Perburuan Cina Mengejar Materi Gelap di Semesta

Perburuan Cina Mengejar Materi Gelap di Semesta

Naviri.Org - Di Cina, ada sebuah laboratorium sains terkenal, bernama Particle and Astrophysical Xenon (PandaX). Melalui laboratorium itu, para ilmuwan Cina berupaya untuk dapat menemukan dark matter alias materi gelap di alam semesta.

Apa itu dark matter atau materi gelap?

Dalam penelitian astronomi, informasi mengenai benda-benda langit hampir semuanya diantarkan oleh gelombang elektromagnetik. Jenis gelombangnya pun beragam, dari cahaya yang sehari-hari manusia bisa lihat, gelombang radio, gelombang inframerah, hingga sinar gamma.

Dari situ, para astronom membuat alat pendeteksi khusus gelombang elektromagnetik dalam berbagai jenis spektrum, untuk mengetahui informasi yang dibawa gelombang tersebut mengenai benda langit yang kita amati.

Namun, para astronom menemukan ada materi di alam semesta yang tidak berinteraksi dengan gelombang elektromagnetik. Materi inilah yang kemudian disebut “dark matter.” Ia terbukti eksis secara perhitungan, tetapi pengamatannya sulit dilakukan karena gelombang elektromagnetik tak pernah membawa informasi mengenai materi ini kepada manusia.

Karena itulah para astronom menyematkan kata “dark” sebelum “matter”. Bukan karena ia berwarna hitam, tetapi kata itu lebih menggambarkan satu hal yang misterius.

Para astronom kemudian berusaha menentukan karakteristik partikel yang memenuhi syarat sebagai “dark matter”. Salah satu kandidatnya adalah Weakly Interacting Massive Particles (WIMPs). Materi inilah yang ingin ditemukan oleh peneliti di PandaX.

Dalam satu pertemuan ilmiah bertajuk Biannual Conference of Dark Matter pada 21 Juli 2016, Andi Tan, fisikawan lulusan Shanghai Jiao Tong dan tengah studi doktoral di Universitas Maryland, menjabarkan mengenai hasil penelitian termutakhir yang dikerjakannya bersama rekan-rekannya di laboratorium Particle and Astrophysical Xenon (PandaX).

Andi Tan mengungkapkan, meski tiada partikel “dark matter” berhasil ditemukan, laboratorium yang beroperasi sejak 2014 ini telah jadi tempat yang punya sensitivitas tertinggi untuk medeteksi keberadaan “dark matter” di dunia hingga saat ini. Sebelum mengakhiri presentasinya, Andi Tan berkata betapa bangga dia dengan hal tersebut.

“[...] setelah frustrasi setengah mati … saya berhasil mengatasi pelbagai kesulitan dalam pengembangan dan operasi probe. Dan, PandaX akhirnya mencapai sensitivitas tertinggi dunia. Hal yang paling menarik bagi seorang saintis adalah meluaskan satu langkah lebih jauh batas kognisi manusia,” ujar Andi Tan.

Dua bulan setelahnya, makalah berjudul “Dark Matter Results from First 98.7 Days of Data from the PandaX-II Experiment” yang disusun Andi Tan dkk. terbit dalam Physical Review Letters (edisi 117, 23 Agustus 2016).

Baca juga: Kebangkitan Cina di Bidang Ilmu Pengetahuan

Related

Science 2892090054827762966

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item