Mengungkap Taktik Tiga Capres untuk Meraih Suara Pemilih (Bagian 2)


Uraian ini adalah lanjutan uraian sebelumnya (Mengungkap Taktik Tiga Capres untuk Meraih Suara Pemilih - Bagian 1). Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik dan urutan lebih lengkap, sebaiknya bacalah uraian sebelumnya terlebih dulu.

Menurut laporan Meta Ad Library, yang menunjukkan jumlah dana yang disuntikkan masing-masing pengiklan untuk mengangkat visibilitas unggahan pada akun-akun tertentu selama tiga bulan, akun centang biru milik Prabowo Subianto dipromosikan dengan dana senilai Rp1,3 miliar oleh Indonesia Adil Makmur.

Ada pula akun relawan bertajuk Bakti Untuk Rakyat yang mengeluarkan dana Rp653 juta untuk mendongkrak unggahan mereka agar terlihat oleh para pengguna media sosial.

Jika dijumlahkan dengan akun-akun media sosial lainnya yang mendukung Prabowo, baik yang resmi dioperasikan TPN maupun akun relawan, total dana untuk pengiklanan di Meta mencapai Rp2,27 miliar hanya dalam waktu tiga bulan.

Bahkan dalam laporan Koran Tempo pada Jumat (1/12), disebutkan bahwa terdapat tim relawan khusus yang menamakan diri Pride alias Prabowo-Gibran Digital Team. Merekalah yang bertugas membuat konten kampanye digital yang bernuansa kekinian menggunakan kecerdasan buatan (AI) yang tersebar ke 10.000 relawan di daerah.

Rahayu Sartika Dewi, perempuan berusia 22 tahun yang mendukung pasangan Prabowo-Gibran, merasakan betul banyaknya konten politik yang muncul di for you page (fyp) dia dalam beberapa pekan terakhir.

Ia mengaku terkejut saat mendengar bahwa dana sebesar Rp2,27 miliar berada di balik banyaknya konten Pilpres yang ia temui di media sosial.

“Menurutku itu agak berlebihan, tapi memang berdampak. Itu terlalu aneh, tapi karena sekarang media kreatif lagi booming jadi menurut aku tidak apa-apa sekarang,”ungkap Tika.

Terkait citra ‘gemoy’ yang dibawakan tim kampanye Prabowo, Tika merasa bahwa hal itu justru mengurangi kewibawaan Prabowo. Sebab, menurut Tika yang seharusnya ditonjolkan adalah sisi humanis dan peduli dari Prabowo, ketimbang ‘lucu-lucunya’.

“Jadi dia itu nggak cuma gemoy, dia juga memiliki gagasan yang kuat dan rasa kemanusiaan tinggi,” ketusnya.

Salam tiga jari ala Hunger Games Ganjar Pranowo

Di tengah kembali ramainya serial film The Hunger Games dengan rilis film terbaru “The Hunger Games: Ballad of Songbirds & Snakes”, para pemilih muda melihat kemiripan antara tanda tiga jari yang digunakan Ganjar Pranowo dan karakter utama Hunger Games, yakni Katniss Everdeen.

Berbeda dengan salam metal tiga jari yang sebelumnya digunakan oleh PDI-P, Ganjar mengacungkan three finger salute ala film The Hunger Games dengan mengangkat jari telunjuk, jari tengah, dan jari manis.

Dalam sebuah cuitan, ia menjelaskan makna di balik tanda tiga jari tersebut. "Tiga jari tiga janji: Taat pada Tuhan, patuh pada hukum, dan setia pada rakyat," tulis Ganjar dalam deskripsi video akun TikTok-nya.

Namun, ini bukan pertama kalinya Ganjar disebut menggunakan tren kekinian untuk menggaet generasi muda.

Dalam salah satu video TikTok-nya, Ganjar mengaku seorang Army alias penggemar grup asal Korea Selatan BTS, sebelum kemudian mukanya diedit menjadi Jungkook BTS dan muncul foto-foto anggota lain dibarengi dengan lagu Standing Next To You dari Jungkook BTS.

Pengamat Komunikasi Politik BRIN, Nina Andriana, mengatakan citra tersebut merupakan bagian dari citra Ganjar yang ingin dibangun untuk memperkenalkan dirinya ke publik.

Terkait salam tiga jari itu, Nina mengatakan bahwa lewat gestur tersebut, Ganjar ingin menggaungkan unsur perlawanan.

“Apa yang terjadi dalam politik Indonesia saat ini telah terjadi sebuah penyimpangan-penyimpangan yang harus dilawan, itu yang saya lihat, brand yang sedang dibangun oleh Pak Ganjar,” katanya.

Direktur Eksekutif Komunikasi Informasi & Juru Bicara Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Yostinus Tomi Aryanto, mengatakan bahwa Ganjar dan calon wakilnya Mahfud Md memang memiliki media sosial yang digunakan sebagai sarana kampanye sekaligus untuk kegunaan pribadi.

“Karena memang dari sejak sebelumnya kedua kadidat ini Pak Ganjar dan Pak Mahfud memang sudah aktif [di media sosial]. Bukan orang yang tidak mengenal medsos sebelumnya,” ujar Tomi.

Meskipun TPN Ganjar-Mahfud mengklaim hanya mengkurasi dan menyebarkan konten di media sosial pribadi masing-masing calon, kegiatan produksi dan penyebaran konten lebih banyak dilakukan oleh ‘pasukan relawan’ Ganjar.

Berdasarkan data akun-akun yang berada dalam database Meta Ad Library, terdapat lebih dari 75 akun pendukung Ganjar-Mahfud yang mayoritas dioperasikan (atau paling tidak disponsori dalam hal beriklan) oleh kelompok Ganjar Nusantara Indonesia.

Jika dijumlahkan, total dana yang dikeluarkan oleh kelompok-kelompok relawan Ganjar untuk beriklan di media sosial lewat Meta berjumlah Rp847,2 juta.

Tomi mengatakan bahwa TPN tidak pernah mengalirkan dana secara langsung kepada grup-grup relawan, karena mereka pun hanya memantau saja dan memberikan ide dan gagasan yang bisa disalurkan.

“Yang mengatasnamakan dukungan Pak Ganjar dan Pak Mahfud ini banyak ya, sama seperti pada pemilu-pemilu yang lalu. Relawan hari ini pun juga saya kira nggak lebih sedikit ya. Dan tidak semuanya itu kita koordinir di TPN,” ujarnya.

Lebih lanjut, Tomi mengatakan untuk saat ini tim kampanye belum mengorganisir kampanye media sosial secara intensif, namun ia menyadari pentingnya untuk membedakan gaya komunikasi di masing-masing platform agar komunikasi efektif bisa terwujud.

“Karena kita tahu teman-teman pemilih muda ini jumlahnya besar sekali, jadi kita bagaimana berkomunikasi dengan cara yang kawan-kawan muda ini sukai, jadi kita akan ke situ. Kita tidak bisa mengabaikannya,” sebut Tomi.

Baca lanjutannya: Mengungkap Taktik Tiga Capres untuk Meraih Suara Pemilih (Bagian 3)

Related

News 6530263447865643297

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item