Ini yang Perlu Dipikirkan Sebelum Kembali ke Pelukan Mantan


Naviri Magazine - Sepasang kekasih bisa berpisah karena berbagai alasan, dan sepasang suami istri bisa memutuskan untuk bercerai karena berbagai penyebab. Cinta sering kali tampak indah, dan menjalin hubungan dengan seseorang yang dicintai juga tampak menyenangkan. 

Namun, ketika hubungan itu terjalin, dan kita mulai terbiasa dengan orang yang membuat jatuh cinta, perasaan “berbunga-bunga” itu kadang hilang perlahan-lahan.

Kenyataan semacam itu sering kali makin menguat ketika sepasang laki-laki dan perempuan disatukan dalam pernikahan. Dari bangun tidur sampai mau tidur lagi, bahkan saat tidur, mereka terus bersama. Ketika masih pacaran, mungkin hidup bersama siang malam tampak seperti khayalan indah. Namun, ketika hal itu benar-benar terjadi dalam pernikahan, mereka kadang mulai menyadari bahwa hal itu bisa menimbulkan bosan.

Ketika kebosanan terjadi, biasanya berbagai masalah mulai muncul, dari yang sepele sampai yang serius, yang ujung-ujungnya bisa perpisahan atau perceraian.

Sherri Myers, seorang terapis keluarga dan hubungan pernikahan, menjelaskan bahwa di satu titik dua orang yang telah menjalin hubungan lama memerlukan waktu untuk beristirahat. Berpisah sejenak adalah salah satu cara yang terkadang terjadi.

“Terkadang short break (perpisahan sejenak) adalah satu-satunya hal yang dibutuhkan pasangan. Merasakan kehidupan yang baru, dan kemudian merasakan kerinduan atas kehidupan hubungan lama yang hilang,” kata Myers.

Setelah masa short break telah cukup memulihkan kesegaran masing-masing, biasanya mereka merasakan keinginan untuk kembali bersama, khususnya kalau keduanya masih saling cinta. Bisa jadi, mereka ingin rujuk kembali, agar bisa hidup bersama seperti sebelumnya.

Yang perlu diperhatikan ketika menjalani kehidupan fase kedua bersama orang yang sama adalah menjaga satu sama lain untuk tidak mengulang kesalahan yang sama, terlebih permasalahan yang membuat mereka berpisah. Itulah satu faktor krusial yang menentukan berhasil-tidaknya kehidupan bersama kedua atau pernikahan kedua.

Mort Fertel, penulis psikologi hubungan yang mempunyai reputasi internasional sebagai ‘penyelamat’ pernikahan, mengingatkan hal-hal yang perlu dipertanyakan lagi sebelum melakukan pernikahan kedua atau rujuk dengan mantan, dengan orang yang sama.

Beberapa hal yang perlu dipertanyakan kembali, menurut Fertel, adalah apa prioritas utama pasangan Anda, apakah lebih memprioritaskan anak-anak atau pekerjaan? Apakah Anda dulu sering lupa memberi pujian, dan membiarkan pasangan Anda menjadi tidak istimewa begitu saja? 

Apakah Anda lebih sering mengkritik pasangan Anda dibanding menghargai pencapaiannya? Apakah Anda sudah benar dan bijak mengelola kehidupan dan relasi di luar pernikahan Anda? Apakah Anda mampu mengendalikan perasaan Anda, dan menempatkan pasangan dalam posisi yang setara dengan Anda?

Jika pertimbangan-pertimbangan tersebut telah menjadi perenungan bersama sampai kemudian didapatkan keputusan berdua untuk rujuk kembali, Mort Fertel juga menyarankan kepada pasangan untuk memperbaiki kehidupan baru mereka.

“Berhenti membicarakan semua masalah masa lalu, dan fokus untuk membangun kebiasaan baik dan niat baik bersama-sama,” kata Fertel menegaskan.

Selain itu, kebiasaan baru juga dibutuhkan untuk mendukung berhasilnya kehidupan kedua tersebut. Contohnya adalah dengan melakukan perjalanan berdua, paling tidak 4 kali dalam setahun. Juga meluangkan waktu untuk berbicara secara pribadi dengan pasangan, paling tidak selama 20 menit setiap malam. 

Satu hal yang lain yang harus diminimalisir: mengkritik, mengeluh, dan memperlakukan pasangan seperti anak kecil. Sudah siap? 

Related

Tips 4861498760124134196

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item