Kisah Terindah di Dunia (12)

 Kisah Terindah di Dunia

Naviri.Org - Nazar merasakan kereta berhenti. Seperti saat tengah berjalan, kereta itu pun tak menimbulkan suara sama sekali selain hanya beberapa ringkik kuda yang terdengar halus di telinga. Pintu belakang kereta terbuka, dan lagi-lagi Nazar mendapati dua sosok lelaki yang tadi. Mereka menarik Nazar keluar dari dalam kereta, lalu membawanya berjalan cepat melewati lorong-lorong aneh yang baru kali itu disaksikan Nazar, dan kemudian melemparkannya ke dalam sebuah ruangan yang terasa dingin.

Begitu tubuhnya menyentuh lantai ruangan yang terasa amat dingin itu, Nazar ingin bertanya, ingin berteriak, apa sesungguhnya yang telah terjadi? Dia ingin tahu sekarang ada dimana dan dalam rangka untuk apa? Namun sebelum Nazar sempat berucap apa-apa, kedua sosok lelaki tadi telah membanting pintu besi yang nampaknya begitu berat, dan sekarang Nazar baru tahu kalau ia berada dalam ruangan yang mirip penjara.

Jadi aku dikirim ke neraka, pikirnya dengan kalut.

Selama berada di dalamnya, ia mencoba untuk memikirkan tentang apa sesungguhnya yang terjadi—dan dimana sekarang ia berada. Ruangan yang sekarang ditempatinya itu benar-benar mirip penjara. Luasnya hanya sekitar empat kali empat meter, dengan dinding-dinding batu yang tinggi, lembab dan kusam, dan di ujung ruangan Nazar mendapati sebuah balai-balai yang nampak jarang dipakai serta sebuah meja kayu yang kusam. Ruangan itu juga dilengkapi dengan ruangan lain yang lebih kecil—mungkin kamar mandi—Nazar belum sempat mengeceknya.

Tempat apa sebenarnya ini? Dan mengapa aku dibawa ke sini? Apa yang telah kulakukan? Dan pikiran yang lelah, juga tubuh yang terasa amat letih, kemudian membuat Nazar menjadi terlena—dan ia pun lalu tertidur di atas balai-balai paling dingin yang pernah dirasakannya sepanjang hidup.

Nazar juga tak pernah tahu berapa jam atau berapa hari atau berapa minggu atau berapa bulan atau berapa tahun atau berapa abad ia tertidur di dalam ruangan dengan pintu besi yang mirip penjara itu.

Yang ia tahu hanyalah bahwa tidurnya terbangun ketika sayup-sayup telinganya mendengar suara denting halus tak jauh dari tempatnya tidur, dan Nazar mencoba membuka matanya, dan ia menyaksikan sesosok perempuan berusia sekitar dua puluhan yang tak dikenalnya tengah meletakkan beberapa piring dan minuman di atas meja di dekatnya. Perempuan itu tidak cantik, juga tidak buruk. Nazar melihat cukup banyak makanan dan minuman di atas mejanya.

“Si-siapa kau...?” sapa Nazar dengan bingung.

Perempuan itu menatap ke arah Nazar, tak tersenyum, lalu bergumam lirih seolah memberikan pengumuman, “Kau berada di kerajaan Ibu Ratu.”

“Di kerajaan...apa?” Nazar seperti ingin memastikan pendengarannya.

Dan perempuan itu menjawab dengan lebih jelas, “Kau berada di kerajaan Ibu Ratu Dewi Lanjar. Saat ini kau berada di negeri bawah air.”

(Masyarakat yang tinggal di daerah Pantura, khususnya Pekalongan, sangat meyakini keberadaan sosok ratu penguasa Laut Utara yang biasa disebut sebagai Dewi Lanjar. Tidak pernah jelas apakah sosok Dewi Lanjar itu fakta ataukah hanya mitos, namun sebagian kalangan meyakini bahwa Dewi Lanjar benar-benar ada, dan dia memiliki kerajaan yang berada di dasar laut di pantai Slamaran—suatu pantai yang terdapat di bagian utara Pekalongan.)

Bersambung ke: Kisah Terindah di Dunia (13)

Related

Romance 577890899103860349

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item