mendapatkan seorang anak laki-laki, Maurice de Rothschild.
1886:
Bank Rothschild Prancis, de Rothschild Freres mendapatkan sejumlah besar ladang minyak Rusia, dan membentuk Caspian and Black Sea Petroleum Company, yang dalam waktu singkat menjadi perusahaan minyak terbesar nomor dua.
1887:
Penyelundup opium di Cina, Edward Albert Sassoon, menikahi Aline Caroline de Rothschild, cucu Jacob Mayer Rothschild. Ayah Aline, Gustave, bersama saudaranya, Alphonse, mengambil alih cabang Rothschild Prancis setelah ayah mereka, Jacob, meninggal.
Rothschild membiayai penggabungan tambang diamond Kimberley di Afrika Selatan. Mereka kemudian menjadi pemegang saham terbesar perusahaan ini, De Beers, dan mulai menambang batu mulia di Afrika dan India.
1891:
Pimpinan Partai Buruh Inggris membuat pernyataan berikut mengenai Rothschild, “Penyedot darah ini adalah penyebab berbagai penderitaan di Eropa selama abad ini, dan mengumpulkan kekayaan yang amat besar lewat rekayasa perang antar negara yang sebenarnya tidak perlu terjadi. Setiap kali ada keributan di Eropa, rumor bahwa akan terjadi perang akan membawa kecemasan dan ketakutan kepada warga, Anda bisa yakin bahwa Rothschild selalu ada di baliknya.”
Komentar semacam itu membuat gusar keluarga Rothschild, dan di akhir abad ini mereka membeli agensi berita Reuters untuk mengendalikan media.
1895:
Edmond James de Rothschild mengunjungi Palestina, dan kemudian menyediakan anggaran untuk membentuk negara Yahudi pertama, untuk memenuhi tujuan jangka panjang mendirikan sebuah negara sendiri oleh Rothschild.
1897:
Rothschild memprakarsai Kongres Zionis untuk mempromosikan Zionisme (sebuah pergerakan politik untuk memindahkan semua orang Yahudi ke sebuah negara Yahudi), dan mempersiapkan acara tersebut di Munich, Jerman. Namun karena penolakan oleh orang Yahudi Jerman lokal yang merasa bahagia di sana, pertemuan ini dipindahkan ke Basle, Swiss, dan berlangsung tanggal 29 Agustus.
Pertemuan itu diketuai seorang Yahudi Askhenazi, Theodor Herzl, dan dia berkata, “Sangat esensial bahwa penderitaan orang Yahudi… harus diperburuk… Ini akan membantu realisasi dari rencana kita… Saya memiliki sebuah rencana yang bagus… Saya akan memulai kampanye anti-Semit untuk menyita kekayaan orang Yahudi… para pengikut anti-Semit akan membantu kita dengan menyiksa dan menekan orang Yahudi. Para anti-Semit akan menjadi teman terbaik kita.”
Herzl kemudian diangkat sebagai Presiden organisasi Zionis yang menggunakan tanda heksagram dari Rothschild sebagai bendera Zionis yang 51 tahun kemudian menjadi bendera Israel.
Edward Henry Harriman menjadi Direktur dari Union Pasific Railroad, dan kemudian mengambil alih Southern Pacific Railroad. Semuanya dibiayai dengan dana dari Rothschild.
Baca lanjutannya: Sejarah Dinasti Rothschild: Dari Perebutan Palestina Sampai Revolusi Rusia