Putra Pendiri Hamas Membelot ke Israel, Ungkap Rahasia Perang Gaza


Mosab Hassan Yousef, putra pendiri Hamas, Sheikh Hassan Yousef, yang membelot dan bertugas sebagai mata-mata Israel, memberi peringatan terbaru terkait konflik yang terjadi di Gaza. Hal ini disampaikannya dalam wawancara dengan CNN International, Selasa (24/10/2023).

Mosab Hassan Yousef, yang disebut sebagai 'Pangeran Hijau', memata-matai Hamas untuk Israel antara tahun 1997 dan 2007. Intelijennya mencegah serangan bom bunuh diri dan serangan lainnya.

Dalam wawancara dengan media Amerika Serikat (AS) itu, Mosab mengungkapkan bagaimana ayahnya dan tentaranya ingin 'memusnahkan' orang-orang Yahudi. Termasuk menegakkan hukum syariah di seluruh dunia.

"Mereka adalah gerakan keagamaan, inilah yang membuat semua orang takut untuk mengatakannya. Jika Hamas adalah sebuah gerakan politik, kita bisa memuaskan ambisi politik mereka," katanya dalam wawancara yang juga dikutip Daily Mail.

"Tetapi Hamas adalah gerakan keagamaan yang tidak percaya pada batas-batas politik. Mereka ingin mendirikan negara Islam di atas puing-puing negara Israel," tambahnya.

Dengan tujuan ini, Mosab menyebut bahwa Hamas masih punya tujuan lain setelah mengalahkan dan menghancurkan Israel. Mereka ingin membunuh semua orang yang mendukung Israel lalu mendirikan Negara Islam.

"Tetapi ini bukanlah akhir karena ambisi mereka bersifat global. Mereka pada akhirnya ingin mendirikan Negara Islam, Negara Islam global," klaimnya lagi.

Ia juga mengatakan Hamas memulai perang dengan Israel setiap beberapa tahun ketika mereka 'membutuhkan uang'. Menurutnya, langkah ini harus segera dihentikan.

"Saya merasa sangat kasihan pada Israel karena mereka harus masuk ke Gaza di mana terdapat jebakan di mana-mana... Saya tidak tahu berapa banyak tentara Israel yang harus mati untuk menghancurkan Hamas," ujarnya.

Sementara itu, dalam sebuah wawancara lain dengan Fox News, Mosab mengatakan kelompok itu 'lebih berbahaya' dibandingkan ISIS. Ia mengatakan karena Hamas merupakan kelompok agama, banyak media dunia memilih untuk berhati-hati dalam memberitakannya karena takut memicu perang agama.

"Lihatlah perpecahan dan kebingungan global karena Hamas. Mereka membuat kami bertekuk lutut karena kebrutalan dan barbarisme mereka," ungkapnya lagi.

Lebih lanjut, Mosab mengatakan Israel juga perlu menyingkirkan kepemimpinan kelompok tersebut yang saat ini tinggal di Doha dan Beirut. Ini akan memberikan tekanan baru bagi Hamas.

"Kita perlu mengekspos mereka apa adanya - mereka bukan gerakan nasional. Ketika mereka menjadi gerakan keagamaan, mereka tidak percaya pada batas-batas politik, didorong oleh kebencian gelap terhadap suatu ras, terhadap suatu bangsa," tuturnya.

Related

News 5475546062558955066

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item