Mengenal Nikuba, Cara Kerja, dan Kontroversinya di Indonesia (Bagian 1)


Beberapa waktu yang lalu, Nikuba - singkatan dari 'niku banyu' atau 'itu air' dalam Bahasa Jawa, jadi viral dan memantik berbagai perdebatan setelah mesin ini diklaim dapat 'mengkonversi air menjadi bahan bakar'. Bagaimana kelanjutan dari kontroversi itu?

Serda TNI Muhammad Sutami, anggota Babinsa Koramil di Lemahabang, Cirebon menyalakan kendaraan operasionalnya, motor trail Viar 200 CC. Sutami hendak menjalankan tugas lapangan ke desa-desa binaan pagi itu. Dari Lemahabang, dia akan melintasi Cipejeh Wetan, Cipejeh Kulon, Belawa, Wangkelang, Putat, Kecamatan Sedong, lalu kembali ke Lemahabang. Total jarak yang harus ditempuhnya kira-kira 25 kilometer.

Di jok belakang motor yang dipakai Sutami itu, terpasang sebuah mesin yang dilengkapi tabung penampung air. Mesin Nikuba. Mesin inilah yang menimbulkan pro dan kontra di Indonesia, lantaran diklaim bisa 100% mengkonversi air menjadi hidrogen, yang pada akhirnya dipakai sebagai pengganti bahan bakar minyak (BBM).

Nikuba juga diklaim sangat irit, hanya butuh satu liter air untuk menjalankan motor sejauh 500 kilometer. Sejak Nikuba dipasang pada motornya, Sutami mengaku jarang membeli bensin. Biasanya, dia mengaku, tiga hari sekali ia harus mengisi tangki bensinnya penuh-penuh.

"[Sekarang] ini bisa sampai seminggu baru isi bensin," kata dia.

Sejauh ini, 11 unit Nikuba telah dipasang sebagai penunjang kendaraan operasional anggota TNI Kodam III Siliwangi - termasuk yang digunakan oleh Sutami di Koramil Lemahabang - dari 30 unit yang dipesan.

Pemesanan ini menambah daftar kritik yang mengemuka seiring dengan viralnya Nikuba. Mesin ini, bagaimanapun, belum melalui proses pengujian secara ilmiah oleh pihak di luar pembuatnya. Nikuba masih dalam proses pengujian di Lembaga Minyak dan Gas Bumi (LEMIGAS) di bawah Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.

Nikuba dan klaim 'resep rahasia'

Nikuba mengubah air murni atau aquades menjadi hidrogen melalui elektrolisis - sebuah proses penguraian senyawa air (H2O) menjadi Hidrogen (H2) dan Oksigen (O) dengan listrik.

Karena itulah, pakar konversi energi Institut Teknologi Bandung, Pandji Prawisudha, menganggap penyebutan 'air sebagai bahan bakar' sebagai klaim menyesatkan.

"Menurut saya, itu misleading. Karena orang akan berpikir, oh saya punya segelas air, ini bahan bakar. Sebetulnya tidak. Yang jadi bahan bakarnya itu hidrogen. Tapi dijadikan hidrogen itu dari air dengan bantuan listrik. Artinya, sumber energi utamanya listrik," kata dia.

Proses elektrolisis semacam ini sering dianggap tidak efisien, karena akan membutuhkan energi yang sangat besar untuk menghasilkan bahan bakar. Sumber energi Nikuba berasal dari aki standar 12 volt yang terpasang di kendaraan. Tegangan aki akan berkurang selama Nikuba bekerja, sehingga banyak pihak menduga kapasitas aki kendaraan yang dilengkapi Nikuba akan cepat tekor atau habis.

Namun Aryanto Misel, pembuat Nikuba, mengaku telah menemukan cara supaya itu tidak terjadi, dengan memasang sebuah alat yang disebutnya relay, berfungsi mengurangi beban kelistrikan pada aki.

