Benarkah Hukum Kedua Termodinamika Berkontradiksi dengan Teori Evolusi?


Naviri Magazine - Hukum Kedua Termodinamika (HKT) berbunyi: entropi di dalam sistem tertutup tidak bisa berkurang.

Kebanyakan orang lupa bagian: “dalam sistem tertutup”.

Sekarang, teori evolusi mana yang ingin dibahas? Apakah teori evolusi Darwin yang berdasar prinsip seleksi alam?

HKT justru mendukung seleksi alam. Apabila ada beberapa macam spesies (entropi rendah karena konfigurasi energi unik bermacam-macam), seiring waktu hanya spesies tertentu saja yang mampu bertahan (entropi tinggi karena konfigurasi energi menjadi merata dan sulit dibedakan secara makro).

Apabila masih kurang jelas, bayangkan sekarang kita punya banyak sekali jenis spesies. Seiring berjalannya waktu, banyak binatang yang punah. Katakanlah secara ekstrem karena manusia yang rakus, semua binatang di bumi punah, yang tersisa hanya manusia. Karena hanya 1 jenis spesies yang ada, entropinya maksimal. Ini contoh ekstrem, tapi kemungkinan jumlah spesies berkurang itu sangat tinggi, ini sama saja bilang entropinya naik.

Kalau dilihat dari sisi fisikanya juga sama. Setiap sistem yang dipengaruhi waktu akan mengalami evolusi. Sistem tersebut akan berubah. Perubahan ini dapat dideteksi lewat besaran makroskopis, misalnya temperatur. 

Misal kita mencampur beberapa unsur/senyawa, dan itu bereaksi (analogi spesies biologis yang saling berinteraksi). Campuran tersebut menyebabkan reaksi kimia (analogi seleksi alam) dan hasil akhirnya menyebabkan zat hasil reaksi (spesies yang lolos seleksi alam) dan sisa reaksi (unsur/senyawa awal yang tidak bereaksi). Entropinya bisa dicek lewat kestabilan temperatur. Entropinya akan bertambah.

Kemudian, kembali lagi ke premis awal syarat HKT berlaku, yaitu “dalam sistem tertutup”.

Seandainya kita membahas manusia kera saja, apakah itu bisa dianggap sistem tertutup? Tidak bisa, karena manusia kera berinteraksi dengan spesies lain. Apabila kamu secara ekstrem berasumsi bahwa kera berevolusi menjadi manusia (menjadi lebih spesifik) yang berarti entropinya turun, maka pernyataan kamu benar, namun tidak bisa digunakan untuk membantah HKT, karena sistem yang dibahas tidak tertutup.

(Meskipun begitu, sebagai catatan, teori evolusi tidak bilang bahwa manusia berasal dari kera. Ini hanya contoh ekstrem miskonsepsi umum).

Apabila ingin dikaitkan pada teori evolusi, kita harus definisikan sistem tertutupnya. Tidak bisa kita berasumsi sistemnya hanya terdiri dari satu spesies hewan, karena hewan berinteraksi dengan tumbuhan, matahari, air, dan lain-lain. Intinya, sistem yang kita bahas itu keseluruhan biosfir. Nah, kalau kita cek entropi keseluruhan biosfir, entropinya naik sesuai HKT tadi.

(Sedikit catatan lagi, asumsi biosfir merupakan sistem tertutup berdasarkan pertimbangan bahwa rentang waktu pengamatan biosfir tersebut jauh lebih kecil ketimbang usia tata surya. Jadi kita dapat menggunakan asumsi pada saat biosfir berevolusi, tata surya bersifat stagnan, yaitu intensitas matahari tidak berubah, orbit planet masih sama seperti sekarang. Karena kalau saat itu tata surya tidak stagnan, sistem kita harus lebih besar lagi, mungkin di level galaksi atau alam semesta).

Atau, yang diperdebatkan mungkin lebih ke periode teori evolusi dari tidak adanya makhluk hidup ke munculnya makhluk hidup? Itu juga tidak bisa membantah HKT maupun teori evolusi, karena satu fakta penting. Yaitu, setiap makhluk hidup yang bernyawa pasti akan mati.

Sumber energinya juga bisa dirunut. Energi dengan entropi terendah didapat dari matahari, kemudian alga dan tanaman memanfaatkan sekian persen energi tersebut untuk disimpan di konfigurasi tertentu, biasanya dalam bentuk ATP (jadi entropinya naik). 

Tanaman ini dikonsumsi hewan dan mengalami perubahan energi. Sekian persennya disimpan dalam bentuk lemak. Yang tidak disimpan, dipakai menjadi energi mekanis untuk bergerak. Yang tidak bisa dipakai, dibuang ke alam. Yang tidak bisa melakukan siklus perubahan energi akan mati. Sisa zat ini, baik dari jasad hewan yang mati, ataupun hasil eksresi, sudah dalam bentuk entropi tertinggi. 

Namun, mengapa zat seperti kompos masih bisa dipakai untuk konsumsi tanaman? Ini karena fotosintesis mengandalkan sinar matahari yang berentropi rendah untuk mengurangi entropi zat kompos tadi. Andaikata matahari berhenti bersinar karena entropinya maksimum, siklus kehidupan ini juga mati, karena entropinya sudah tidak bisa dikurangi lagi.

Siklus kehidupan ini, dari sinar matahari hingga jasad hewan yang mati, secara alamiah merupakan energi yang mengalir dan berubah bentuk, sampai akhirnya tidak dapat berubah lagi karena entropinya sudah maksimum. Sejauh ini, tidak ada orang yang secara alamiah bangkit dari kubur. 

Related

Science 7808583351621820707

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item