Sejarah Berdirinya Tokopedia hingga Jadi Startup Terbesar Indonesia


Berbelanja online menjadi salah satu bagian yang tak terlepaskan dari masyarakat. Terlebih semakin banyaknya marketplace, membuat pengguna internet makin dimudahkan berbelanja online. 

Salah satu e-commerce terbesar asal Indonesia adalah Tokopedia. Siapa yang tak kenal e-commerce dengan logo dan dominan warna hijau ini. Sejak kemunculannya mulai 2009, Tokopedia terus mengembangkan inovasi dalam bidang ekonomi digital dan terus memberikan kemudahan masyarakat dalam berbelanja dan bertransaksi secara online. 

Kesuksesan Tokopedia tak terlepas dari William Tanujaya, founder sekaligus CEO PT Tokopedia yang membangunnya hingga bertransformasi menjadi perusahaan rintisan (startup) berstatus Unicorn. 

William Tanujaya, pria kelahiran Pematang Siantar, Sumatera Utara, 11 November 1981 ini merupakan sosok di balik berdirinya e-commerce Tokopedia. Awal muncul idenya dimulai saat ia baru saja menyelesaikan kuliah pada tahun 2003 di Universitas Binus jurusan teknik informasi. 

Adapun perjalanan karir sebelumnya adalah bergabung di beberapa perusahaan seperti TelkomSigma dan Sqiva Sistem, setelah sebelumnya bekerja sebagai pengembang Game di Bolehnet. Selanjutnya pada 2006, ia melanjutkan karir sebagai IT & Business Development Manager di Indocom Mediatama. 

Saat itulah muncul ide untuk mendirikan perusahaan internet, hingga pada 2009 tercetuslah untuk membuat situs web perdagangan elektronik Tokopedia. Untuk mewujudkan ide tersebut, ia mengajak rekannya, Leontinus Alpha Edison, untuk bergabung mendirikan Tokopedia. 

Perjalanan Tokopedia 

Setelah mantap bersama rekannya, Leontinus Alpha Edison, untuk mengembangkan Tokopedia, keduanya pun memulai bisnis dengan awal bisnis C2C marketplace. Tercetus pada 6 Februari 2009, Tokopedia kemudian diresmikan pada 17 Agustus 2009. 

Pada tahap awal, PT Tokopedia mendapatkan pendanaan awal dari PT Indonusa Dwitama. Hingga pada 2016, Tokopedia mengembangkan produk teknologi finansial yang terdiri dari dompet digital, investasi terjangkau, produk proteksi, dan lain sebagainya. 

Berlanjut pada tahun 2017, Tokopedia meluncurkan produk Deals yang membantu masyarakat Indonesia untuk mendapatkan penawaran terbaik dari delapan kategori. 

Tahun 2019, Tokopedia mulai mengembangkan sayap dengan meluncurkan jaringan Gudang Pintar bernama TokoCabang di tiga kota yaitu Jakarta, Bandung, dan Surabaya. Gudang ini bertujuan membantu para penjual di marketplace dapat memenuhi pesanannya. 

Pada tahun yang sama, Tokopedia juga meluncurkan Tokopedia Salam yang membantu pengguna untuk menemukan produk halal dengan mudah. Hingga pada 2020, Tokopedia berlanjut meluncurkan Tokopedia Jasa. 

Pada pendanaan awal, Tokopedia menerima pendanaan awal dari PT Indonusa Dwitama pada tahun 2009. Hingga pada tahun-tahun berikutnya, Tokopedia kembali mendapatkan suntikan dana dari pemodal ventura global seperti East Ventures pada tahun 2010, Cyber Agent Ventures tahun 2011, Netprice tahun 2012, dan Softbank Ventures Korea pada tahun 2013. 

Pada tahun 2014 Tokopedia berhasil menjadi perusahaan teknologi pertama di Asia Tenggara yang menerima investasi sebesar 100 juta dollar AS atau sekitar Rp 1,2 triliun dari Sequoaia Capital dan Softbank Internet and Media Inc SIMI). 

April 2016, Tokopedia kembali mendapatkan investasi sebesar 147 dollar AS atau sekitar Rp 1,9 triliun, hingga Agustus 2017 Tokopedia menerima investasi sebesar 1,1 miliar dollar AS dari Alibaba, perusahaan e-commerce raksasa asal Tiongkok. 

Berlanjut pada Desember 2018, Tokopedia kembali mendapatkan pendanaan senilai 1,1 miliar dollar AS atau sekitar Rp 16 triliun dari sejumlah investor di mana seri pendanaan tersebut dipimpin oleh Softbank Vision Fund dan Alibaba Group. Hingga kemudian Tokopedia mencapai valuasi 7 miliar dollar AS atau sekitar Rp 102 triliun. 

Pencapaian tersebut menjadikan Tokopedia sebagai perusahaan rintisan (startup) berstatus unicorn. Unicorn merupakan sebutan yang digunakan untuk startup yang memiliki nilai valuasi perusahaan melampaui 1 miliar dollar AS setara dengan Rp 14 triliun. 

Gojek dan Tokopedia

17 Mei 2021 merupakan fase bersejarah bagi kedua startup terbesar di Indonesia yaitu Gojek dan Tokopedia yang resmi merger di bawah payung grup yang diberi nama GoTo. Adapun per Desember 2020, grup tersebut telah memiliki lebih dari 2 juta mitra driver, lebih dari 11 juta mitra usaha (merchant), dan lebih dari 100 juta pengguna aktif bulanan, serta berkontribusi 2 persen terhadap total Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. 

Grup GoTo juga disokong oleh sejumlah investor besar dari dalam dan luar negeri, termasuk Alibaba, Astra International, Facebook, Google, KKR, Visa, Telkomsel, serta Tencent dan Temasek. 

11 April 2022 PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GoTo) resmi melantai perdana atau initial public offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia. Harga saham GoTo pun ditetapkan pada harga Rp 338 per lembar saham. Total saham GoTo yang dicatatkan di BEI adalah sebanyak 1,18 triliun saham. 

Rincian saham tersebut terdiri dari 1.082.912.477.886 saham pendiri Seri A, 10.264.665.616 saham Saham Treasuri Seri A, 50.571.730.000 saham Pendiri Seri B, dan 40.615.056.000 saham Penawaran umum kepada masyarakat untuk Seri A. 

Berdasarkan total sahamnya, kapitalisasi pasar GoTo diperkirakan mencapai Rp 400,31 triliun. Angka tersebut menjadikan GoTo sebagai perusahaan teknologi dengan kapitalisasi pasar terbesar keempat di BEI.   

Related

Business 3614440930202191802

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item