Makanan yang Berbahaya jika Dimakan Berlebihan (2)

 Makanan yang Berbahaya jika Dimakan Berlebihan

Naviri.Org - Artikel ini lanjutan artikel sebelumnya (Makanan yang Berbahaya jika Dimakan Berlebihan 1). Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik, sebaiknya bacalah artikel sebelumnya terlebih dulu.

Apel non-organik

Buah, khususnya apel, rawan menjadi tempat berkembang biak serangga. Karena kenyataan itu, banyak petani yang sering melapisi buah dengan bahan kimia pestisida dan fungisida, dan beberapa di antaranya akan terserap ke dalam daging buah. Akibatnya, jika buah semacam itu dikonsumsi dalam jumlah banyak, tentu dapat menimbulkan efek berbahaya bagi kesehatan.

Untuk meminimalkan risiko, sebaiknya belilah apel organik, atau setidaknya kupas kulitnya sebelum dimakan.

Salmon ternak

Meski sama-sama ikan, namun terdapat perbedaan antara salmon ternak dan salmon liar. Salmon ternak adalah ikan salmon yang diternakkan, sedangkan salmon liar adalah ikan salmon yang hidup di alam liar. Penelitian menemukan bahwa salmon ternak mengandung setidaknya 13 macam racun yang berbeda, yang kadarnya lebih tinggi dibanding salmon yang hidup di alam liar.

Karena kemungkinan bahaya kesehatan akibat mengonsumsi racun tersebut, dianjurkan untuk mengurangi konsumsi salmon ternak, atau beralih hanya mengonsumsi salmon liar.

Popcorn microwave

Popcorn yang dibuat di microwave sebenarnya tidak berbahaya. Namun, ditemukan bahwa popcorn dengan bumbu mentega mengandung bahan kimia berbahaya (diacetyl) dalam bumbu tersebut, yang melepaskan gas beracun ketika dimasukkan ke dalam microwave.

Meski hal tersebut masih menjadi kontroversi, sebaiknya jangan berlebihan mengonsumsi popcorn. Selain itu, jika memang menyukai popcorn, lebih baik membuatnya sendiri di rumah.

Kentang

Mungkin kentang tampak tidak berbahaya. Tetapi jarang orang menyadari bahwa kentang berasal dari keluarga yang sama dengan tanaman beracun Solanaceae. Karenanya, jika dikonsumsi berlebihan, kentang memiliki risiko bagi kesehatan, karena mengandung senyawa beracun yang disebut glycoalkaloids. Kandungan solanin di dalamnya juga dapat mempengaruhi saraf dan sistem pencernaan, menyebabkan sakit kepala, lemas, limbung, diare, muntah, dan lain-lain.

Keracunan akibat kentang memang sangat jarang terjadi, namun sebaiknya hindari kentang yang sudah berkecambah—karena cenderung memiliki konsentrasi glycoalkaloids lebih tinggi—dan kentang yang telah berubah hijau. Warna hijau dalam kentang sebenarnya tidak berbahaya, namun hal tersebut menunjukkan bahwa kentang telah terpapar cahaya matahari, yang dapat mendorong tingkat solanin untuk naik di atas kadar yang aman.

Kacang

Meski beberapa jenis kacang memiliki manfaat bagi kesehatan, namun kacang juga menjadi penyebab alergi yang paling umum. Kenyataannya, kacang tidak hanya perlu dijauhi oleh orang-orang yang kebetulan alergi, tapi juga perlu dihindari orang yang memiliki masalah dengan ginjal atau kantung empedu, karena kacang mengandung oxalates yang dapat mengkristal dan menyebabkan batu pada ginjal dan kantung empedu.

Selain itu, kacang juga sangat rentan terhadap jamur dan aflatoksin (karsinogen sangat beracun) yang dihasilkan oleh jamur Aspergillus flavus yang biasa menyerang kacang. Karenanya, jika ingin menikmati kacang, sebaiknya perhatikan kacang yang akan dimakan benar-benar masih layak konsumsi.

Related

Health 3776356056618550557

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item