Hati-hati, “Ngelem” Bisa Menyebabkan Kematian

Hati-hati, “Ngelem” Bisa Menyebabkan Kematian

Naviri.Org - Ada banyak cara untuk mabuk, dari meminum minuman keras sampai mengonsumsi obat-obatan berbahaya atau penyalahgunaan psikotropika. Belakangan, ada cara lain untuk mendapatkan sensasi mabuk, yaitu dengan cara menghirup uap lem, dan aktivitas itu disebut “ngelem”.

Aktivitas ngelem sempat populer, dan disukai sebagian kalangan, khususnya anak-anak jalanan, karena aktivitas itu tidak membutuhkan banyak biaya, namun dapat memberi sensasi “mabuk” sebagaimana yang mereka inginkan. Yang menjadi masalah, aktivitas tersebut dapat berpotensi bahaya bagi pelakunya, termasuk risiko kematian.

Beberapa waktu yang lalu, misalnya, tiga orang bocah di daerah Jakarta Utara tewas tersengat listrik menjelang malam pergantian tahun. Ketiga bocah ini, rupanya dalam keadaan 'mabuk' karena ngelem.

Kejadian tersebut hanya satu dari banyak fenomena ngelem yang biasa dilakukan oleh anak-anak, terutama anak jalanan. Istilah ngelem sebenarnya berasal dari cara mereka memperoleh sensasi 'high' atau 'mabuk', yaitu dengan menghirup uap dari lem yang biasanya dimasukkan ke dalam kantong plastik.

Meski ngelem dapat menimbulkan sensasi mabuk dan halusinasi, namun hingga saat ini ngelem tidak termasuk dalam kategori narkoba. Ngelem juga tidak termasuk dalam penyalahgunaan obat keras seperti yang sering digunakan untuk membuat teler.

Saat ngelem, zat yang diisap sebenarnya mengandung senyawa kimia yang mudah menguap, bernama inhalant. Inhalant umumnya ditemukan dalam berbagai produk rumah tangga seperti lem, aseton, bensin, dan cairan pelarut atau thinner cat.

Salah satu komponen inhalant yang berbahaya dalam lem adalah benzil alkohol yang sifatnya sangat mudah menguap. Ketika terhirup, senyawa ini hanya membutuhkan waktu singkat untuk menyebabkan keracunan yang menimbulkan efek high atau mabuk.

Saat dilakukan dalam jangka pendek, ngelem bisa menyebabkan denyut jantung yang meningkat, mual, halusinasi, sulit berbicara, serta sempoyongan. Namun, jika dilakukan terus menerus, tentunya akan menyebabkan bahaya bagi tubuh.

Uap inhalant yang terakumulasi dalam jaringan tubuh karena perilaku ngelem dalam jangka panjang bisa menyebabkan kerusakan. Termasuk melelahkan otot, depresi, sakit kepala, serta kerusakan syaraf yang memicu hilangnya kemampuan mencium dan pendengaran.

Yang paling berbahaya, ngelem rupanya juga bisa menyebabkan mati lemas atau terserang hipoksia (kekurangan oksigen). Sebab, kadar oksigen yang dihirup dalam plastik saat ngelem akan sangat rendah.

Apalagi, seringkali aktivitas ngelem dilakukan dengan cara menutup kepala dengan menggunakan kantong plastik, agar uap tidak menyebar ke mana-mana. Sehingga, bisa menyebabkan mati lemas jika plastik penutup tersebut tidak bisa dilepaskan saat tubuh sudah terkena efek ngelem.

Meski demikian, bukan berarti perilaku ngelem yang dilakukan jarang-jarang bisa dikategorikan aman. Sebab, meski dilakukan hanya satu kali, jika zat yang dihirup sudah melewati ambang batas, bisa menyebabkan kematian yang mendadak dan sesak napas.

Baca juga: Demi Kesehatan, Jangan Pakai Sepatu Tanpa Kaus Kaki

Related

Health 4812699121090723689

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item