Willis O’Brien, Sosok Kreator di Balik King Kong

Willis O’Brien, Sosok Kreator di Balik King Kong

Naviri.Org - King Kong tentu saja tidak ada di dunia nyata, karena ia hanya makhluk rekaan. Tak jauh beda dengan Godzilla atau monster-monster raksasa lain yang muncul dalam banyak film. Sosok-sosok raksasa itu bisa hadir di layar bioskop tentu karena kerja sama banyak orang, meliputi sutradara, penulis skenario, penata lokasi, sampai aktor dan aktris yang terlibat. Tetapi, bagaimana pun, sosok makhluk raksasa yang menjadi topik utama dalam film diciptakan oleh seseorang.

Dalam hal ini, siapakah kreator yang menciptakan sosok monster King Kong?

Jawabannya adalah Willis O’Brien. Berkat tangan dingin O’Brien, King Kong dapat bergerak dan memiliki emosi.

Willis O’Brien lahir pada 2 Maret 1886 di kota Okland, California. Berdasarkan catatan Ray Morton dalam King Kong: The History of a Movie Icon from Fay Wray to Peter Jackson (2005), ia bekerja di sebuah perusahaan jasa dekorasi pada 1913.

Saat senggang, ia iseng membuat model seorang petinju dari tanah liat. Rekan kerjanya, yang tertarik, kemudian ikut membuat dan kedua model tanah liat tersebut diadu satu sama lain. O’Brien lantas mendapatkan ide untuk membuat animasi tiga dimensi untuk film menggunakan teknik stop motion.

Ide O’Brien termasuk baru, sebab stop motion umumnya dipakai pada animasi dua dimensi. Stop motion adalah teknik yang menggunakan foto objek di mana perubahan postur tubuh, gerak, ekspresi, dan lain-lain, dipotret secara bertahap dalam satu bingkai. Ketika bingkai itu diproyeksikan dengan kecepatan suara—24 bingkai per detik—maka objek akan terlihat bergerak dengan sendirinya.

O’Brien lantas membuat beberapa film seperti The Dinosaur and the Missing Link (1915), The Ghost of Slumber Mountain (1919), dan The Lost World (1925). Merian C. Cooper menaruh perhatian pada stop motion semenjak O’Brien menggunakannya di film Creation, produksi studio RKO. Ia menghabiskan waktu berjam-jam berdiskusi dengan O’Brien soal teknik tersebut, dan mulai berpikir untuk menggunakannya di film The Beast.

Alasan Cooper singkat, padat, dan jelas: ia enggan mengeluarkan banyak biaya perjalanan selagi syuting film tentang gorila itu. Ia menganggap stop motion mampu menghemat anggaran sebab pembuatannya bisa dilakukan di studio.

Setelah O’Brien mengetahui Creation urung diproduksi, ia mencoba melukis sebuah lukisan seorang penjelajah dan perempuan yang diserang gorila. Ia ingin meyakinkan Cooper bahwa cerita gorilanya dapat dibuat di studio menggunakan teknik stop motion.

Di lukisan tersebut, ia melakukan improvisasi dengan memperbesar tinggi gorila menjadi sekitar 10 kaki. Gayung pun bersambut. Cooper menyukai ide O’Brien. Bahkan gara-gara ide animator itu, ia menggarap naskahnya kembali agar fokus pada petualangan gorila dengan tinggi 20 kaki yang ia sebut Giant Terror Gorila.

O’Brien lantas membuat model Giant Terror Gorilla. Miniatur-miniatur yang menjadi bagian berbagai macam adegan film King Kong menjadi saksi kepiawaiannya sebagai seorang animator. Kenneth Van Gunden menjelaskan bahwa Buz Gibson, asisten animasi O’Brien, mengambil adegan Kong mendaki pinggir gedung Empire State dengan cara memposisikan miniatur Kong yang diambil gambarnya, bingkai demi bingkai.

Kenneth juga menjelaskan cara pengambilan sudut pandang teknisi kereta yang menyorot Kong saat menghancurkan rel kereta. O’Brien menaruh kamera di boneka, yang kemudian diarahkan ke model Kong dalam satu bingkai. Teknologi canggih saat ini bisa menghasilkan efek yang sama, tapi O’Brien adalah orang pertama yang menemukan teknik tersebut.

Baca juga: Film-film Bagus tentang Mitologi Yunani

Related

Film 7237445957152680277

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item