Fakta di Balik Kehebohan Robot AI Facebook yang Dihentikan


Terlalu dilebih-lebihkan media karena berita sederhana tentang kegagalan ini akan menjadi laku keras jika ditambahkan bumbu penyedap seperti tema robot apocalypse ala Terminator.

Ada suatu tim riset Facebook, yang disebut dengan Facebook Artificial Intelligence Research (FAIR), menciptakan 2 robot, atau lebih tepat disebut sebagai 2 algoritma, yang dapat melakukan dialog untuk mensimulasikan suatu bahasa dari suatu area dunia, dengan harapan dapat dilakukan pembelajaran bahasa secara otomatis demi kepentingan Facebook.

Kedua algoritma ini akan saling melemparkan informasi dari suatu bahasa, dengan maksud saling memberikan stimulus dan pengumpulan data dari bahasa tersebut. Hal ini biasa dikenal dengan konsep Machine Learning. Targetnya adalah mengumpulkan data pengenalan bahasa dari kedua subyek tersebut untuk kemudian saling dipelajari oleh kedua algoritma.

Konsep Machine Learning ini lebih mirip konsep pengajaran suatu hal ke seorang anak. Misalnya, suatu bahasa kita ajarkan ke seorang anak yang awalnya tidak mengerti bahasa tersebut. Dengan proses belajar berulang berupa pengumpulan kosa kata hingga pengenalan formulasi kalimat, dan akhirnya si anak bisa mengerti bahasa tersebut dengan baik. 

Jadi, dalam proses belajar ini terdapat 2 subyek, yaitu Pengajar, yang mengetahui bahasa tersebut, dan Anak, yang belajar bahasa dari si Pengajar.

Kembali ke konsep Machine Learning yang diterapkan FAIR. Mereka menggunakan 2 algoritma paralel yang akan saling memberikan komunikasi dua arah untuk dapat melakukan pengenalan bahasa. Kedua algoritma ini sejajar satu sama lain, jadi bisa diibaratkan ada 2 Anak yang sama-sama belajar bahasa baru, tanpa ada pembimbing yang lebih mengerti bahasa tersebut.

Hasilnya, kedua algoritma tersebut akan secara acak mengumpulkan bahasa sampel dan saling memberikan stimulus yang dilakukan juga secara acak.

Masukan acak yang diproses secara acak tentunya akan menghasilkan hasil yang acak. Garbage in, garbage out.

Dan hasilnya adalah suatu dialog yang sangat random, yang seolah saling dimengerti antara kedua algoritma tersebut, padahal mereka berdua sama-sama tidak mengerti apa yang mereka perbincangkan.

Hal ini tidak sesuai dengan target FAIR, dan bisa disimpulkan bahwa konsep Machine Learning mereka gagal. Jika sudah gagal tentunya tidak ada gunanya dilanjutkan sehingga lebih baik dihentikan, dan anggaran proyeknya dapat dialihkan ke proyek baru dengan konsep Machine Learning yang lebih efektif dalam melakukan pembelajaran bahasa.

Jadi penghentian algoritma tersebut murni karena hasilnya tidak sesuai harapan, bukan karena ketakutan.

Related

Technology 5715915178822780213

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item