Memahami Keamanan Makanan yang Diantar Ojek Online

Memahami Keamanan Makanan yang Diantar Ojek Online

Naviri.Org - Urusan makan bisa lebih mudah dilakukan saat ini, dibanding waktu-waktu sebelumnya. Kini, dengan ponsel saja, orang bisa memesan makanan yang diinginkan, lalu makanan yang dipesan akan diantarkan oleh ojek online. Tentu saja ada biaya tambahan yang harus dikeluarkan terkait layanan tersebut, namun pesan makanan dengan cara semacam itu dinilai mudah dan praktis, sehingga banyak orang yang menggunakannya.

Yang masih perlu diperhatikan adalah memahami tingkat keamanan makanan yang dipesan lewat ojek online semacam itu. Karena, ketika dikirim melalui transportasi online, terutama ojek, makanan tak mendapat perlakuan tepat sehingga berisiko menurunkan kualitas rasa serta gizinya.

Usaha pesan antar lewat transportasi online memang sedang berkembang pesat. UberEats, layanan pesan antar makanan yang disediakan oleh perusahaan transportasi online, Uber, misalnya. Layanan ini telah mencakup 120 negara di seluruh dunia. Jumlah pengiriman yang dilakukan UberEats meningkat lebih dari 24 kali dari Maret 2016 ke Maret 2017.

"Karena orang menggunakan ponsel untuk segala hal. Ada perubahan global termasuk cara mendapatkan makanan,” kata Jason Droege, Wakil Presiden UberEverything, divisi tempat UberEats beroperasi, seperti dikutip New York Times.

Selain UberEats, ada juga layanan pesan antar lain seperti GoFood dan FoodPanda. Cikal bakal lahirnya Go Food juga bermula dari pengguna yang sering memesan makanan lewat layanan GoShop sebanyak 80 persen. Dari situlah GoJek berinovasi mengeluarkan layanan khusus antar makanan. Dulu, ada juga Foodpanda, meski sejak tahun lalu sudah berhenti beroperasi di Indonesia.

Standar ideal pengiriman makanan

Semasa beroperasi, Foodpanda adalah layanan antar makanan yang fokus menjaga kualitas makanan. Mulai dari kotak makanan yang diantar, temperatur makanan, dan maksimal jarak pemesanan sejauh 5 km. Namun, lebih banyak layanan pesan antar mengabaikan standar ideal pengiriman makanan.

Pengemudi banyak tak dilengkapi dengan kotak khusus penyimpan makanan. Mereka lazim hanya menggantung makanan yang dipesan pada sisi motor. Belum lagi, jarak pemesanan bisa mencapai 25 km jauhnya. Kondisi tersebut berisiko menyebabkan masalah pada kualitas makanan.

Prof. Dr. Ir. Nuri Andarwulan, Direktur Southeast Asian Food & Agricultural Science & Technology (SEAFEST) mengatakan jarak yang terlalu jauh dapat menurunkan kualitas makanan. Karena pengemudi menghabiskan waktu lebih lama untuk mengantarkan makanan ke rumah pelanggan.

"Risikonya, suhu bisa naik. Makanan tidak dalam kondisi ideal," kata Prof Nuri dalam diskusi bertajuk 'Food Safety: Don't Let Good Food Go Bad' yang diselenggarakan Nestle di Menteng, Rabu (20/12/2017).

Prinsip sederhananya, makanan yang didiamkan pada suhu kamar, harus dibuang setelah lebih dari dua jam. Sebab membiarkan makanan pada suhu kamar saja dapat menyebabkan bakteri seperti Staphylococcus aureus, Salmonella, E. coli dan Campylobacter tumbuh. Apalagi pengiriman yang tak ideal, jelas lebih berisiko membuat makanan terkontaminasi.

“Biasanya sejam di luar ruangan kemasannya akan kembung," kata Nuri.

Bakteri tumbuh paling cepat pada kisaran suhu antara 4,44°C sampai 60°C, meningkat dua kali lipat setiap 20 menit. Rentang suhu ini sering disebut “Zona Bahaya”. Jika makanan berada pada suhu di atas 32,2°C, maka dalam satu jam makanan tersebut juga harus disingkirkan. Untuk meminimalisir perkembangan bakteri, makanan dapat didinginkan dan dipanaskan kembali saat akan disantap.

Langkah ini juga dapat dilakukan ketika pengiriman memakan waktu tempuh yang lama. Makanan dapat disimpan pada suhu kurang dari 4,44°C. Sebelumnya, makanan terlebih dulu harus dipisah dalam bagian kecil, terutama antara daging dan bahan lainnya. Hal ini bertujuan untuk menghindari kontaminasi silang bakteri.

Wadah penyimpanan juga harus ringkas, jika memungkinkan menggunakan kontainer khusus makanan. Makanan yang dikirim dalam keadaan dingin harus dimakan dalam waktu 2 jam. Jika tidak, dapat kembali didinginkan untuk dimakan lain waktu. Pada saat memanaskan, suhu harus diatur agar bakteri tak berkembang biak.

Idealnya, makanan dipanaskan pada suhu 73,89°C. Jika menggunakan microwave, pastikan makanan dalam keadaan tertutup dan berputar. Tujuannya agar panas merata dan mencegah timbulnya "titik dingin" dari penyimpanan bakteri.

Bagaimana memperkecil risiko kesehatan pada makanan Anda yang diantar ojek online? Karena pengkondisian keamanan dari penyedia layanan antar tidak maksimal, Anda sebaiknya tak memesan makanan dari lokasi yang jauh. Usahakan kurang dari 5 KM. Jika Anda tak akan segera menyantap makanan yang Anda pesan, jangan lupa untuk menyimpannya di lemari pendingin. 

Baca juga: Memahami Arti dan Batas Kedaluwarsa pada Makanan

Related

Food 9171084949609076137

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item