Berdasarkan Studi, Tak Lama Lagi Manusia Akan Punah


Hewan-hewan purba telah punah, bahkan hewan yang dilindungi di masa sekarang sedang diambang kepunahan, seperti badak bercula satu di ujung kulon, atau harimau Jawa yang sudah jarang terlihat keberadaannya. Hal itu tentu membuat kita juga bertanya, apakah manusia juga akan punah?

Para ilmuwan sudah memberikan tanda bahwa saat ini, atau di masa sekarang, disebut zaman kepunahan keenam, yakni era Anthropocene atau era hadirnya manusia.

Fisikawan populer, Stephen Hawking, dari tahun 2015, sebelum ia meninggal, sudah memprediksi kehidupan ras manusia di bumi akan punah di milenium sekarang. 

Di sini kita membuka kotak pandora dari sudut yang berbeda, bukan dari literasi kiamat yang berkaitan dengan agama, karena hal itu sudah sering dijelaskan secara gamblang, bahkan hingga banyak petunjuk kiamat segera datang. Tapi pembahasan ini berkaitan dengan penjelasan ilmiah yang masuk akal dan dapat diterima oleh semua orang.

Menurut para ahli, pertama kali terjadi kepunahan pada zaman Ordovician, 444 juta tahun silam, kemudian telah berkali-kali mahluk hidup mengalami kepunahan massal hingga yang terakhir kepunahan massal kelima, pada 66 juta tahun lalu yang terjadi pada dinosaurus. Dan di masa sekarang, mahluk hidup mengalami kepunahan massal keenam, apa penyebabnya?

Polusi udara, perubahan habitat yang signifikan, perubahan iklim, yang semuanya itu disebabkan oleh manusia.

Bayangkan dalam waktu satu abad saja, eksploitasi lingkungan yang masif menyebabkan banyak hewan punah. Bayangkan di abad berikutnya akan banyak lagi makhluk hidup yang punah. Jika terus berlanjut, para ilmuwan memperkirakan akan ada 269-350 burung dan mamalia yang punah pada tahun 2100.

Bayangkan alam liar yang semakin tergerus dengan adanya pembangunan, perkebunan, pertanian, dan habitat alam liar, saat ini tinggal sekitar 5% saja di seluruh dunia. Di sinilah alasan ilmuwan memberikan statement bahwa manusia saat ini sedang dalam proses kepunahan massal.

Inti dari masalah ini karena populasi manusia yang terus tumbuh. Bayangkan di masa damai seperti sekarang, jumlah kematian lebih sedikit dibandingkan jumlah kelahiran. Manusia cenderung lebih sehat, bahkan pandemi saja tidak bisa membuat setengah manusia di bumi mati, otomatis pertumbuhan manusia semakin meningkat.

Terutama pada negara-negara berkembang. Sedangkan negara seperti ini yang populasinya cukup banyak ternyata punya alam liar yang lebih banyak dari negara maju. Sudah pasti eksploitasi alam pun tak terbendung, hingga akhirnya memutus rantai ekosistem, dan perlahan proses musnah berjalan tanpa disadari.

Saat ini jumlah manusia sudah mencapai 7,9 milliar di seluruh dunia.

Bila melihat statistik, yang meninggal dan lahir bedanya 150.000/hari, kamu bisa cek sendiri di worldometer. Bayangkan jumlah kelahiran dan kematian tidak seimbang, maka semakin lama pertumbuhan manusia semakin meningkat.

Otomatis karena pertumbuhan semakin tinggi, lahan yang ada lambat laun akan jadi pemukiman, lantas sawah, kebun dan hasil tani pun digarap menjadi pemukiman. Maka, ke depannya manusia akan merusak lingkungan secara masif.

Menurut Edward Wilson, maksimal populasi manusi di Bumi hanya 10 milliar. “Jika seluruh manusia sepakat untuk menjadi vegatarian, yang mengakibatkan tidak ada lagi makanan untuk ternak, lahan seluas 1,4 miliar hektar yang bisa ditanami di Bumi hanya akan mampu memberi makan sekitar 10 miliar orang,” sebut Wilson.

Lahan seluas 1,4 miliar hektar itu akan mampu memproduksi sekitar 2 miliar ton gandum per tahun. “Ini cukup untuk memberi makan 10 miliar vegetarian. Namun hanya mampu memberi makan 2,5 miliar omnivora, karena banyak tumbuhan yang diberikan pada ternak termasuk unggas,” sebut Wilson.

Artinya, 10 miliar orang merupakan batas maksimal populasi jika ingin bahan makanan tersedia secara cukup. Namun, berhubung sangat tidak mungkin membuat seluruh manusia berhenti memakan daging, Wison berpendapat, kapasitas maksimal manusia yang bisa ditampung Bumi tidak mencapai 10 miliar.

Jadi, ketika sumber konsumsi manusia sangat terbatas, akan ada perang, hingga kenungkinan prediksi perang besar di masa depan bukan isapan jempol belaka, secara ilmiah teori tersebut masuk akal. Lalu rusaknya alam yang sudah kronis menyebabkan populasi manusia di bumi pun punah.

Elon Musk ingin mempercepat kepindahan manusia ke planet Mars agar kepunahan bisa diatasi. Kalau tidak diatasi, kepunahan massal tinggal menunggu hitungan waktu.

Tapi agak susah secara sains dan butuh waktu kalau ingin berkoloni di Mars, jadi yang bisa dilakukan saat ini adalah menjaga lingkungan alam sebaik-baiknya agar tidak rusak, menjaga ekosistem alam, menghukum mati mereka yang merusak hutan. Dan pencegahan lainnya, karena hidup terus berjalan.

Related

Science 6639211394476279433

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item