Kisah Pablo Escobar, Raja Narkoba dari Kolombia yang Suka Beramal (Bagian 1)


Naviri Magazine - Pablo Escobar adalah gembong narkoba legendaris asal Kolombia, yang diburu para aparat negara, tapi dipuja oleh orang-orang miskin. Posisi unik yang mengingatkan kita pada Robin Hood itu menjadikan sosok Pablo Escobar menarik untuk dipelajari. Bahkan, hingga kini, orang-orang di Kolombia masih menjajakan poster wajah Pablo Escobar, seolah dia seorang tokoh semacam Che Guevara.

Ketika menjadi gembong narkoba, Pablo Escobar memiliki kekuasaan yang mengendaikan 80 persen perdagangan kokain di seluruh dunia. Dengan kekuasaan sebesar itu, dia pun mendapatkan kekayaan yang luar biasa dari perdagangan kokain. 

Dengan kekayaannya, Pablo Escobar tidak hanya menyuap dan membungkam banyak polisi, politisi, serta para hakim, tapi juga membagi-bagikannya kepada orang miskin di Kolombia. Karena itulah, banyak warga Kolombia yang memuja Pablo Escobar sebagai dermawan murah hati.

Bukti kedermawanan Pablo Escobar, misalnya, sering terlibat dalam pembangunan fasilitas umum seperti sekolah, lapangan olahraga, perumahan, dan pengembangan infrastruktur bagi masyarakat miskin kota. 

Karena menyukai olahraga, Pablo Escobar juga menggelontorkan uangnya untuk membangun berbagai fasilitas olahraga, misalnya untuk tim sepak bola anak-anak. Karena kenyataan itu, Pablo Escobar memiliki ikatan emosional yang kuat dengan warga miskin di sana.

Di sisi lain, sebagai gembong narkoba, Pablo Escobar juga penjahat yang kejam. Dia memerintahkan pembunuhan terhadap banyak orang, termasuk polisi, politisi, jurnalis, dan berbagai pejabat pemerintahan, yang mencoba melawan bisnis narkobanya. 

Nama lengkap Pablo Escobar adalah Pablo Emilio Escobar Gaviria. Ia lahir pada 1 Desember 1949 di sebuah pedesaan bernama Rionegro di wilayah Medellin, sebagai anak ketiga dari tujuh bersaudara. Ibunya, Hermilda, seorang guru sekolah dasar. Sedangkan ayahnya, Abel, seorang petani.

Karir kejahatan Escobar dimulai sebagai penjual ijazah palsu perguruan tinggi. Kemudian, Escobar juga sempat dituduh membunuh Diego Echavarría, seorang pemilik pabrik yang kaya di Envigado. Di kalangan pekerja kelas bawah, Diego Echavarría adalah sosok yang tidak disukai, karena sering memecat dan menggusur rumah para pekerja untuk perluasan properti miliknya.

Escobar menculik pemilik pabrik tersebut, dan meminta tebusan sebesar 50 ribu dolar. Namun, tubuh Diego Echavarría kemudian ditemukan di galian lubang, dekat rumah Escobar.

Tidak ada bukti yang menjelaskan bahwa Escobar yang membunuh Diego Echavarría. Namun, Escobar juga tidak pernah menyangkal tuduhan yang dialamat kepadanya, terkait kematian Diego Echavarría. Yang jelas, peristiwa itu kemudian meningkatkan pamor Escobar. Di mata pekerja kelas bawah, ia dianggap pahlawan karena berhasil menumbangkan penguasa lokal. Penduduk bahkan menjulukinya “El Doctor”, dan menjadikannya legenda setempat.

Sementara karir Escobar di dunia narkoba dimulai pada 1973, ketika Kolombia mulai menjadi pusat perdagangan narkoba yang memasok kebutuhan pasar Amerika.

Pada era 1970-an, Medellin menjadi tempat para sindikat kejahatan terorganisir, yang menghasilkan banyak uang dari penyelundupan berbagai jenis barang termasuk narkotika. Tetapi, di masa itu, narkotika belum menjadi barang jualan utama di Kolombia, khususnya di Medellin. 

Bahkan, sebelum 1973, sebagian besar kokain diproduksi di Chili, yang mendapat pasokan daun koka dari Peru dan Bolivia, sementara penyelundup Kolombia berperan sebagai penghubung ke Amerika Serikat.

Kemudian, pada 1973, produksi kokain beralih ke Medellin, ketika Jenderal Augusto Pinochet menguasai Chili. Pinochet mengakhiri bisnis kokain di Chili, dan para penyelundup Kolombia mengambil alih produksi kokain ke negaranya, khususnya ke Medellin. Sementara pasokan daun koka masih berasal dari Peru dan Bolivia.

Memasuki akhir 1970-an, kokain menjadi tren di Amerika Serikat, khususnya di kalangan anak muda. Karenanya, permintaan terhadap kokain pun meninggi, dan hal itu menjadikan Kolombia memiliki posisi sempurna untuk mengisi permintaan pasar di Amerika. Pada era itulah, Pablo Escobar mulai masuk ke dunia bisnis narkoba.

Tiga tahun setelah memasuki bisnis narkoba, Escobar sempat ditangkap ketika sedang melintasi perbatasan Ekuador. Waktu itu, dia kedapatan membawa 39 pin kokain, dan sedang berusaha menyuap petugas setempat. 

Seusai menjalani hukuman, Escobar kembali ke dunia narkoba, dan kiprahnya sebagai pedagang kokain terus meningkat. Terkait bisnisnya, Escobar pun kerap berurusan dengan kepolisian—baik ditangkap atau pun untuk menyuap. Yang jelas, ketika berusia 26 tahun, tabungan Escobar telah mencapai 3 juta dolar. 

Angka itu mungkin terdengar fantastis. Tetapi, menurut laporan Bussines Insider, pada pertengahan 1980-an dan bagian dari puncak kejayaaan mereka, kartel Medellin diperkirakan mampu meraup hingga 420 juta dolar per minggu, dan berarti sekitar 22 miliar dolar per tahun.

Baca lanjutannya: Kisah Pablo Escobar, Raja Narkoba dari Kolombia yang Suka Beramal (Bagian 2)

Related

International 4104632001422079924

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item