Masalah Kerusakan Hutan di Aceh dan Gajah yang Mengamuk


Bola api merupakan alat yang selalu digunakan warga di kaki Gunung Leuser, Aceh Selatan, untuk mengusir kawanan gajah liar yang mendekati permukiman mereka.

Membuat bola api dan peralatan bunyian-bunyian sebagai pengusir gajah dilakukan secara turun-temurun sebagai perlindungan dari "serangan" hewan yang dilindungi tersebut. Peralatan itu dikenal mujarab untuk menggiring kawanan gajah kembali ke habitatnya.

Warga membuat bola api dari kelapa bolong kering atau sabut kelapa, kayu, dan daun kelapa yang dibakar. Bola berapi itu kemudian dilemparkan ke tempat yang diduga bakal menjadi lintasan kawanan gajah liar.

Mercon dan kembang api dibakar ketika masyarakat mulai melihat tanda-tanda adanya pergerakan kawanan gajah. Bunyi-bunyian berisik dan api yang muncul dari kembang api dan bola api itu membuat gajah tak mendekat ke arah permukiman. Kawanan hewan itu, biasanya, akan menghindari api dan suasana berisik tersebut.

"Kami telah melakukan berbagai cara untuk menghalau gajah liar agar tidak masuk ke permukiman, karena tidak hanya lahan pertanian yang dirusak tapi juga mengancam keselamatan warga," kata Hamid, warga gampong Naca, Kecamatan Trumon Timur Aceh Selatan.

Tapi, semua itu kini tak lagi mempan. Alih-alih menghindarkan diri dari api, kawanan gajah beberapa kali malah mengejar warga yang membawa bola api.

"Tampaknya binatang itu tidak lagi takut gertakan dengan bola api atau bunyi-bunyian. Bahkan gajah liar tersebut justru berbalik arah mengejar kembali warga," kata Direktur Institute of Society Devolopment Strategy (Insosdes) Aceh Selatan T Masrizar.

Selain berkeliaran di halaman belakang rumah warga, kawanan satwa dilindungi itu juga merusak tanaman pertanian dan perkebunan seperti sawit, pisang, dan tanaman palawija. Kehadiran kawanan binatang itu juga menimbulkan ketakutan, terutama pada malam hari. Akhirnya, warga cuma berlindung dan tak berani berkegiatan apa-apa.

"Gangguan gajah liar di kaki Gunung Leuser itu sudah sangat meresahkan. Kami berharap pihak terkait menanganinya," kata Masrizar.

Menurut dia, selain kecamatan Trumon Timur, beberapa kecamatan lainnya seperti Bakongan Timur dan Kluet Tengah juga sangat rentan terhadap gangguan gajah liar.

Penanggulangan serius

"Kami berharap ada penanggulangan yang serius untuk mengatasi konflik satwa dengan manusia di Aceh Selatan, seharusnya pihak terkait segera membangun pos penanggulangan satwa liar di daerah itu," kata Masrizar.

Wakil Bupati Aceh Selatan Daska Azis menyatakan, kawanan gajah yang telah mengusik ketenangan warga itu tidak bisa lagi dihalau jika hanya mengandalkan cara-cara tradisional.

"Itu tidak mungkin lagi dilakukan seperti dipraktekkan warga puluhan tahun lalu. Namun salah satu cara yang ampuh yakni melalui pembangunan terminal di daerah rawan konflik di Aceh Selatan," katanya.

Pemkab Aceh Selatan siap menyediakan lahan untuk membangun terminal penanggulangan gangguan gajah, namun biaya pembangunan berbagai fasilitas tidak ditanggung.

Menanggapi maraknya konflik gajah liar dengan manusia di beberapa daerah di Provinsi Aceh, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) telah menurunkan tim untuk menggiring gajah liar kembali ke habitatnya.

"Tim dari kami sedang bekerja untuk menghalau dan menggiring kembali gajah liar ke hutan, seperti di Teunom (Aceh Jaya), Geumpang (Pidie), Aceh Barat, Aceh Timur dan Aceh Utara," kata Kepala BKSDA Aceh Abubakar Cekmad.

Menurut dia, gangguan gajah liar di sejumlah wilayah di Aceh itu berlangsung bersamaan, dan kondisi tersebut tentunya membuat petugas dan pawang BKSDA kewalahan.

"Petugas penghalau gajah yang kami miliki terbatas. Namun mereka terus berupaya menggiring agar satwa dilindungi itu bisa masuk kembali ke habitatnya di hutan," katanya menambahkan.

Abubakar Cekmad menyebutkan, seringnya gajah muncul dan menganggu permukiman sebagai dampak dari perluasan pembukaan kebun yang dilakukan warga. Kebun itu puluhan tahun menjadi daerah lintasan satwa dilindungi tersebut.

Selain itu, kata dia, faktor pembalakan hutan secara tidak terkendali sebagai penyumbang terbesar terjadinya konflik antara gajah dan manusia.

"Karena itu kami juga mengimbau agar pembalakan hutan dihentikan, termasuk upaya masyarakat membuka kebun baru di pinggiran hutan yang kemungkinan besar puluhan tahun menjadi lintasan binatang tersebut," katanya mengimbau.

Pembalakan hutan

Jika pembalakan dan pengalihan hutan menjadi perkebunan tidak segera dihentikan, maka Abubakar menyebut konflik satwa dengan manusia sulit untuk diakhiri, kecuali dengan membunuh binatang tersebut.

Ia menyebutkan hutan kritis akibat pembalakan liar dan pengalihan fungsi hutan menjadi perkebunan warga tidak hanya mengusik habitat gajah liar, tapi juga terhadap binatang dilindungi itu di terminal seperti di kawasan Saree, Aceh Besar.

Sebanyak 27 ekor gajah jinak hasil tangkapan di sejumlah daerah di Provinsi Aceh dan sekitar enam tahun ditempatkan di Saree, Kecamatan Lembah Seulawah, akan dipindahkan ke kawasan cagar alam di Jantho, Aceh Besar.

"Salah satu alasan kami memindahkan gajah jinak dari Saree itu karena mulai merasakan krisis sumber air minum sebagai salah satu dampak kritisnya hutan di kaki gunung Seulawah Agam, Aceh Besar tersebut," katanya.

Terminal gajah di Saree atau sekitar 70 kilometer arah timur Kota Banda Aceh itu mulai ditempati saat situasi Aceh berkecamuk akibat konflik bersenjata sekitar 2003. Sebelumnya gajah-gajah itu berada di Pusat Latihan Gajah (PLG) di Aceh Utara.

BKSD dan pihak Badan Pengelola Kawasan Ekosistem Leuser (BPKEL) telah menyiapkan lahan di cagar alam Jantho atau sekitar 60 kilometer dari Kota Banda Aceh untuk penempatan puluhan gajah jinak tersebut.

"Pegunungan Saree, termasuk hutan lindung mulai dirambah dan berdampak pada krisisnya air, sehingga kami kesulitan memperoleh sumber air bagi gajah jinak tersebut," katanya menambahkan.

Jadi, tidak hanya habitatnya di kawasan hutan terusik tapi tempat gajah terlatih juga terancam akibat keserakahan manusia.

Related

Indonesia 5369783219658010218

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item