Kisah Pengusiran Penduduk Jerman Setelah Perang Dunia II


Pada masa akhir Perang Dunia II dan masa setelah perang, penduduk Jerman dan keturunan Jerman diusir dari berbagai negara Eropa Timur, dan dikirim ke wilayah Jerman dan Austria yang tersisa. Setelah tahun 1950, beberapa orang Jerman yang diusir pindah ke Amerika Serikat, Australia, dan negara-negara lainnya. 

Kawasan-kawasan yang terkena dampak pengusiran ini meliputi bekas wilayah timur Jerman yang dianeksasi oleh Polandia dan Uni Soviet setelah perang, serta orang-orang Jerman yang tinggal di Polandia, Cekoslowakia, Hungaria, Rumania, Yugoslavia, dan negara-negara Baltik pada masa sebelum perang. 

Sebelumnya, Nazi telah membuat rencana untuk memusnahkan orang Slavia dan Yahudi dari Eropa Timur dan memukimkan orang-orang Jerman di kawasan tersebut, walaupun rencana ini belum sempat terwujud akibat kekalahan Nazi. Pengusiran orang-orang Jerman pada masa setelah perang mengubah persebaran etnis dan geopolitik Eropa Timur, dan merupakan dampak langsung Perang Dunia II. 

Pengusiran ini merupakan bagian dari upaya untuk membuat negara-negara homogen secara etnis dalam perbatasan-perbatasan yang telah ditetapkan seusai perang.

Pada masa itu, banyak sekolah yang ditutup, rumah sakit penuh dengan pasien. Di saat itu orang-orang mulai melakukan usaha untuk mencari anggota keluarga yang terpisahkan, walaupun sering kali tanpa hasil karena banyaknya puing-puing yang ada. 

Para tahanan perang berdesak-desakan di kamp tawanan, dan banyak pula yang mulai masuk kembali ke Jerman. Karena pengusiran besar-besaran terhadap orang Jerman juga terjadi di Eropa bagian tengah dan timur. Hal ini merupakan aksi balas dendam atas hal yang telah terjadi sebelumnya.

Selain pengusiran, warga Jerman juga berbondong-bondong untuk kembali ke Jerman karena adanya kekejaman yang dilakukan oleh negara-negara yang bersangkutan. Sebagai contoh, Rusia dengan Tentara Merahnya melakukan perkosaan, penyiksaan, dan pembunuhan terhadap warga Jerman di wilayah Prusia Timur. Hal ini juga salah satu hal yang melatarbelakangi perpindahan secara besar-besaran warga Jerman. 

Selain itu, semisal dari negara Ceko banyak warga Jerman yang disiksa serta diperlakukan secara tidak manusiawi, dengan dilukai atau bahkan digambari dengan Swastika sebagai bentuk ejekan terhadap Jerman. Dalam suatu pembantaian, sekitar 100 warga Jerman menjadi korban kekejaman aksi balas dendam ini.

Wilayah Jerman sebelum tahun 1937, seperempatnya telah diambil oleh beberapa negara lainnya. Sebagai contoh wilayah timur: Schlesien, Neumark dan sebagian besar Pommern diambil alih Polandia; Prusia Timur dibagi antara Polandia dan Uni Soviet. 

Di wilayah-wilayah tersebut terjadi pengusiran 9 juta warga Jerman dari daerah tersebut, sementara 3 juta warga Jerman dari Sudetenland di Cekoslowakia juga turut diusir. Pada tahun 1950-an, satu dari lima orang Jerman Barat adalah pengungsi dari timur.

Aksi balas dendam pasca Perang Dunia

Pada 27 Oktober, ada sekitar 17.000 Yahudi Polandia diusir dari Jerman yang termasuk di antaranya 2.000 anak-anak. Hal ini dilakukan atas perintah Reinhard Heydrich yang merupakan pimpinan kedua SS. Selain itu banyak pengusiran terhadap Yahudi yang terjadi di berbagai negara seperti Rusia, Jerman, dan berbagai negara lainnya yang merupakan bentuk penindasan dan kekejaman.

Masih banyak lagi aksi kekejaman Nazi yang memakan banyak korban. Sekitar 11 sampai 17 juta warga sipil tewas akibat kekejaman Nazi. Termasuk di dalamnya pembantaian 6.000.000 kaum Yahudi yang dikenal dengan Holocaust serta 5.000.000 orang Rom, 2.000.000 etnis Polandia, homoseksual, dan berbagai kaum minoritas lain yang termasuk dalam kebijakan Nazi saat itu. 

Termasuk di dalamnya adalah golongan-golongan yang dianggal "tidak layak hidup" seperti orang cacat, orang sakit jiwa, Freemason, dan sebagainya. Sekitar 12.000.000 orang yang kebanyakan adalah warga Eropa Timur dipekerjakan sebagai buruh kasar pada masa perang.

Nazi dianggap bertanggung jawab atas peristiwa Holocaust, walaupun secara jumlah korban masih diragukan. Beberapa menganggap bahwa korbannya hanya beberapa ratus ribu saja. Namun tetap saja jumlah tersebut teramat banyak sebagai bentuk kekejaman yang tidak bisa diampuni karena sangat tidak berperikemanusiaan. Namun, peristiwa pembantaian ini memang benar-benar terjadi.

Related

History 3546011115257314719

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item