Pedagang Malioboro Hendak Gugat Netizen yang Viral karena Protes Harga Pecel Lele Mahal


Naviri Magazine - Asosiasi pedagang merasa dirugikan, dengan dalih lokasi warung yang dikeluhkan wisatawan di TikTok itu secara administratif keluar sedikit dari wilayah resmi Malioboro.

Video viral wisatawan domestik mengeluh pecel lele di objek wisata Malioboro, Yogyakarta terlalu mahal rupanya bikin perkumpulan pedagang panas. Dalam sehari sejak video tersebut memancing perdebatan di internet, Paguyuban Lesehan Malam Malioboro langsung menyatakan sikap. 

Mereka keberatan dengan keluhan yang viral itu, karena warung yang dimaksud secara administratif sudah keluar sedikit dari wilayah Malioboro. Karena itu, paguyuban lesehan memberi dua pilihan kepada wisatawan terkait: segera bikin klarifikasi atau mereka laporkan ke polisi.

"Teman-teman merasa dirugikan dengan statement mbaknya yang pengin viral itu mungkin. Teman-teman berencana, kalau tidak segera ditarik atau klarifikasi akan kita gugat balik karena mencemarkan nama Malioboro. Itu di luar Malioboro, tetapi yang disebut di Malioboro," ujar Ketua Paguyuban Lesehan Malam Malioboro, Sukidi.

Video tersebut diunggah akun TikTok @aulroket. “Makan pecel lele di Jogjakarta harganya ga masuk akal!” tulisnya. 

Perempuan di video tersebut menceritakan bagaimana ia merasa tertipu meski sudah menanyakan harga sebelum makan. Harga 20 ribu untuk seekor lele goreng dan 7 ribu untuk seporsi nasi ternyata belum termasuk lalapan dan sambal. Total, ia mengeluarkan 37 ribu yang menurutnya tidak setimpal untuk nasi lele goreng.

Di internet, keluhan ini mayoritas disambut dengan suara setuju. “Di malioboro emang mahal2 mas, orang Jogja aja jarang beli makan di sana. Kalau agak melipir ke daerah taman siswa, taman sari atau jalan parangtritis,” imbuh salah satu komentator.

Sukidi menyebut, warung yang dimaksud berlokasi di Jalan Perwakilan, salah satu gang yang bisa ditembus dari Jalan Malioboro. Ia menjelaskan, Jalan Malioboro dikelola UPT Malioboro di bawah Dinas Kebudayaan Yogyakarta, sedangkan Jalan Perwakilan diatur kecamatan setempat. Karena perbedaan wilayah administratif ini, Sukidi menganggap video tersebut sudah salah memberi informasi karena warung pecel lele yang mahal bukan di Malioboro.

Sejauh ini belum ada informasi apakah ancaman gugatan hukum dari paguyuban lesehan akan bikin pemerintah setempat turun tangan atau mengadakan mediasi.

Keluhan tentang harga yang lebih mirip pemalakan sudah bolak-balik terjadi di Yogyakarta. Rata-rata disebabkan oleh ketidakjujuran antara harga di menu dan di nota, atau karena harga tidak dipajang. Pada 2019 misalnya, pernah ada pengunjung yang protes ketika mobil parkir ditarif Rp35 ribu, padahal harga tertera di karcis hanya Rp10 ribu. 

Di tahun yang sama, seorang wisatawan lain keberatan dengan harga gudeg di lesehan depan Pasar Beringharjo, masih di Kawasan Malioboro. Keluhan serupa juga muncul beberapa kali pada 2017 dan membuat salah satu lesehan yang diadukan ditutup oleh UPT Malioboro. 

Related

News 3496891974433523751

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item