Kisah Terindah di Dunia (11)

  Kisah Terindah di Dunia

Naviri.Org - Lalu di manakah sebenarnya Nazar? Di manakah sesungguhnya lelaki itu berada? Dan kalau benar dia menghilang, kemanakah dia menghilang hingga membuat hati seorang perempuan merana dalam hampir seumur hidupnya?

Untuk tahu di manakah sesungguhnya Nazar berada, kita harus flashback, kembali pada tahun 1954, ketika pertama kalinya ia menghilang...

Malam itu, Nazar keluar dari rumahnya untuk menemui Amina seperti yang telah mereka janjikan tadi siang di pematang sawah. Malam itu ada acara layar tancap di kampung sebelah, dan mereka telah berjanji untuk bertemu seperti biasa.

Nazar berjalan sendirian menyusuri kampungnya, dan karena ia ingin mempercepat perjalanannya, ia pun menerobos kebun tebu yang berada tak jauh dari rumahnya. Ia tahu di kebun yang gelap itu ada jalan setapak yang akan mengantarkannya ke kampung sebelah dengan lebih cepat.

Jalan itu biasa digunakan oleh para petani tebu di siang hari untuk mengangkut tebu ke kampung sebelah. Meski malam hari dan gelap, Nazar sudah terbiasa melalui jalanan di kebun yang rimbun itu dan dia tak mengkhawatirkan apa-apa. Namun malam itu, dia tak menyadari bahwa itu adalah malam terakhirnya menyaksikan dunia.

Saat ia sedang melangkah sendirian di tengah jalan sempit yang gelap itu, Nazar merasakan matanya tiba-tiba seperti disilaukan oleh sesuatu. Beberapa kali ia mengerjap-ngerjapkan matanya, dan saat ia mulai bisa beradaptasi dengan sinar terang yang tiba-tiba datang itu, Nazar menyaksikan sebuah kereta berkemilau indah yang ditarik oleh beberapa ekor kuda—seingatnya, ada empat ekor kuda berwarna putih yang menarik kereta itu.

Nazar berhenti di tempatnya berdiri, takjub menyaksikan apa yang ada di hadapannya. Seumur hidupnya, belum pernah ia melihat kereta dengan kuda-kuda seindah itu. Kebun tebu yang gelap itu pun seperti menjadi padang yang terang-benderang dengan adanya kereta indah itu, dan Nazar seperti tak mampu bergerak dari tempatnya terpaku. Ia merasa seperti bermimpi—suatu perasaan antara nyata dan tidak—dan kereta yang indah itu berhenti tepat di hadapannya.

Dan sebelum Nazar sempat berbuat sesuatu menghadapi kenyataan yang ada di hadapannya itu, tiba-tiba dua orang lelaki bertubuh kekar dengan pakaian seperti pengawal kerajaan mendatanginya. Dan tanpa berucap apa-apa, kedua orang itu segera merengkuh pundak Nazar, lalu dibawanya mendekat ke kereta.

Nazar merasakan mulutnya kelu, bibirnya tak mampu untuk terbuka, untuk berkata, atau berteriak... Dan sebelum Nazar sempat mengucapkan apa-apa, kedua orang yang mencekal pundaknya itu telah melemparkan tubuhnya ke dalam kereta, dan Nazar merasakan seluruh tubuhnya menjadi kaku, tak mampu bergerak. Pintu kereta ditutup, dan kini Nazar tak dapat melihat apa-apa selain hanya kegelapan di dalam kereta.

Yang dapat ia rasakan hanyalah bahwa kereta itu kemudian mulai bergerak, berjalan dengan halus dan perlahan, sedemikian halusnya hingga bahkan sampai tak menimbulkan suara. Nazar tak tahu ia ada di kereta apa, ia pun tak tahu tengah dibawa kemana. Kalau memang dua sosok yang menemuinya tadi adalah malaikat, pikirnya, mungkin sekarang ia tengah dibawa ke surga—atau ke neraka.

***

Nazar tak pernah tahu berapa jam atau berapa hari atau berapa minggu atau berapa bulan atau berapa tahun atau berapa abad ia berada di dalam kereta yang terus berjalan itu, ia hanya meringkuk di dalamnya, tak dapat melihat keluar, dan Nazar merasakan dirinya berada di dalam kesadaran dan ketidaksadaran.

Nazar ingin pingsan, namun rasa penasaran sekaligus ketakutannya membuat tubuhnya menolak untuk pingsan. Satu-satunya hal yang masih sempat merisaukannya waktu itu adalah tentang janjinya dengan Amina. Bagaimana kalau nanti dia tak sempat memenuhi janjinya dengan kekasihnya itu karena dibawa oleh kereta entah apa ini?

Bersambung ke: Kisah Terindah di Dunia (12)

Related

Romance 1196058860867507863

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item