Waduh! 5 Makanan Ini Diprediksi Bakal Punah Akibat Perubahan Iklim


Naviri Magazine - Perubahan iklim yang tak lagi bisa diprediksi menyulitkan para petani. Lima makanan dan minuman ini bahkan diprediksi bakal punah sebagai dampak dari perubahan iklim.

Global warming atau pemanasan global menyebabkan perubahan iklim di seluruh dunia sudah tidak lagi bisa diprediksi. Suhu bumi yang juga terus meningkat menjadi salah satu dampak dari global warming yang kian terasa.

Antara musim panas maupun musim hujan kini sudah sulit diperkirakan dan perputarannya sudah tidak lagi seperti sebelum-sebelumnya. Akibat perubahan iklim yang cukup ekstrem dan tidak dapat diperkirakan ini banyak para petani yang mengeluhkan kegagalan panen. Ini lantaran iklim tak sesuai dengan masa menanam tanaman.

Dampak dari kegagalan panen ini sangat besar untuk ketahanan dan persediaan pangan. Bahkan ada beberapa bahan makanan yang diperkirakan akan menghilang akibat perubahan iklim yang terjadi.

Berikut ini 5 bahan makanan yang diperkirakan bakal punah akibat perubahan iklim, menurut Euro News:

1. Kopi

Kopi merupakan minuman yang paling populer di dunia dan menurut survei, 2 juta cangkir kopi diminum oleh masyarakat dunia setiap hari. Bahkan menurut data terakhir, ada 20 juta kilogram biji kopi yang dipanen sepanjang tahun  untuk memenuhi kebutuhan kopi di pasar dunia.

Tetapi akhir-akhir ini dilaporkan ada hama dan jamur merusak yang mulai mengganggu tanaman kopi. Salah satunya kasus yang sedang terjadi di kawasan Amerika Latin akibat temperatur yang meningkat menjadi lebih hangat. Tidak hanya membunuh tanaman kopi, tetapi jamur pengganggu kopi ini perlu diwaspadai karena dapat merusak area lahan penanaman biji kopi.

Selama tahun 2012 hingga 2017 saja, banyak petani kopi yang melaporkan mengalami kerugian hingga Rp4,17 miliar. Bahkan prediksi lebih lanjut akan lebih banyak petani yang bisa kehilangan lahannya hingga 65% pada tahun 2080 nanti.

2. Kakao

Kakao menjadi biji-bijian yang memiliki fungsi penting dan banyak dibutuhkan di dunia. Terbilang cukup sensitif dengan suhu, biji kakao memiliki kemungkinan yang sangat besar untuk mengalami kelangkaan jika menghadapi perubahan temperatur secara global yang parah.

Tumbuhan kakao membutuhkan lingkungan yang sangat spesifik untuk bisa menyerap nutrisi dari tanah hingga tumbuh dengan subur. Salah satunya adalah 20 derajat di bagian utara dan selatan khatulistiwa.

Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) mengkhawatirkan bahwa daerah penghasil kakao akan mengalami perubahan iklim yaitu berupa kenaikan suhu hingga 2,1 derajat Celcius pada 2050. Dampaknya akan banyak wilayah kultivasi kakao yang tidak lagi bisa digunakan untuk membudidayakan tanaman kakao.

3. Pisang

Rasanya yang manis, gizinya yang padat, serta mudah diolah, bahkan hingga menjadi camilan membuat pisang populer di seluruh dunia termasuk di Indonesia. Pisang ditanam hingga di 135 negara. Bahkan diprediksikan bahwa area penanaman pisang akan bertambah hingga 50% pada tahun 2070.

Seharusnya hal tersebut bukan masalah yang dikhawatirkan. Tetapi ada masalah lain yang sangat mengancam pertumbuhan pohon pisang di seluruh dunia. Membutuhkan pasokan air yang cukup banyak membuat tanaman pisang sangat terancam ketika suhu bumi meningkat. 

Suhu bumi yang meningkat sangat memungkinkan terjadinya kekeringan. Kurangnya cadangan air untuk pohon pisang di dalam tanah menjadi ancaman terbesar kelangkaan pisang di masa depan.

4. Alpukat

Tumbuh sebagai tanaman monokultur, ketersediaan alpukat ke depannya cukup mengkhawatirkan. Layaknya tanaman monokultur lainnya, alpukat tidak bisa ditanam bersamaan dengan jenis tanaman yang lain membuat tanaman alpukat akan sangat rentan terhadap hama dan penyakit.

Untuk menghindari hama dan penyakit yang merusak jalan satu-satunya adalah menggunakan pestisida. Sayangnya, dampak pestisida justru akan memperparah kerusakan lingkungan dan kesuburan tanah tempat alpukat itu tumbuh.

Alpukat juga termasuk tanaman yang rentan dengan suhu, tidak boleh terlalu panas maupun terlalu dingin. Alpukat juga membutuhkan lebih dari 250 liter air per buah mulai dari masa awal pembibitan hingga pemanenan. Perawatan yang cukup rumit ini yang kemudian membuat alpukat akan sangat sensitif dengan perubahan iklim.

Related

Science 7695926733537746594

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item