Krisis Air Bersih dan Masalah Industri Air Kemasan

Krisis Air Bersih dan Tingginya Industri Air Kemasan

Naviri.Org - Membicarakan air adalah membicarakan masalah yang kompleks. Selain menjadi kebutuhan penting setiap orang, bahkan setiap makhluk hidup, air juga diincar menjadi komoditas yang menguntungkan.

Dunia sedang dilanda krisis air bersih, dan kenyataan itu terjadi di mana-mana. Ada banyak orang, khususnya di negara-negara yang beriklim kering, yang harus berjalan berkilo-kilo meter demi bisa mendapatkan air bersih. Sementara itu, ada perusahaan-perusahaan yang melihat hal itu sebagai peluang bisnis, dan mereka menjadikan air sebagai komoditas yang dijual.

Masalah semacam itu—kebutuhan air orang banyak versus kepentingan industri—kerap memunculkan konflik antara para penduduk dengan perusahaan-perusahaan yang ingin melakukan eksploitasi air.

Pada 2012, misalnya, Nestle Waters Amerika Utara berniat mengekstrak jutaan galon air tawar di sebuah kota kecil di Pennsylvania. Dalam permohonan izinnya, perusahaan transnasional itu mengusulkan akan mengebor dua sumur besar yang memompa sekitar 200.000 galon air per hari. Langkah itu diperkirakan bisa menghabiskan sekitar 73 juta galon air per tahun.

Rencana itu membuat masyarakat sekitar cemas. Mereka pun berupaya menghentikan rencana itu. Mereka tidak ingin sumber air di wilayah itu dieksploitasi karena dapat mengancam kekeringan.

"Kami memiliki air yang indah di sini dan kami akan melindunginya. Nestle berusaha untuk menghancurkan kita," kata warga Pennsylvania, Donna Diehl, kepada Truthout, April 2016.

Perjuangan Diehl dan kawan-kawan menuai hasil. Juni 2016, juru bicara Nestle Waters Amerika Utara, Eric Andreus, akhirnya mengumumkan secara resmi pembatalan rencana perusahaannya beroperasi di kawasan itu.

Pennsylvania bukan satu-satunya kota yang menolak kehadiran perusahaan itu. Sejumlah masyarakat di McCloud, California juga menolak dominasi Nestle atas air. Penolakan tersebut muncul setelah perjanjian antara Nestle dan pimpinan kota ditandatangani. Perjanjian itu berisikan Nestle hanya membayar 1/64 sen untuk satu galon air, sementara perusahaan itu menjualnya lebih dari 1 dolar AS per galon. Tindakan ini ditentang oleh warga, mereka bertempur selama enam tahun dan akhirnya menang pada tahun 2009.

Penolakan lain juga dilakukan oleh warga Wacissa, Florida. Mereka akhirnya berhasil menangkis perusahaan itu dengan cara melakukan pengorganisasian akar rumput secara berkelanjutan. Selain itu, warga Cascade Locks, Oregon, juga telah berhasil menghentikan Nestle membuka pabrik botol airnya di Hood River County.

Industri air kemasan

Nestle Waters adalah perusahaan air kemasan terbesar. Perusahaan itu memiliki 52 merek yang berbeda, dan mengendalikan 40 sumber ekstaksi air di Amerika Utara saja. Dikutip dari mbaskool.com, pada 2008 Nestle diperkirakan menjual 5 juta liter air di seluruh dunia.

Beberapa merek perusahaannya yang paling populer adalah PureLife (memiliki pangsa pasar terbesar di seluruh dunia), Deer Park, Poland Spring, Acqua Panna, San Pellegrino, Perrier, springs, Water Park, dan Waterline.

Sementara perusahaan air kemasan besar lainnya adalah Aquafina. Produk air kemasan milik PepsiCo ini pertama kali didistribusikan di Wichita, Kansas, pada tahun 1994. Seiring dengan berkembangnya perusahaan, produk ini akhirnya dijual di seluruh Amerika Serikat, Spanyol, Kanada, Lebanon, Turki, Iran, Mesir, Vietnam, Pakistan, dan India.

Ada pula Dasani Waters, produk air kemasan yang diluncurkan Coca-Cola pada tahun 1999 di Amerika Serikat. Setelah itu, perusahaan ini juga meluncurkan produknya di Kanada, Amerika Latin, dan Inggris Raya.

Air kemasan adalah bisnis besar. Menurut Internasional Bottled Water Association, pada 2013, kurang lebih 10 miliar konsumen di Amerika mengkonsumsi air galon kemasan. Konsumsi tersebut menghasilkan 12,3 miliar dolar AS bagi perusahaan minuman. Sementara tahun 2014, orang Amerika rata-rata menghabiskan uang sekitar 18,82 miliar dolar AS untuk membeli air kemasan. Sementara secara global, pada 2013, konsumsi air botol diperkirakan mendekati 70,4 miliar galon.

Menurut data terbaru yang dilempar Beverage Marketing's, "The Global Bottled Water Market", dalam satu tahun konsumsi air galon meningkat sebanyak 6 persen, dan diproyeksikan akan terus tumbuh. Asosiasi Air Botol Internasional juga memprediksikan, pertumbuhan terbesar penggunaan itu akan berada di negara-negara miskin.

Selain itu, dampak dari produksi air kemasan secara besar-besaran juga berpengaruh terhadap lingkungan, karena jutaan barel minyak yang digunakan setiap tahunnya untuk menghasilkan wadah plastik hanya akan menimbulkan sampah. Untuk di Amerika saja, lebih dari 60 juta botol plastik berakhir di tempat sampah. Selain itu, untuk memproduksi setiap liter air minum kemasan, juga dibutuhkan tiga liter air untuk memproduksinya. Artinya, hal ini akan menjadi ancaman krisis air.

Baca juga: Benarkah Air Alkali Berkhasiat untuk Kesehatan?

Related

Insight 2516089200289189563

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item