Kisah Kakek Tunarungu di Payakumbuh yang Simpan 9 Karung Berisi Uang di Rumahnya


Naviri Magazine - Seorang kakek penyandang tunarungu Kota Payakumbuh, bernama Palyuri alias Pak Biok, 81 tahun, menyimpan 9 karung uang kertas dan logam. Uang tersebut ia simpan di rumahnya yang sederhana tempat dia tinggal di RT II/RW II, Padang Kaduduak, Kelurahan Tigo Koto Diateh.

Dari 9 karung uang yang disimpan Pak Biok, baru 1 karung yang selesai dihitung. Kisah Pak Biok menyimpan berkarung-karung uang di rumahnya ini mendadak viral di media sosial, setelah Lurah Tigo Koto Diateh, Musleniyetti, mendatangi rumah Pak Biok.

Awalnya, aparatur kelurahan yang didampingi Bhabinkamtibas, Brigadir Riko, datang ke rumah Pak Biok untuk merespons postingan seorang pengguna Facebook.

Dalam postingannya, pengguna Facebook yang diketahui merupakan pegiat literasi itu menceritakan tentang keadaan Pak Biok yang membutuhkan perhatian. Untuk merespons hal ini, Lurah Musleniyetti, mendatangi Pak Biok yan tinggal sendirian di rumahnya.

Menurut Musleniyetti, pemerintah sebenarnya sudah memperhatikan Pak Biok. Bahkan, Pak Biok termasuk penerima bantuan dari Kementerian Sosial (Kemensos). Hanya saja, dalam kesehariannya, Pak Biok memang sedikit tertutup.

Lantaran di media sosial Pak Biok disebut membutuhkan perhatian, Lurah Musleniyetti bersama aparatur kelurahan dan Bhabinkamtibmas mendatangi rumah Pak Biok. Awal didatangi Lurah, Pak Biok tidak mau keluar dari rumahnya.

Melihat hal itu, beberapa warga yang tinggal di sekitar rumah Pak Biok, termasuk sepupunya bernama Bu Zainab, berupaya memanggil Pak Biok. Lantaran Pak Biok tidak keluar dari rumahnya, warga kemudian membuka pintu rumah tersebut.

Namun, pintu rumah Pak Biok saat itu hanya dapat dibuka selebar 13 sentimeter saja. Ini karena pintu rumah terhalang oleh tumpukan kain dan karung yang disusun Pak Biok sampai ke loteng.

Dengan kondisi pintu rumah Pak yang sulit dibuka itu, Lurah Musleniyetti dan aparatur Kelurahan Tigo Koto Diateh, tetap mencoba masuk ke rumah tersebut. Tujuan awal Bu Lurah ini, hanya untuk berkomunikasi dan membantu Pak Biok membersihkan rumahnya.

Awalnya, sulit bagi Bu Lurah untuk meyakinkan Pak Biok, agar mau membersihkan karung-karung dan pakaian yang sudah menumpuk di dalam rumahnya. Namun, setelah mencoba berkomunikasi, akhirnya Pak Bio manut dengan Bu Lurah.

Namun, alangkah kagetnya Bu Lurah dan aparatnya, saat melihat setiap kain yang dikeluarkan di rumah Pak Biok, selalu terselip sejumlah uang di sakunya. Begitu pula di tumpukan karung, juga terselip banyak uang.

Tidak hanya Lurah, Bhabinkamtibmas, dan aparatur Kelurahan Tigo Koto Di Ateh saja yang kaget dengan penemuan uang di rumah Pak Biok. Keluarga dekat Pak Biok, seperti Bu Zainab, juga tak demikian. Mereka tidak menyangka, Pak Biok menyimpan uang dalam tumpukan kain di dalam rumahnya.

Singkat cerita, setiap uang yang ditemukan dalam lipatan kain di rumah Pak Biok dikumpulkan oleh Lurah dengan disaksikan Bhabinkamtibmas, warga dan pihak keluarga. Awalnya, uang yang dikumpulkan itu jumlahnya hanya satu karung.

Satu Karung Rp80 Juta Dihitung 3 Hari

Uang sebanyak satu karung yang dikumpulkan di rumah Pak Biok pada hari itu kemudian dibawa ke Bank Nagari Payakumbuh untuk dihitung. Butuh tiga hari bagi petugas dan relawan menghitung uang-uang ini, hingga akhirnya diketahui uang Pak Biok yang satu karung itu mencapai Rp80 juta lebih.

Lebih mengejutkan lagi, pada saat hari terakhir beres-beres di rumah Pak Biok, Lurah Musleniyetti bersama Bhabinkamtibmas Bripka Eko Sandra dan warga setempat berhasil mengumpulkan total sebanyak 9 karung uang kertas dan logam.

Ditambah 1 karung uang yang sudah tidak bisa ditukarkan karena dimakan tikus dan kecoak.

“Bahkan ada uang dari tahun 1971 yang disimpannya, sudah lama sekali disimpan,” kata Lurah Musleniyetti kepada wartawan.

Uang milik Pak Biok yang baru dihitung pada Selasa hingga Jumat lalu ada sebanyak 1 karung dengan total Rp80 juta lebih. Uang tersebut sudah disetorkan ke Bank Nagari.

Sementara 8 karung lagi terdiri dari 5 karung pecahan uang logam, dan 3 karung uang kertas belum dihitung, rencananya, lurah dan pihak keluarga Biok akan menghitungnya dalam waktu dekat.

“Estimasi kami, total tabungan Pak Biok mencapai lebih dari Rp100 juta,” ungkap Lurah Musleniyetti.

Soal dari mana uang Pak Biok, hingga berita ini rampungkan belum diperoleh informasi. Saat ini pihak kelurahan masih fokus membantu menghitung uang Pak Biok.

Related

News 5473132659494706067

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item