Fahri Hamzah Ungkap Kekecewaan Jokowi Pada Ganjar


Politikus Partai Gelora, Fahri Hamzah, mulai mengomentari terkait keretakan hubungan Jokowi dengan PDI Perjuangan. Fahri Hamzah melihat ada hubungan tidak baik antara Jokowi dengan sejumlah politikus PDIP.

Mantan politisi PKS ini menyebut Jokowi sudah kesal dengan Ganjar Pranowo terkait kegagalan Piala Dunia U20. Sehingga hal itu membuat Jokowi lebih mendukung Prabowo Subianto ketimbang Ganjar Pranowo.

Menurut Fahri Hamzah, dari 3 capres yang ada saat ini, harus diakui Prabowo Subianto yang paling independen dan paling loyal untuk meneruskan program Presiden Jokowi. Sementara Ganjar Pranowo, kata Fahri Hamzah, dianggap Jokowi dikendalikan oleh kelompok lain yakni parpol pengusungnya.

Bahkan kata Fahri Hamzah, Jokowi merasa ditelikung Ganjar, karena menolak hingga dibatalkannya Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20. Hal itu diungkapkan Fahri Hamzah dalam acara One on One tvOne yang ditayangkan TV One dengan dipandu Tysa Novenny.

“Tentu dia (Presiden Jokowi) ingin apa yang sudah dia canangkan dan lakukan itu tidak dihentikan,” kata Fahri Hamzah.

“Memang ada ancaman tidak dijalankan kalau Pak Jokowi bukan dukung Prabowo-Gibran,” tanya Tysa.

“Nah itu dia, akhirnya Pak Prabowo memiliki kekuatan itu. Pertama-tama karena dia adalah hasil rekonsiliasi 2019. Kedua dia nampak yang paling loyal untuk meneruskan apa yang sudah dikerjakan Pak Jokowi,” kata Fahri Hamzah.

Diantaranya menurut Fahri soal kereta api cepat, IKN dan hilirisasi. “Bahkan untuk di hilirisasi, dugaan saya, Pak Prabowo bersama Pak Jokowi ngotot dengan hilirisasi. Ketika lobi-lobi para eksportir sumber daya alam dan bahan mentah hebat sekali di negara kita ini sehingga hilirisasi selama ini tidak sanggup kita bikin,” katanya.

Padahal soal hilirisasi ini, kata Fahri, adalah fondasi dari industrialisasi Indonesia untuk menjadi negara maju.

“Adakah kekhawatiran kalau yang jadi Presiden Ganjar Pranowo itu tidak berlanjut?” tanya Tysa.

Fahri menjawab bahwa faktanya Ganjar Pranowo dikendalikan oleh kelompok lain yakni parpol PDIP.

“Faktanya karena Pak Ganjar dikendalikan oleh kelompok lain yang boleh jadi tidak utuh dia bisa menjalankan,” kata Fahri.

Menurut Fahri, harus diakui secara jujur dari 3 capres saat ini yakni Anies, Ganjar dan Prabowo, nama terakhirlah yang paling independen dan tidak bisa dikendalikan parpol. “Kita tidak bisa menghindari bahwa diantara calon-calon ini, memang Pak Prabowo yang paling independen ya,” kata Fahri.

“Karena dia kan ketua umum dan pada saat bersamaan dia adalah calon presiden. Jadi ia punya tingkat independensi yang paling tinggi,” kata Fahri. Sehingga menurut Fahri, hal ini juga yang membuat Jokowi lebih memilih Prabowo dibanding Ganjar.

Apalagi, kata Fahri, selama menjadi anak buah Jokowi sebagai Menteri Pertahanan, Prabowo selalu seiya sekata antara pernyataan dan perbuatan. “Ini juga yang mungkin membuat Jokowi melihat selama ini Pak Prabowo kalau ngomong sama saya gak pernah lain di depan lain di belakang,” ujar Fahri.

Sementara Ganjar, kata Fahri, dirasakan Jokowi menelikungnya. “Sementara calon lain ini kok bisa nelikung saya,” kata Fahri.

Menurut Fahri, Jokowi merasa ditelikung Ganjar karena Piala Dunia U-20 yang menjadi programnya digelar di Indonesia batal karena penolakan Ganjar. “Banyak orang yang sudah yang ngomong ya, tapi misalnya program Pak Jokowi menyelenggarakan piala dunia U20, misalnya kayak begitu itu, tiba-tiba dibatalkan,” kata Fahri.

“Di situ momennya? Masalah piala dunia akhirnya pak Jokowi putuskan dukung Prabowo?” tanya Tysa.

“Saya gak bisa memasuki wilayah yang semua mungkin kontroversi ya, tapi yang kita baca hanya soal-soal di ruang publik,” ujar Fahri. “Saya sendiri merasa dan melihat, dimana presidensialisme sering ditorpedo oleh kaki tangan parpol di pemerintah. Menurut saya itu tidak sehat. Ke depan, kita harus menyadarkan parpol untuk stay di dapur. Jangan terlalu banyak bermain di infrastruktur negara dari belakang,” ujarnya.

Apalagi menurut Fahri, kalau infrastrtukturnya itu lembaga keamanan maka harusnya tidak boleh sama sekali.

“Pak Jokowi sering melihat ada pemain-pemain di luar dirinya yang secara prerogatif sebenarnya diberikan hak oleh konstitusi untuk mengontrol jalannya negara, tapi di belakang sana ada pemain-pemain yang rupanya dia lihat loyalitasnya ada pada pihak luar. Yakni kepada parpol dan pihak lain,” ujar Fahri.

Hal ini pula kata Fahri yang membuat Jokowi kecewa. “Pak Jokowi menurut saya juga kecewa. Saya pernah berkali-kali ngomong sama Pak Jokowi tentang adanya lembaga-lembaga negara yang dikendalikan dari belakang,” kata Fahri.

“Saya ngomong terang-terangan sama beliau, dan beliau tarik napas panjang soal itu. Menurt saya, ini juga harus intropeksi,” kata Fahri.

Menurut Fahri, campur tangan parpol ke beberapa lembaga strategis negara kuat sekali “Menurut saya ini harus diakhiri. Banyak lembaga negara yang harusnya parpol tidak boieh lagi main di situ,” ujar Fahri.

Termasuk juga kata Fahri, jika kader parpol dijadikan menteri, maka loyalitas kepada parpol harus dihentikan demi rakyat. “Loyalitasnya harus hanya kepada Presiden dan menjalankan tugas untuk rakyat, karena sudah bersumpah. Jadi seluruh loyalitas kepada partai politiknya harus dihentikan. Inilah demokrasi dan presidensialis,” katanya.

Related

News 1443460333428571942

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item