Mengapa Mobil Baru yang Dites di Jalan Selalu Ditutupi?

Mengapa Mobil Baru yang Dites di Jalan Selalu Ditutupi?

Naviri.Org - Pernahkah Anda melihat mobil melintas di jalan raya, namun seluruh bodinya tertutup terpal berwarna gelap, sehingga Anda tidak bisa yakin itu mobil apa? Jika Anda pernah melihatnya, dan masih bingung, maka mobil yang tertutup selubung itu biasanya mobil baru yang sedang dites langsung di jalan raya.

Ketika sebuah perusahaan otomotif menciptakan mobil baru, mereka tentu harus melakukan tes dan uji coba. Karena mobil digunakan untuk berkendara di jalan raya, maka mereka pun harus melakukan tes dan uji coba di jalan raya. Pertanyaannya, kenapa mobil baru yang sedang dites di jalan harus ditutupi sangat rapat, hingga terkesan misterius?

Jawabannya adalah untuk menghindari spy shot.

Spy shots, atau bocoran produk yang tertangkap kamera di tempat umum, dalam dunia otomotif hampir selalu terjadi saat produk mobil atau motor baru belum dilepas ke pasar oleh pabrikan, atau masih tahap purwarupa. Kejadian ini bukan hanya di Indonesia, tapi lazim terjadi di banyak negara.

Sebuah mobil bisa diuji coba hingga ribuan mil di jalan-jalan umum sebelum dilempar ke pasar. Produsen melakukan uji coba, memastikan keseluruhan komponen mobil bekerja dengan baik di medan sesungguhnya.

Pabrikan mobil juga harus melakukan uji konsumsi bahan bakar di jalan umum, untuk memastikan sesungguhnya tingkat efisiensi bekerja, hingga kekuatan dan daya tahan sebuah model mobil baru. Nah, di sinilah titik persoalannya. Selama keluar dari kandang dalam pengetesan, mobil akan mudah dilihat publik. Untuk menghindari kebocoran informasi, biasanya, produsen akan memberi selubung pada unit mobil yang diuji coba.

Membungkus kendaraan yang dipakai untuk melaju di jalan umum tentu bukan perkara mudah. Perancang kamuflase kendaraan biasanya mempertimbangkan penutup di bagian blok pendingin, dan berupaya mencegah kendaraan tak aerodinamis.

Pabrikan menutup bodi hingga grill dan lampu depan dengan karet, plastik, hingga plester. Bahan-bahan itu berwarna hitam hingga bercorak lurik, hingga gumpalan yang memutar untuk mengecoh mata agar bentuk atau model sebuah mobil tidak kentara. Teknik ini terinspirasi kamuflase kapal-kapal Perang Dunia II.

Sayangnya mereka punya apa yang disebut sebagai paparazzi otomotif. Di dunia ada pesohor fotografer profesional, seperti Brenda Priddy dan Hans Lehmann, yang kerjaannya memburu mobil-mobil yang sedang dites jalan.

“Paparazzi otomotif” Brenda Priddy mengatakan, para pembuat mobil seolah sudah bisa melindungi jagoan barunya dengan teknik kamuflase untuk maksud mengecoh autofokus sebuah kamera. “Itu tidak akan berhasil,” kata Priddy, dikutip dari New York Times.

Contoh yang cukup menampar pabrikan mobil, seperti Ford, terjadi lima tahun lalu. Gambar Ford Mustang 2015 akhirnya bocor ke publik. Seorang fotografer mata-mata dengan militan menunggu di dekat semak-semak lintasan, sehari sebelum uji coba. Apa yang terjadi? Kepala bidang mesin Ford yang saat itu dipegang oleh Dave Pericak dibikin pusing karenanya.

“Benar saja, foto-foto muncul di internet beberapa hari setelahnya,” katanya. “Saya dipanggil ke kantor wakil presiden (Ford) untuk menjelaskan bagaimana itu bisa bocor.”

Selain para "paparazzi", saat ini semua orang memiliki kamera di tangan atau sakunya, dengan makin berkembangnya ponsel pintar dengan kamera yang mumpuni. Akses media sosial yang semakin tanpa batas menjadi mudahnya spy shots terjadi. Kamuflase memang jadi cara yang bisa dilakukan pabrikan besar seperti General Motors (GM) untuk melindungi produk barunya agar tak bocor.

“Kami selalu menjaga purwarupa kendaraan GM,” kata Lionel Perkins, spesialis kamuflase mobil GM, seperti dikutip dari Wired. “Tapi kamera digital dan para blog telah membuat segalanya jadi gila.”

Beberapa strategi produsen mobil seperti BMW harus memutar otak dengan menambah desain “palsu” sebagai lapis kedua dari kamuflase, selain corak lurik. Ini untuk meyakinkan agar model produk-produk baru BMW tak bisa ditebak saat uji di jalan umum, seperti yang diterapkan pada BMW generasi G20 seri 3.

Beberapa pola kamuflase berkembang dari hanya garis-garis kontras hingga dibuat acak tak beraturan untuk mendapatkan efek kamuflase maksimal dari bidikan kamera. Ini karena otak manusia sangat berorientasi dengan pola. Sehingga kamuflase semacam ini akan menyulitkan detail sebuah model mobil terbaru tercium.

Persoalan model ini tentu jadi pisau bermata dua, bila model yang semula disembunyikan sudah tertangkap basah duluan di mata publik, dan nyata tak mendapat respons positif, tentu jadi musibah bagi pabrikan. Gagal sebelum diluncurkan jadi risiko. Belum lagi mempertimbangkan kompetisi, desain mobil yang bocor akan jadi santapan empuk para pesaing untuk “mencuri” model desain, dan membuatnya lebih baik

“Desain adalah empat paling utama dari alasan orang membeli dalam industri otomotif, setelah konsumsi bahan bakar untuk mobil Ford,” kata Dave Fish, Senior Vice President MaritzCX, dari studi tentang kendaraan baru untuk konsumen.

Selain pertimbangan kerahasiaan dan persoalan kompetisi dengan pesaing, upaya kamuflase juga bagian dari prinsip sebuah pabrikan untuk menyajikan model yang “masih segar” sebelum diluncurkan ke pasar. Ini menegaskan seperti yang pernah dilontarkan Ken Saward, Senior Design Manager, Mazda.

“Anda memerlukan sesuatu agar tetap membuat orang harap-harap cemas, dan menunggu mobil baru diluncurkan. Ini mirip bagaimana Anda tak melihat pengantin perempuan, sampai akhirnya ia berjalan melintasi altar.”

Baca juga: Memahami Fungsi Door Guard untuk Pintu Mobil

Related

Automotive 7284896270650762308

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item