"Biasanya yang diperdebatkan masalah aki tekor. Mungkin menempuh jarak lima kilometer saja aki sudah akan tekor," kata Aryanto. Dari hasil percobaan yang dilakukannya menggunakan relay, "Dicoba 25 kilometer, ternyata aki masih utuh."

"Aki menjadi lebih ringan karena ada relay, untuk menekan tarikan listrik Nikuba," terang Aryanto.

Akan tetapi saat ditanya seperti apa penghitungan energinya, Aryanto mengaku "tidak punya hitung-hitungan" dan mendapatkan hasil ini setelah "coba, coba, dan mencoba".

Aryanto mengaku mengembangkan Nikuba melalui proses percobaan selama lebih dari lima tahun. Sebelumnya, dia berkata telah membuat mesin suplemen, yang menggunakan proses elektrolisis serupa untuk menghemat bensin.

"Tujuh tahun lalu, saya sudah pasang di mobil. Tapi sifatnya untuk penghematan." Ia menambahkan, mesin suplemen tadi berhasil "menghemat 30-40% bensin untuk mobilnya".

Ada tiga unsur utama dalam reaktor Nikuba, jelas Aryanto, yakni sepuluh pelat stainless steel, air, dan zat aditif. Pelat stainless steel dengan kode tertentu, sebut Aryanto, berfungsi sebagai anoda dan katoda yang memecah H2O menjadi hidrogen dan oksigen.

Air yang digunakan adalah aquades, atau air murni yang bebas kandungan logam berat. Jika yang dipakai adalah air biasa, kata Aryanto, akan timbul endapan setelah proses elektrolisis.

Yang terakhir adalah zat aditif yang berfungsi sebagai katalis, yang dapat mempercepat atau memperlambat reaksi kimia yang terjadi dalam proses ini. Bahan katalis yang lazim digunakan adalah soda api, garam, atau asam klorida.

Aryanto mengatakan, Nikuba memakai katalis racikannya sendiri yang terbuat dari bahan organik. Resep yang disebutnya "rahasia perusahaan" inilah yang membuat Nikuba berbeda dan istimewa, menurut dia.

"Lima tahun saya menekuni Nikuba ini, untuk mencari zat aditif sebenarnya, bukan mencari yang lain. Kalau takarannya salah, mesin akan panas, kabel akan panas, menyedot [listrik] akan tinggi," beber dia.

Pencariannya akan katalis untuk Nikuba, sebut Aryanto, membuat dia "habis tiga motor".

"Karena kabelnya nggak kuat, akinya terbakar karena hidrogen di Nikuba ini sangat besar [energinya]. Tapi saya tidak putus asa, di 2022 ini ternyata berhasil menjalankan motor."

Bagaimana pendapat pakar tentang Nikuba?

Cara kerja Nikuba sejatinya tidak jauh berbeda dengan reaktor Oxyhydrogen (HHO) yang sebelumnya sudah banyak beredar di pasaran. Tetapi dalam reaktor Oxyhydrogen, gas hidrogen yang dihasilkan hanya dapat berfungsi sebagai suplemen, sehingga penggunaan bensin masih diperlukan.

Gas HHO atau Brown Gas, begitu sebutannya, diambil dari nama penemunya, Yull Brown pada 1970-an.

Para ilmuwan jarang mengaplikasikan teknologi ini untuk kendaraan, karena "butuh energi lebih besar untuk proses elektrolisis daripada energi yang dihasilkan", menurut pakar konversi energi di Institut Teknologi Bandung, Pandji Prawisudha.

"Jadi secara net bukan menghasilkan energi, tapi membutuhkan energi," ujar Pandji. "Kalau net-nya menghasilkan energi, pasti sudah diaplikasikan oleh banyak orang di negara-negara maju."

Baca lanjutannya: Mengenal Nikuba, Cara Kerja, dan Kontroversinya di Indonesia (Bagian 2)

Related

Indonesia 6641255477863763218

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item