Kisah Terindah di Dunia (27)

Kisah Terindah di Dunia

Naviri.Org - “Selama aku tinggal di sini, aku belum pernah mendengarnya,” jawab Naufal.

“Lalu dari mana kau bisa menjelaskan segala hal yang telah kudengarkan tadi? Kau belum pernah mencoba memasuki pusaran itu, dan kau pun tentunya belum pernah mendengarkan pengalaman langsung dari orang yang pernah mencobanya...”

“Aku mendengarkan semua penjelasan itu dari para Centaurus,” sela Naufal menghentikan ucapan Nazar, “dan aku tahu para Centaurus tak pernah berbohong.”

“Dan siapakah Centaurus itu? Semacam sesepuh di sini?”

Naufal tersenyum mendengar pertanyaan itu. “Kalau kau nekat mendatangi danau itu, kau harus melewati hutan yang kusebutkan tadi. Ada beberapa Centaurus yang biasa berkeliaran di dalam hutan itu.”

“Dan siapakah Centaurus itu?” tuntut Nazar.

“Saat kau memasuki hutan itu, kau pasti akan bertemu dengan sosok-sosok kambing berkepala manusia—itulah Centaurus.”

Nazar terbungkam. Dia memang berada di negeri antah-berantah yang sama sekali tak dikenalnya. Putri duyung di danau depan pendapa istana. Krog—raksasa pemakan manusia. Pusaran waktu yang menjadi jalan tembus ke dunianya. Dan sekarang Centaurus—kambing dengan kepala manusia. Apa lagi yang kelak akan dilihat atau didengarnya...?

“Apakah para Centaurus ini...buas?” tanya Nazar kemudian. “Maksudku, apakah mereka juga memakan manusia seperti para Krog?”

“Tidak,” jawab Naufal pasti, “mereka bahkan sangat baik hati. Kau dapat bercakap-cakap dengan mereka, dan mereka akan membantumu.”

Nazar mengangguk dengan ragu. “Hm...apakah hutan itu juga dihuni oleh binatang-binatang buas?”

“Hutan itu tak terlalu luas, Nazar,” jawab Naufal dengan yakin, seolah ia sudah biasa keluar masuk hutan itu. “Kau tak perlu mengkhawatirkan adanya binatang-binatang buas semacam itu. Satu-satunya hal yang perlu kau waspadai hanyalah Tarantula.”

“Apa...apa lagi itu...Tarantula?”

“Laba-laba raksasa,” sahut Naufal. “Tetapi Tarantula hanya ada di tempat-tempat yang tidak pernah terjamah. Selama kau tidak tersesat, kau bisa berharap tak bertemu dengannya.”

Sekali lagi Nazar mengangguk dengan ragu. “Naufal,” kata Nazar akhirnya, “aku telah cukup melihat dan mendengar banyak hal yang aneh-aneh di sini. Nama-nama hari yang aneh, putri duyung, Krog, pusaran waktu, Centaurus, Tarantula... Kau bisa menambahkan apa yang mungkin belum kulihat atau kudengar?”

Naufal tersenyum. “Percayalah padaku. Kau belum melihat apa-apa. Ada begitu banyak hal di sini yang masih belum kau saksikan...dan juga belum kau dengar.”

***

Empat hari semenjak itu, setelah memikirkan dan merenungkan segalanya, Nazar merasa dia harus membulatkan tekadnya. Ia tak bisa meneruskan hidupnya di negeri antah-berantah ini—ia harus keluar untuk kembali ke dunianya semula. Jika satu-satunya jalan keluar hanyalah melalui danau pusaran waktu itu, Nazar telah menguatkan hatinya untuk melaluinya. Kalau memang satu-satunya hal yang harus dihadapinya nanti hanyalah pusaran air, dia merasa mampu untuk mengalahkannya.

Selama tinggal di dunianya dulu, ia bersama kawan-kawannya suka bermain air di pantai dan dia telah terbiasa dengan ombak yang bergulung-gulung. Tubuhnya yang cukup kuat karena tiap hari bekerja keras di sawah pasti akan membantunya untuk secepat mungin keluar dari pusaran air di danau itu. Dan kalau memang pusaran itu akan melemparkannya kepada waktu yang berbeda, Nazar berharap—dan berdoa—semoga ia tak terlalu terlempar jauh.

Naufal telah memberikan peta untuk menuju danau di tengah hutan itu, dan Nazar merasa telah paham dengan gambaran yang telah diberikan oleh sahabatnya itu.

Ketika niat yang telah bulat itu disampaikannya pada Naufal, sahabatnya itu mengangguk perlahan dengan air muka sedih.

Bersambung ke: Kisah Terindah di Dunia (28)

Related

Romance 731976086394454505

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item