Review The Last Thing He Wanted, Kisah Anne Hathaway Jadi Jurnalis Perang


Naviri Magazine - The Last Thing He Wanted diawali dengan Elena McMahon (Anne Hathaway), seorang jurnalis kawakan asal Amerika Serikat, yang sedang bertugas melaporkan situasi di El Salvador. 

Negara di Amerika Tengah tersebut sedang berkonflik karena adanya pemberontakan dan ancaman revolusi. Dua tahun berselang, ia berada di Washington untuk kembali ke Amerika Tengah karena ia mencurigai adanya keterlibatan AS.

Alih-alih dikabulkan, Elena justru diminta untuk meliput proses US Election dengan mengikuti tur kampanye Ronald Reagan. Di sisi lain, sang ayah (Willem Dafoe) meminta Elena untuk menyelesaikan sebuah transaksi, supaya ia dapat beristirahat dengan tenang akibat sakit parah yang ia derita. 

Sentimen ayah-anak mendorong Elena memilih untuk menyelesaikan transaksi milik ayahnya. Keputusan ini ternyata bikin dia terjebak di dalam situasi pelik dan penuh ancaman dari banyak pihak. Mau tidak mau ia harus menyelesaikan urusannya meskipun dihadapkan dengan perasaan dilema. 

Sayangnya, sederet aktor kawakan di atas gagal menyelamatkan film ini dari respons miring. Berbagai situs pengulas film ramai-ramai memberikan rapor merah untuk karya terbaru Dee Rees ini. Hal ini tentu tak lepas dari banyak hal, salah satunya dari segi pembangunan cerita. 

Banyaknya konflik yang dihadirkan di film ini tak dieksekusi dengan baik, sehingga menimbulkan rasa bosan sekaligus pusing. By design, penonton sengaja dipaksa untuk berpikir keras dan menebak apa yang akan terjadi di akhir film, padahal cerita yang dibangun sejak awal sama sekali tidak matang. 

Akhirnya, penonton justru merasa clueless karena benar-benar tak tahu ke mana film ini bakal dibawa, mirip kayak apa yang dialami Elena sepanjang film.

Terus, gimana dengan akting para pemeran?

Overall, masing-masing karakter berhasil dibawakan dengan cukup baik oleh para pemerannya. Kali ini, Anne Hathaway memerankan sosok Elena dengan latar belakangnya yang pelik dan complicated. 

Selain pernah bekerja di daerah konflik, ia juga seorang breast cancer survivor, ditambah dengan kondisi keluarga yang broken home. Semua pahit yang ia alami berhasil ditunjukkan lewat gestur dan raut muka yang penuh rasa putus asa, dilema, dan kebingungan.

Willem Dafoe juga tak kalah apik dalam memerankan Richard McMahon, ayah Elena. Sayangnya, ia tidak dapat banyak screentime, dan latar belakangnya kurang digali lebih dalam, padahal McMahon ialah penjual senjata ilegal kelas internasional yang punya peran sentral dalam film ini. 

Penampilan Ben Affleck juga kurang memuaskan dibanding film-film pendahulunya. Penyebabnya mungkin antara dua hal: background karakter yang kurang digali, atau kesulitan Ben Affleck dalam mendalami peran. Flop performance ini bikin sosok Treat Morrison terasa hambar dan tak berhasil deliver pesan ke penontonnya.

Meskipun punya kekurangan di beberapa aspek, film ini tetap bisa ditonton dan dinikmati. Terutama buat kamu yang suka nonton film tentang jurnalisme, pemberontakan, dan isu-isu sosial-politik. Kalau kamu pernah baca bukunya, The Last Thing He Wanted juga bisa kamu tonton, biar bisa menikmati pengalaman baru dari salah satu novel Joan Didion ini. 

Tapi kalau kamu tidak betah dengan cerita yang terlalu lompat sana-sini tanpa clue yang jelas, nyari film dengan cerita dan karakter yang kuat, atau kamu mementingkan eksekusi cerita yang matang, film ini mungkin tidak cocok buatmu. 

Related

Film 7340812752660339080

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item