10 Juta Gen Z Nganggur dan Tak Sekolah, Mengapa Terjadi?


Sejumlah 10 juta penduduk usia muda (15-24 tahun) dinyatakan menganggur dan masuk dalam ketegori youth not in education, employment, and training (NEET) di Indonesia.

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pada 2023 tepatnya sebanyak 9,9 juta orang dengan rincian 5,73 juta orang merupakan perempuan muda, sedangkan 4,17 juta orang tergolong laki-laki muda masuk ke dalam kategori NEET.

Untuk diketahui, angka 9,9 juta orang yang berstatus NEET tersebut setara dengan 22,25% dari total penduduk usia 15-24 tahun secara nasional.

Jika dilihat lebih dalam, mayoritas masyarakat yang masuk ke dalam kelompok NEET yakni pemuda dengan tamatan pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) dengan total 3.569.904 atau sekitar 36,07% dan tamatan pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dengan jumlah 2.292.189 atau 23,16%.

Dapat disimpulkan bahwa kelompok NEET didominasi oleh lulusan SMA/SMK dengan total sekitar 59,23%.

BPS mendefinisikan NEET sebagai penduduk usia 15-24 tahun yang berada di luar sistem pendidikan, tidak sedang bekerja, dan tidak sedang berpartisipasi dalam pelatihan. Hal ini mengindikasikan adanya tenaga kerja potensial yang tidak terberdayakan.

Alasan-alasan yang membuat anak muda masuk ke dalam kategori NEET antara lain putus asa, disabilitas, kurangnya akses transportasi dan pendidikan, keterbatasan finansial, dan kewajiban rumah tangga.

Sementara banyaknya perempuan muda yang masuk ke dalam NEET sering kali terkait dengan keterlibatan mereka dalam kegiatan domestik seperti memasak dan membersihkan rumah, yang menghalangi mereka untuk melanjutkan sekolah atau memperoleh keterampilan kerja.

Apa Sebab Tingginya Jumlah NEET?

Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) menyebut ada sejumlah faktor yang membuat banyak anak muda alias Gen Z menganggur. Salah satu faktornya adalah salah memilih sekolah dan jurusan.

Deputi Bidang Kependudukan dan Ketenagakerjaan Bappenas, Maliki berkata rata-rata waktu yang dibutuhkan seseorang yang baru lulus untuk mencari kerja adalah 6 bulan. Ketika seseorang salah memilih jurusan, kata dia, maka masa tunggu hingga mendapatkan pekerjaan akan semakin lama hingga 1 tahun.

"Kalau dia memang mempunyai latar belakang yang cukup unik atau tidak cocok, bisa sampai 1 atau 2 tahun, NEET terjadi karena masalah ini," kata Maliki, dikutip Selasa, (20/5/2024).

Maliki menjelaskan, salah jurusan yang dia maksud ada beberapa kategori. Namun, dia mengatakan yang paling umum adalah ketika jurusan yang dipilih ternyata tidak banyak dibutuhkan di lapangan pekerjaan.

"Ada ketidakcocokan antara apa yang dipelajari di sekolah atau pelatihan dengan permintaan dunia kerja, mismatch ini yang memberikan waktu tunggu cukup panjang," kata dia.

Salah satu cara yang dilakukan pemerintah untuk mengatasi hal ini yakni melakukan perbaikan. Dia mengatakan kurikulum harus disusun sedemikian rupa agar para siswa dapat mengetahui tentang apa yang ingin mereka lakukan.

Related

News 5269333134574843947

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item