Upaya Manusia Bermukim di Planet Mars

Upaya Manusia Bermukim di Planet Mars

Naviri.Org - Bumi yang kita tinggali adalah tempat yang memiliki ukuran tetap, dalam arti tidak pernah bertambah luas. Namun, manusia yang menjadi penghuninya terus bertambah banyak, dan makin hari bahkan nyaris tak bisa dikendalikan. Tingginya populasi menjadikan bumi sebagai tempat yang penuh sesak, dan itu memberi dampak yang luas, dari makin sedikitnya persediaan makanan serta air bersih sampai kerusakan alam di mana-mana.

Upaya untuk mengendalikan kelahiran sebenarnya telah dilakukan sejak lama, tapi upaya itu sepertinya tidak terlalu berhasil. Buktinya, jumlah manusia terus bertambah, dan populasi bumi semakin padat. Ketika bumi pada akhirnya tidak mampu lagi menampung semua manusia yang ada di dalamnya, apa lagi yang bisa dilakukan?

Salah satu jawabannya adalah memindahkan sebagian manusia ke planet lain, dalam hal ini ke planet Mars. Meski mungkin ide itu terdengar gila atau tak masuk akal, tapi nyatanya upaya menuju ke sana sedang dan masih dimulai.

Setidaknya, proposal awal untuk misi ke planet merah telah ada sejak 1950-an dengan perencanaan realisasi untuk 10-30 tahun ke depan sejak proposal itu diperkenalkan. Puluhan pesawat ruang angkasa, termasuk pengorbit, pendarat, dan penemu, telah dikirim ke Mars oleh berbagai negara seperti Uni Soviet, Amerika Serikat, Eropa, dan India. Tujuan mereka untuk mempelajari permukaan planet, iklim, dan geologi yang ada di sana.

Rencana membuat sebuah permukiman dan dapat dihuni manusia juga tengah disiapkan. Salah satu diantaranya lewat misi berjuluk Mars One dari organisasi nirlaba asal Belanda. Proyek yang digagas oleh Bas Landsdorp dan Arno Wielders ini memproyeksikan pada 2027 para awak manusia sudah mendarat dan bermukim di planet merah tersebut.

Misi Mars One sejatinya sudah ramai dibicarakan sejak 2012 lalu. Setelah empat tahun berjalan, seperti apa perkembangannya?

Sejak dibuka pendaftaran untuk perjalanan ke Mars, sebanyak 4.227 orang telah melengkapi formulir pendaftaran, dengan biaya pendaftaran bervariasi mulai dari 5 sampai 75 dolar, tergantung kekayaan rata-rata di negara pemohon.

Seleksi pertama telah dilakukan pada Desember 2013 lalu, dengan hasil sebanyak 1.058 pelamar dari 107 negara yang lolos di tahap pertama. Jumlah ini masih dikerucutkan lagi pada seleksi ketiga, menghasilkan 100 peserta dengan proporsi 50 wanita 50 laki-laki.

Seleksi dalam beberapa ronde ini masih terus dilakukan, termasuk pada September 2016 yang mengumpulkan 40 orang, sampai nantinya dikerucutkan menjadi 24 orang yang dianggap telah lolos memenuhi syarat, dan siap diberangkatkan untuk bermukim di Mars.

Di saat proses seleksi yang masih berlangsung, kerja sama Mars One terhadap dua robot yang digunakan untuk kebutuhan pengorbitan sarana komunikasi, dan yang satu sebagai pendarat di Mars, mengalami penangguhan. Sebagai gantinya, kontrak baru telah disepakati dengan perusahaan Lockheed Martin, dengan desain yang sama seperti Phoenix yang telah pergi ke Mars sebelumnya.

Seperti yang disampaikan dalam situs resmi milik Mars One, mars-one.com, peluncur yang digunakan dalam misi ini kemungkinan akan menggunakan Space X Falcon Heavy, yang juga digunakan oleh perusahaan teknologi luar angkasa Space X saat ini. Sedangkan perusahaan yang menyediakan peralatan lainnya, sejauh ini, belum memiliki perubahan.

Dari susunan jadwal yang dibuat, ada sejumlah perubahan penyesuaian jadwal sejak bergulirnya program ini 2012 lalu. Di antaranya, misi untuk menguji teknologi yang diperlukan manusia ketika di Planet Mars, dan peluncuran satelit komunikasi yang diproyeksikan awal pada 2018 mundur menjadi tahun 2020. Sebuah kendaraan pengelana untuk mencari lokasi yang cocok untuk permukiman di Mars akan diluncurkan dari semula 2020 mundur ke 2022 mendatang.

Rencana tahun 2024 akan diluncurkan enam kargo dengan satu kendaraan pengelana, dua unit pendukung kehidupan, dan dua unit pemasok kebutuhan lainnya diluncurkan dari jadwal semula tahun 2022. Dua tahun setelahnya, enam kargo tersebut akan berkembang sesuai letak dan fungsinya. Sedangkan para kru peserta akan mendarat di Mars pada 2027, dan kru kedua datang pada 2028.

Misi luar biasa ini tentu menelan biaya yang besar untuk merealisasikannya. Situs resmi Mars One merilis, dana berasal dari berbagai kegiatan terkait Mars One yang sedang disiarkan, termasuk hak siar dari kehidupan para awak di Mars, hak kekayaan intelektual, dan pendirian Mars One Foundation.

Donasi dan hasil penjualan marchandise yang terkumpul sampai pada Juli 2016 sebesar 928.888 dollar. Mars One rencananya akan menjalankan misi dengan dana 6 miliar dollar, atau sekitar Rp78 triliun.

Sekalipun terlihat menakjubkan dengan roadmap yang tertata matang, sejauh ini berbagai tudingan miring juga dialamatkan kepada proyek Mars One. Misalnya dianggap janggal dalam mencari sumber pendanaan.

Daily Mail menyebutkan alasan mengapa proyek tersebut tidak akan terjadi, dan menyebutnya sebagai proyek bodoh karena tidak memiliki dana yang pasti untuk saat ini dan sumber pendanaan di masa mendatang. Organisasi ini juga tidak memiliki pesawat ruang angkasa, roket atau nilai kontrak di muka yang ditawarkan untuk memberikan garansi sebuah pesawat ruang angkasa atau roket.

Meskipun begitu, proyek Mars One masih terus berlangsung hingga saat ini, berbagai agenda sedang terus dijalani. Andai saja proyek ini gagal sebelum benar-benar berangkat, bukan berarti misi manusia mendarat dan bermukim di Mars akan seketika runtuh. Sederet misi lain juga sedang mengarah ke upaya mengembangkan kehidupan di planet merah tersebut. Dan mungkin saja kepadatan bumi yang kian bertambah nantinya akan berkurang jika sebagian memilih eksodus ke Mars.

Baca juga: Apakah Makhluk Luar Angkasa Benar-benar Ada?

Related

Science 6568911218838888512

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item