Tips untuk Calon Ibu: Panduan Memahami Perencanaan Kehamilan


Naviri Magazine - Merencanakan dan merancang kehadiran anak di sebuah keluarga merupakan hal penting yang sebaiknya tidak diabaikan, karena hal tersebut merupakan sumbangan paling berarti bagi kebahagiaan sebuah keluarga, baik dari aspek kesehatan, kejiwaan, juga finansial. 

Dalam hal pendidikan anak, misalnya, perencanaan kehamilan sangat penting karena akan berhubungan dengan proses mendidik anak.

Pada umumnya, ego seorang anak masih sangat besar sebelum ia berusia dua tahun. Ia masih ingin menjadi pusat perhatian satu-satunya bagi ayah dan ibunya. Karenanya, secara psikologis, ia pun belum siap menerima kehadiran adik yang mengharuskannya berbagi kasih sayang orangtua. 

Ketika berusia dua setengah tahun, barulah muncul sedikit rasa pengertian sehingga dapat mulai menerima kenyataan jika harus berbagi dengan adik baru.

Karena itulah, apabila seorang anak sudah harus menerima kehadiran adik sebelum dia berusia tiga tahun, maka proses penerimaan akan menjadi lebih sulit dilakukan. Akibatnya tentu akan lebih sulit menerima rasa kebersamaan.

Selain itu, menjaga jarak kelahiran juga memberikan manfaat lain bagi orangtua, khususnya bagi si ibu. Berikut ini beberapa manfaatnya:

Memberi waktu bagi rahim, hormon, dan organ-organ yang terkait dengan melahirkan, untuk memulihkan dirinya. Kondisi tubuh ibu akan kembali normal setelah 2 tahun melahirkan anak pertama. Saat itulah tubuh ibu siap mengandung janin baru.

Perhatian kepada anak pertama. Apabila jarak anak pertama dengan yang kedua terlalu dekat (kurang dari dua tahun), maka si anak pertama dapat merasa “iri” dengan adiknya, karena telah mencuri perhatian orangtua dari dirinya. 

Menunggu kemandirian anak pertama terlebih dulu. Anda tentunya sudah tahu bagaimana repotnya mengurus bayi. Jika mengurus satu bayi saja sudah merepotkan, apalagi dua sekaligus? Meskipun mungkin Anda bisa berbagi tugas dengan pasangan atau pengasuh khusus, namun bagaimana pun juga mereka tetap membutuhkan perhatian Anda dengan sama besarnya. 

Karenanya, akan lebih baik jika anak pertama sudah dapat sedikit mandiri, dalam arti sudah bisa diajak berkomunikasi dan cukup bisa mengurus dirinya sendiri, sebelum kemudian Anda dan pasangan memutuskan memiliki anak lain.

Kehidupan yang baik berawal dari perencanaan yang baik, begitu pula kehidupan keluarga yang baik. Dengan adanya perencanaan keluarga yang baik, maka pasangan suami istri dapat mengharapkan masa depan keluarganya sebaik yang mereka harapkan. Karena itu, beberapa pertimbangan menyangkut perencanaan kehamilan dan rancangan kelahiran anak berikut ini bisa diperhatikan:

Pasangan suami istri perlu memahami bahwa perkawinan dan pembentukan keluarga membawa implikasi serta tanggung jawab seumur hidup. Karenanya, diperlukan kesadaran mengenai adanya perencanaan untuk memiliki keluarga yang utuh dan lengkap, seperti ayah, ibu, dan anak, dan bahwa merancang kehamilan serta kelahiran anak akan sangat berperan dalam membentuk keluarga yang bahagia.

Ketika pasangan suami istri telah memiliki anak, mereka telah berubah status menjadi “ayah” dan “ibu”. Ketika status itu dimulai, maka tanggung jawab yang besar pun dimulai. 

Menjadi orangtua (ayah dan ibu) tidak semudah menjadi suami dan istri. Karenanya, pasangan suami istri sebaiknya membicarakan secara serius mengenai jumlah anak yang ingin dimiliki, jarak dan waktu kelahiran, berdasarkan kemampuan mereka.

Apabila jarak kelahiran di antara anak-anak tidak dirancang dengan baik (terlalu cepat), maka waktu yang dibutuhkan untuk menyusui si anak dan penjagaan untuk setiap anak akan terabaikan. Hal ini tentunya akan mengganggu pertumbuhan dan perkembangan anak, termasuk menghalangi potensi kemajuan yang akan dapat dicapai si anak.

Perencanaan jarak kehamilan yang tepat dan sesuai akan mengurangi risiko bagi ibu dan bayinya, karena melahirkan anak pada usia terlalu muda, terlalu tua, terlalu rapat atau terlalu sering, merupakan penyebab utama kematian ibu dan anak.

Kehamilan dan kelahiran yang tidak terencana dengan baik dapat berakibat kematian serta berbagai serangan penyakit. Misalnya, sewaktu hamil, ibu bisa terserang diabetes, hipertensi, atau penyakit jantung. Selain itu, ibu hamil yang telah lanjut usia berisiko tinggi memiliki janin yang mengalami sindrom down.

Related

Pregnancy 775620501079405241

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item