Kaitan Misterius Antara Stephen Hawking, Albert Einstein, dan Galileo


Naviri Magazine - Stephen Hawking, Albert Einstein, dan Galileo Galilei, adalah tiga nama besar yang menjadi tonggak-tonggak penting ilmu pengetahuan umat manusia. Galileo hidup pada masa tiga abad yang lalu, dan dia dikenal sebagai ilmuwan terkemuka di zamannya. 

Albert Einstein dikenal sebagai ilmuwan terbesar pada abad ke-20, sementara Stephen Hawking adalah ahli fisika terbesar abad terkini.

Yang menarik, tiga tokoh besar itu memiliki kaitan yang bisa dibilang misterius. Stephen Hawking lahir pada hari kematian Galileo Galilei, dan meninggal dunia pada hari lahirnya Albert Einstein.

Stephen Hawking meninggal dunia pada Rabu, 14 Maret 2018, di Cambridgshire, Inggris. Putra-putrinya mengonfirmasi wafatnya astrofisikawan terkemuka berumur 76 tahun itu.

"Kami berduka karena kehilangan ayah yang amat kami cintai," kata Lucy, Robert, dan Tim, anak-anak mendiang Hawking, seperti dilansir laman The Guardian.

Seperti yang disebut tadi, hari wafatnya Stephen Hawking bertepatan dengan hari kelahiran Albert Einstein. Fisikawan mahsyur asal Jerman yang mendapat penghargaan Nobel itu lahir pada 14 Maret 1879. Entah kebetulan atau tidak, yang jelas itulah faktanya.

Albert Einstein lahir di Ulm, Kerajaan Württemberg, Kekaisaran Jerman. Sama seperti Hawking, Einstein adalah seorang fisikawan teoretis dan dianggap sebagai ilmuwan terbesar sepanjang abad ke-20. Dia mengemukakan teori relativitas dan banyak menyumbang bagi pengembangan mekanika kuantum, mekanika statistika, dan kosmologi.

Einstein dianugerahi Penghargaan Nobel dalam Fisika pada tahun 1921 untuk penjelasannya tentang efek fotolistrik dan "pengabdiannya bagi Fisika Teoretis". Setelah teori relativitas umum dirumuskan, Einstein terkenal ke seluruh dunia, pencapaian yang tidak biasa bagi seorang ilmuwan.

Pada masa tuanya, popularitas Einstein melampaui ketenaran semua ilmuwan dalam sejarah. Dalam budaya populer, kata Einstein dianggap bersinonim dengan kecerdasan atau bahkan genius. 

Wajahnya merupakan salah satu yang paling dikenal di seluruh dunia. Untuk menghargainya, sebuah satuan dalam fotokimia dinamai einstein, sebuah unsur kimia dinamai einsteinium, dan sebuah asteroid dinamai 2001 Einstein.

Tampaknya, hal menarik terkait Hawking tak hanya hari kematiannya yang bertepatan dengan hari kelahiran Einstein. Dia juga diketahui lahir pada tanggal yang sama dengan kematian Galileo Galilei, yakni 8 Januari.

Hakwing lahir 300 tahun setelah kematian fisikawan besar abad pertengahan itu, yakni pada 1942. Tak sedikit orang berpendapat bahwa Hawking merupakan reinkarnasi dari Galileo.

Menariknya lagi, ada banyak kesamaan di antara keduanya: sama-sama pernah berseteru dengan pemuka agama. Teori bumi mengitari matahari (heliosentris) Galileo tidak diterima oleh gereja. Begitu pun Hawking, Paus Franciskus I mempertanyakan sikap ateisme Hawking.

Hawking, yang menulis The Brief History of Time (1988) ini mengidap penyakit langka, yakni amyotrophical lateral sclerosis atau yang lebih dikenal dengan ALS sejak 50 tahun lalu. Hawking didiagnosis penyakit ALS pada umur 21 tahun. Saat itu, umurnya diprediksi tinggal 2 tahun. Namun, kenyataannya, dia mampu hidup hingga bertahun-tahun kemudian. Bahkan menjadi sangat populer.

ALS adalah penyakit saraf yang mematikan segala anggota gerak. Dalam kasus Hawking, hanya otak yang bekerja dan menyokong kehidupannya. Gejala awalnya seperti cedera saraf biasa: otot kram dan tegang. 

Gejala berlanjut hingga sulit untuk mengunyah, hingga kehilangan kemampuan menelan. Untuk memenuhi nutrisi sehari-hari, Hawking mendapat asupan melalui selang kecil ke mulutnya.

Related

Science 1248609206978755007

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item