Channel Penyebar Hoaks Bisa Raup Adsense Rp 2 Miliar, Ini Kata YouTube


Naviri Magazine - Polisi mengungkap pengelola channel YouTube, Aktual TV, yang mengincar keuntungan berupa adsense dengan menyebarkan konten video hoaks. Menariknya, menurut keterangan polisi, channel YouTube tersebut bisa meraup keuntungan adsense hingga Rp 2 miliar.

Kapolres Jakarta Pusat, Kombes Pol Hengki Haryadi, mengatakan konten-konten Aktual TV berisi fitnah, provokasi, adu domba antara TNI-Polri dan SARA. Total terdapat 765 konten video yang sudah diunggah di akun Youtube tersebut.

Hengki menjelaskan, tidak mudah melacak para tersangka. Mereka sengaja membeli sejumlah akun Youtube. Dari situ, mereka lalu membuat akun baru dengan nama Aktual TV yang sebenarnya tidak terkait dengan dunia pers.

Dalam kurun waktu delapan bulan, mereka mendapatkan adsense YouTube Rp 1,8 sampai Rp 2 miliar. Dari Aktual TV ini kemudian disebarkan juga ke akun-akun lain, bahkan di platform media sosial lain.

Sementara itu, Cristos Goodrow, VP of Engineering YouTube menjelaskan bahwa video dengan konten berisiko seperti hoaks, adu domba, dan SARA sangat dibatasi peredarannya di YouTube. Konten-konten tersebut juga dilarang melakukan monetisasi.

Goodrow menjelaskan rekomendasi video YouTube difungsikan untuk membantu menghentikan tersebarnya misinformasi berbahaya bagi masyarakat secara keseluruhan. Dalam survei yang dilakukan sebagian besar penonton tidak ingin menerima rekomendasi konten berisiko.

"Konten berisiko hanya memuaskan sebagian kecil penonton di YouTube. Kami telah mencurahkan waktu dan biaya yang signifikan untuk memastikan bahwa konten berisiko tidak sampai pada audiens yang lebih luas melalui sistem rekomendasi kami. Saat ini, konten berisiko mendapatkan sebagian besar penayangannya dari platform lain yang ditautkan ke YouTube," kata Goodrow dalam keterangannya di acara Press Roundtable YouTube Recommendations.

Soal adsense, Goodrow menegaskan, konten video yang berisiko tidak bisa melakukan monetisasi, karena melanggar pedoman komunitas yang dibuat oleh YouTube. Menurutnya, para pengiklan juga tidak ingin produk mereka ditempatkan pada konten-konten berisiko.

“Kami memiliki pedoman konten yang melarang monetisasi banyak jenis konten berisiko. Banyak pengiklan menyampaikan bahwa mereka tidak ingin dikaitkan dengan konten semacam itu di YouTube. Sering kali, mereka juga memilih tidak mengaktifkan iklan pada konten jenis ini,” kata Cristos Goodrow, VP of Engineering YouTube.

Mengapa YouTube tidak langsung hapus konten berisiko?

Menurut Goodrow, misinformasi atau hoaks cenderung berubah dan berkembang dengan pesat. Selain itu, konten tersebut sering tidak memiliki konsensus yang jelas dan bervariasi sesuai dengan perspektif dan latar belakang pribadi.

Hal tersebut menjadi alasan YouTube dengan terpaksa membiarkan konten yang kontroversial atau bahkan menyinggung seperti konten dari penganut aliran Bumi datar. Meskipun jumlah video yang mengatakan Bumi datar jauh lebih banyak dibanding video yang mengatakan Bumi bulat, video Bumi datar rata-rata mendapatkan penayangan jauh lebih sedikit.

"Kami terus berfokus untuk membangun rekomendasi yang bertanggung jawab dan mengambil langkah bermakna untuk mencegah sistem kami merekomendasikan konten jenis ini (hoaks) beredar secara luas," jelas Goodrow.

Goodrow menambahkan, YouTube terus berinvestasi dan mempertajam sistem rekomendasi video, agar makin meningkat kualitasnya. Target mereka adalah penayangan konten berisiko dari rekomendasi berada di bawah 0,5 persen dari keseluruhan penayangan di YouTube. 

Related

Internet 2168854236015001378

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item