Asal Usul Artificial Intelligence (Kecerdasan Buatan)

Asal Usul Artificial Intelligence (Kecerdasan Buatan)

Naviri.Org - Artificial Intelligence, atau yang biasa disingkat AI, saat ini menjadi topik panas yang dibahas dan diperbincangkan di mana-mana. Jika diterjemahkan ke bahasa Indonesia, Artificial Intelligence adalah Kecerdasan Buatan, yaitu kecerdasan di luar manusia yang sengaja dibuat oleh manusia.

Penjelasan teknis yang sekilas itu tentu akan membawa persepsi kita pada komputer, dan demikianlah kenyataannya. Artificial Intelligence atau Kecerdasan Buatan memang lekat dengan komputer, karena komputer memungkinkan lahirnya kecerdasan buatan. Kini, setelah Artificial Intelligence berkembang sedemikian rupa, peranti tersebut mulai diterapkan pada banyak hal, di antaranya internet dan robot.

Merujuk sejarahnya, perbincangan soal AI telah dimulai sejak dahulu kala. Geneva Internet Platform melalui buletin DigitalWatch menyebut bahwa kelahiran resmi AI sebagai disiplin akademik dan riset terjadi pada 1956. Kala itu, peserta Konferensi Dartmounth menggagas istilah AI yang kini menjadi perbincangan umum.

Dalam sebuah penelitian berjudul “An Introduction to Artificial Intelligence” karya Staffan Persson, pada 1964 ia mengatakan bahwa AI setidaknya terbagi ke dalam 5 jenis. Pertama ialah AI berjenis “Game-Playing Programs.” Di jenis ini, AI “Samuel's checkers-playing program” mencuat menjadi yang pertama.

Berikutnya ialah AI berjenis “Problem-Solving Machines.” Di jenis ini, The Logic Theory Machine dari Newell, Shaw, dan Simon merupakan pelopor. Kemudian, ada pula AI berjenis “Inductive Machines.” SAD SAM, mesin yang berhasil menjawab teka-teki perihal garis keturunan, merupakan AI pertama berjenis ini.

Kemudian, ada pula AI berjenis “Question-Answering-Machines.” Jika kita perhatikan, WolframAlpha yang merupakan mesin pencari, termasuk ke dalam kategori ini. Terakhir, ada AI berjenis “Simulation of Cognitive Processes.” The Elementary Perceiver and Memorizer yang sukses bertingkah laku selayaknya manusia, merupakan capaian pertama AI jenis ini.

Selain penjabaran soal AI, salah satu titik fenomenal di dunia kecerdasan buatan ialah Alan Turing yang pada 1950 memprediksi bahwa di akhir abad akan ada mesin yang bisa menipu manusia. Salah satu gagasan Turing yang terkenal soal AI ialah sebuah konsep uji bernama “Turing Test.”

Dalam penjabaran yang sederhana, Turing test merupakan sebuah tes yang mencoba menjawab apakah sesuatu yang mengikuti tes tersebut manusia atau mesin. Dalam melaksanakan Turing test, terdapat 2 sosok yang tidak diketahui apakah ia manusia atau mesin. Kedua sosok itu kemudian dimasukkan ke dalam kamar atau ruangan berbeda. Masing-masing, berinteraksi dalam sebuah terminal komputer—di masa kini, ia lebih cocok dilakukan melalui aplikasi chat.

Kemudian, masing-masing sosok itu bebas bertanya apa saja. Apakah ia manusia atau mesin, menurut Turing, bisa diperkirakan dari jawaban yang diberikan dalam sesi tanya jawab itu.

Namun, menurut Turing, akan ada suatu masa di mana kita tidak akan mampu menebak apakah sosok di ruang atau kamar lain yang berinteraksi dengannya dalam Turing test merupakan mesin atau manusia. Menurut prediksinya, di tahun 2000, akan ada mesin yang berhasil mengelabui Turing test ini.

Pada 2014, Turing test, meskipun tidak sempurna, telah sukses ditaklukkan oleh sebuah mesin bernama Eugene Goostman yang mensimulasikan sosok bocah berusia 13 tahun. Eugene Goostman sukses menipu 33 persen juri bahwa ia merupakan manusia.

Baca juga: Saat Kecerdasan Buatan Melawan Kecerdasan Manusia

Related

Technology 5729547504865519222

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item