Membaca Siasat Jusuf Kalla di Balik Manuver PDIP-AMIN


Isu pemakzulan Presiden Jokowi kian menguat. Seiring dengan itu, mantan Wapres RI, Jusuf Kalla terang-terangan melakukan manuver politik pada Anies. Hal itu semakin menarik, lantaran PDIP dikabarkan mulai 'bermain mata' dengan kubu 01.

Menanggapi hal tersebut, pengamat politik Rocky Gerung kembali ikut berkomentar. Ia menyoroti langkah Jusuf Kalla di balik drama politik yang berkembang saat ini. 

"Ya kemarin beredar kabar ada pertemuan semacam poros Cianjur atau poros Teuku Umar segala macam. Tapi kita memang melihat diskusi-diskusi apa sebetulnya jalan keluar dari kebuntuan ini," katanya dikutip dari channel YouTube Rocky Gerung Official pada Sabtu, 13 Januari 2024.

Mantan dosen UI itu lantas mengatakan, kalau lembaga survei mengatakan Prabowo di atas menyusul Anies, lalu mengalahkan Ganjar, namum publik sebetulnya melihat kehidupan demokrasi Indonesia sedang diuji.  

"Nah bisa enggak beberapa tokoh itu mau ngambil inisiatif untuk menerobos, atau membuka jalan supaya kecemasan publik tidak ditunggu sampai selesai di kotak suara. Justru sebelum kotak suara dibuka orang sudah menduga toh yang akan diuntungkan si ini, si itu, jadi buat apa mempromosikan lembaga survei," tuturnya. 

Sehingga, menurut Rocky Gerung, Jusuf Kalla mengerti akan kondisi tersebut, lalu dibaca ada keadaan yang menggelisahkan publik. Terlebih sekarang ini mahasiswa sudah bergerak.  

"Lalu kemudian isu golput. Itu kalau saya pergi ke daerah-daerah, para mahasiswa itu kelihatannya bertekad untuk ajukan isu golput, walaupun saya bilang sambil bercanda, kenapa nggak boikot pemilu aja, terus mereka bilang itu berat." 

"Jadi hitungan-hitungan ini bagi mereka adalah hitungan moral. Mungkin golput itu artinya suara mereka enggak dipakai, akan dipakai juga oleh kekuasaan untuk dimanipulasi," sambungnya. 

Tapi bagi Jusuf Kalla, lanjut Rocky, dia melihat ini sesuatu yang memungkinkan untuk dia turun langsung. Ada semacam gairah baru dalam berpolitik.  

"Karena itu isu-isu yang beredar hari ini juga menunjukkan bahwa PDIP dan kubu AMIN (Anies-Cak Imin) itu mengerti juga keadaan hari ini, walaupun mereka tetap menganggap ya jalan formalnya adalah pemilu."  

"Memang jalan formalnya pemilu, tetapi kalau sistem elektoral ini tidak menjamin demokrasi mesti ada jalan informal, semacam koalisi bayangan," timpal Rocky lagi. 

Tetapi, masih kata Rocky Gerung, politik menjadi dinamis karena yang mengupayakan ini seolah-olah Jusuf Kalla, yang dikenal sebagai ahli taktik dan strategi dalam politik.

"Namanya memang terkenal sebagai pengatur siasat di belakang layar. Saya menduga juga Jusuf Kalla sebetulnya lakukan lobi juga di istana, mungkin dia bilang kalau begini bagaimana, walaupun lobi itu diam-diam," ujarnya. 

Rocky Gerung berpendapat, lobi-lobi itu sangat dimungkinkan bagi seorang Jusuf Kalla, mengingat dia cukup paham dengan karakter Presiden Jokowi. 

"Watak Pak Jokowi dikenal betul oleh Pak Jusuf Kalla, dan dia kelihatannya memang ada semacam satu upaya yang makin lama makin terbuka, dan akhirnya diakui bahwa upaya untuk bikin koalisi satu dan tiga sebetulnya." 

Walaupun, kata Rocky, terlihat bahwa keputusan terakhir ada di tangan Megawati sebagai pemegang kekuasaan politik, atau memegang kunci politik di DPR.  

“Kita akhirnya berbicara, semua orang sekarang layak untuk berpikir pemakzulan, karena itu dasarnya kan. Jadi semua psikologis di balik kasak kusuk ini adalah upaya untuk memikirkan ini, memungkinkan enggak atau layak enggak?" katanya. 

Kalau sudah dianggap layak dan mungkin, lalu mereka mulai menghitung.  

"Secara teoritis ini akan berbahaya, tapi kalau kita ingin selamatkan demokrasi ya mesti ucapin aja. Tingkat tertinggi dari politik adalah pemakzulan," katanya.

Related

News 8470371286527682000

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item