Beda Pengakuan Saka Tatal di TV Saat Malam Kasus Vina Cirebon


Pengakuan Saka Tatal soal keberadaannya di malam kasusVina Cirebon jadi sorotan. Saka Tatal kepergok mengurai dua keterangan berbeda di dua acara televisi perihal kasus pembunuhan Vina Cirebon di tahun 2016. Hal tersebut memantik komentar netizen di media sosial hingga viral.

Publik lantas menyoroti momen Saka Tatal keceplosan mengakui dirinya sempat berada di luar rumah di malam kasus Vina dan Eki.

Padahal dalam wawancara pertamanya saat muncul ke media, Saka Tatal tegas mengatakan dirinya ada di rumah di malam kasus Vina dan Eki pada 27 Agustus 2016.

"Saya waktu di malam itu saya ada di rumah. Sampai sekarang juga saya masih ada saksi," ungkap Saka Tatal, dilansir dari acara tv one news.

Bahkan Saka Tatal mengaku tidak paham kronologi kasus Vina dan Eki delapan tahun lalu. Karena di malam kejadian ia semalaman ada di rumah bersama paman serta kakaknya.

"Kronologi saya tidak paham, saya tidak ada di tempat itu, saya ada di rumah waktu malam kejadian. Saya ada di rumah sama kakak saya, sama paman saya di malam itu. Di malam kejadian aja saya enggak ada di situ," imbuh Saka Tatal di tayangan Kompas TV pada 19 Mei 2024.

Beda Pengakuan Saka Tatal

Namun kala diwawancarai kanal youtube tv one news, Saka Tatal mengurai cerita berbeda soal keberadaannya di malam kasus Vina Cirebon. Awalnya, pemuda asal Kota Cirebon itu menceritakan momen saat berada di rumah pamannya. Namun rupanya Saka Tatal ada di rumah cuma sampai pukul 22.00 Wib.

"Waktu di malam kejadian saya posisi ada di rumah paman saya, sama kakak saya juga ada, paman saya ada, sama teman-temannya kakak saya. Dari sebelum maghrib hingga jam 10 lewat," kata Saka Tatal di tanggal 20 Mei 2024.

Lalu pukul 23.00 Wib hingga subuh, Saka Tatal mengakui dirinya berada di luar rumah. Saka bahkan mengakui dirinya sempat berada di dekat jembatan layang di malam hari tersebut.

Seperti diketahui, jembatan layang alias Jembatan Talun adalah TKP ditemukannya jasad Vina dan Eki.

"Jam 11 kurang saya pindah mengantar teman saya ke bengkel, motornya rusak minta diantar. Saya langsung ke bengkel. Sebelum ke bengkel saya mau lewat fly over jalan layang," pungkas Saka Tatal.

Diceritakan Saka Tatal, ia sempat melihat banyak polisi di dekat jembatan layang tersebut. Tapi karena takut dirazia, Saka Tatal dan teman-temannya pun putar balik ke arah bengkel.

"Sebelum lewat fly over jalan layang, ada perumahan, dari kejauhan kelihatan ada polisi, dikira saya itu razia soalnya tiap minggu ada razia. Teman saya enggak ada yang pakai helm sama sekali. Jadi saya putar balik juga kebagi dua. Habis ke bengkel sampai pagi, pulang subuh," ungkap Saka Tatal.

Saka Tatal Disiksa Polisi

Sebelumnya diwartakan, sosok Saka Tatal jadi sorotan lantaran mengaku jadi korban salah tangkap pihak kepolisian. Sambil menahan amarah, Saka Tatal menyesali vonis yang ia terima dari pengadilan atas kasus pembunuhan Vina dan Eki. Padahal ditegaskan Saka Tatal, ia tidak bersalah.

"Masalahnya saya aja enggak tahu, saya aja jadi korban salah tangkap. Saya waktu di posisi itu saya ada di rumah sama paman saya," tegas Saka Tatal.

Dalam pengakuannya, Saka Tatal menceritakan momen pilu saat ditangkap kepolisian. Kala itu Saka tiba-tiba diamankan penyidik tiga hari setelah kasus Vina dan Eki

"Sebelum ketangkap saya disuruh sama paman isi bensin sama adiknya paman. Habis isi bensin saya mau anterin motornya paman itu. Pas baru nyampe, udah ada polisi, saya datangin, saya niatnya cuma anterin motor, malah saya ikut ditangkap juga, enggak ada penjelasan apapun," cerita Saka Tatal.

Dibawa paksa penyidik kepolisian, Saka Tatal tersentak kala mendadak dapat penyiksaan. Saka mengaku dipaksa mengakui dalang kasus Vina dan Eki. Berhari-hari disiksa, Saka Tatal akhirnya mengakui terlibat  Padahal ditegaskan Saka, ia tidak tahu sama sekali kejadian tersebut.

"Sampe di Polresta (Cirebon) saya langsung dipukulin disuruh mengakui apa yang bukan saya lakukan. Saya dipukuli, disiksa, dibejek segala macam sampai disetrum, yang mukulin anggota polisi semua," akui Saka.

Akibatnya, Saka Tatal yang kala itu masih berusia 15 tahun pun divonis 8 tahun penjara. Mendekam di penjara hanya 3 tahun 8 bulan, Saka Tatal banyak mendapatkan remisi dan potongan masa hukuman karena mengikuti program pelatihan. Saka Tatal resmi bebas dari penjara di tahun 2020.

Related

News 1299779150342055923

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item