Gunung Es Sebesar Pulau Madura Pecah, Ini Dampaknya bagi Dunia


Naviri Magazine - Bongkahan es yang sangat besar terlihat lepas dari Antartika dan kini melayang ke Laut Weddell. Badan Antariksa Eropa (ESA) mengklaim gunung es yang mengapung tersebut menjadi yang terbesar di dunia.

Gunung es A-76 yang baru lahir ditangkap penampakannya oleh satelit misi Copernicus Sentinel-1, kata ESA Rabu. Badan antariksa mengatakan bahwa luas permukaan gunung es adalah 1.668 mil persegi, berukuran panjang 106 mil dan lebar 15 mil.

Dengan panjang sekitar 170 km dengan lebar 25 km, serta luas 4.320 km persegi. Luas gunung es tersebut hampir menyamai Pulau Madura yang menurut data di Wikipedia seluas 4.429 km persegi.

A-76 memisahkan diri dari sisi barat Rak Ronne Ice Shelf, salah satu lapisan es Antartika terbesar. Gunung es itu pertama kali ditemukan oleh Dr. Keith Makinson dan Survei Atlantik Inggris dan dikonfirmasi oleh U.S. National Ice Center menggunakan citra Copernicus Sentinel-1.

Lahirnya gunung es A-76 sekaligus mendorong gunung es A-23A seluas 1.305 mil persegi dan juga mengapung di Laut Weddell, menjadi gunung es terbesar kedua di dunia.

Iceberg A68a, yang pernah menjadi yang terbesar di dunia, bertabrakan dengan pulau terpencil di Atlantik Selatan November lalu, mengancam rumah ribuan penguin dan satwa liar lainnya, tetapi pecah menjadi potongan-potongan kecil sebelum mencapai pulau itu. Gunung es itu berukuran panjang sekitar 93 mil dan lebar 30 mil.

Ted Scambos, seorang ahli glasiologi penelitian di Universitas Colorado di Boulder, mengatakan kepada Reuters bahwa melahirkan anak ini tampaknya tidak terkait dengan perubahan iklim.

Scambos mengatakan bahwa lapisan es sudah terapung di laut sebelum pecah, sehingga kejadian tersebut tidak menaikkan permukaan laut, sedangkan gletser dan lapisan es, yang ditemukan di darat, memang menaikkan permukaan laut saat mereka pecah ke laut.

Dia menambahkan bahwa Ronne Ice Shelf telah "dalam mode kuasi-periodik yang stabil" selama seabad terakhir.

Namun para ilmuwan yakin kehancuran cepat beberapa gunung es besar dalam beberapa tahun terakhir mungkin terkait dengan pemanasan global yang sekarang lebih sering terjadi. Hanya dalam beberapa tahun terakhir, para peneliti menjadi waspada di beberapa daerah di Antartika yang menunjukkan tanda-tanda ketidakstabilan karena iklim yang memanas dan arus laut serta atmosfer yang bergeser.

Related

News 7478748299251246622

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item