Panduan Mudah Memahami Konspirasi Uang di Dunia (3)

 Panduan Mudah Memahami Konspirasi Uang di Dunia

Naviri.Org - Uraian ini adalah lanjutan uraian sebelumnya (Panduan Mudah Memahami Konspirasi Uang di Dunia 2). Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik dan urutan lebih lengkap, sebaiknya bacalah uraian sebelumnya terlebih dulu.

Rencana Fabian sudah hampir selesai, seluruh negara saat ini berhutang kepadanya. Melalui pendidikan dan media, dia mengendalikan pikiran masyarakat. Orang-orang hanya akan berpikir sejauh yang dia inginkan.

Setelah seseorang memiliki lebih banyak uang dari yang sanggup dia gunakan, apa lagi yang akan menyenangkan hatinya? Bagi mereka yang memiliki mentalitas menguasai, jawabannya adalah kekuasaan, kekuasaan mutlak atas kemanusiaan.

Kebanyakan tukang emas akhirnya mengarah ke sana. Mereka mengetahui rasanya kaya raya, dan perasaan itu tidak lagi cukup untuk memuaskan mereka. Mereka membutuhkan tantangan dan kesenangan baru, dan kekuasaan atas massa adalah permainan berikutnya.

Mereka percaya, mereka adalah kelompok superior atas lainnya. “Adalah hak dan kewajiban kami untuk mengatur. Masyarakat tidak tahu apa yang baik untuk mereka. Mereka perlu dikendalikan dan diatur. Mengatur adalah takdir dari kami.”

Di seluruh penjuru negeri, Fabian dan kawan-kawan memiliki banyak perusahaan pembiayaan. Memang, masing-masing perusahaan dimiliki secara pribadi. Secara teori, mereka adalah saingan masing-masing. Namun, kenyataan yang sebenarnya, mereka semua saling bekerja sama dengan saksama.

Setelah berhasil membujuk pemerintah, mereka mendirikan sebuah institusi yang mereka sebut Bank Sentral. Mereka bahkan tidak perlu mengeluarkan modal untuk mendirikannya, mereka menciptakan kredit dengan menggunakan uang deposit masyarakat.

Institusi itu tampak sebagai badan yang meregulasikan suplai uang, dan merupakan bagian dari pemerintah. Tetapi, anehnya, tidak ada wakil pemerintah yang diizinkan duduk di badan direktur di dalamnya.

Pemerintah tidak lagi meminjam secara langsung dari Fabian, pemerintah sekarang meminjam dengan cara menerbitkan surat hutang kepada Bank Sentral. Jaminan dari surat hutang ini adalah penerimaan pajak tahun berikut. Ini adalah bagian dari rencana Fabian, menyingkirkan kecurigaan orang kepadanya, dengan membuat kesan seolah-olah suplai uang dikendalikan pemerintah. Kenyataannya, di balik layar, dialah yang memegang kendali.

Secara tidak langsung, dialah yang mengendalikan pemerintah. Tidak penting siapa yang terpilih sebagai wakil rakyat di pemerintahan. Fabianlah yang memegang kendali atas uang, darah, dan nyawa, dari perdagangan sebuah bangsa.

Pemerintah selalu mendapatkan uang yang mereka inginkan, tetapi bunga selalu dikenakan pada setiap pinjaman. Semakin lama, semakin banyak orang yang memerlukan bantuan sosial pemerintah, dan tak lama kemudian pemerintah sadar bahwa mereka kesulitan bahkan untuk membayar bunga saja, apalagi hutang pokok.

Sebagian orang mulai bertanya, “Uang adalah sistem yang diciptakan manusia. Bukankah seharusnya sistem ini bisa diubah agar uang menjadi pelayan, bukan sebaliknya?” Namun, semakin lama jumlah orang-orang itu semakin sedikit, dan suara mereka hilang di tengah masyarakat yang tidak lagi peduli.

Pemerintahan berubah, partai yang berkuasa juga bisa berubah, namun kebijakan utama terkait uang tidak berubah. Tidak masalah siapa yang menjadi pemerintah, rencana besar Fabian semakin lama semakin mendekati kenyataan dari tahun ke tahun. Kebijakan pemerintah tidak lagi ada artinya. Rakyat mulai dikenai pajak mendekati ambang batas, mereka tidak lagi sanggup membayar. Waktunya sudah hampir matang bagi Fabian untuk aksi finalnya.

Sebanyak 10% dari suplai uang masih dalam bentuk uang kertas dan koin. Ini harus dimusnahkan sama sekali, tetapi tidak boleh menimbulkan kecurigaan publik. Selama masyarakat masih memiliki uang (kertas maupun koin), mereka bebas untuk membeli dan menjual sesuka hati, mereka masih memiliki sedikit kontrol atas kehidupan mereka.

Tidaklah selalu nyaman untuk membawa uang tunai dan koin. Cek juga tidak bisa diterima bila sudah keluar dari komunitas tertentu. Karena itu, sebuah sistem yang lebih baru perlu dipikirkan. Sekali lagi Fabian memiliki jawabannya. Organisasinya akan menerbitkan kartu plastik yang memiliki data pemegangnya: nama, foto, dan nomor penduduk.

Saat kartu ini akan digunakan, pedagang akan menyambungkan komputer untuk mengecek kredit dari kartu tersebut. Jika tidak ada masalah, pemegang kartu boleh membeli barang seharga limit tertentu.

Awalnya, orang akan diizinkan untuk berhutang sedikit. Jika hutang itu dibayar dalam sebulan, maka tidak ada bunga yang perlu dibayar. Itu tidak masalah untuk kelas pegawai, tetapi bagaimana bisa berlaku juga untuk para pedagang dan pengusaha? Mereka harus mempersiapkan mesin-mesin, kemudian menjalankan proses manufaktur dari barang yang akan mereka produksi, membayar gaji pegawai, menjual barang dagangannya, dan membayar kembali hutang mereka. Bila melewati satu bulan, mereka akan dikenai bunga 1,5% per bulan dari nilai hutang mereka. Total 18% setahun.

Pengusaha tidak memiliki jalan lain, selain menambahkan 18% ke dalam nilai jual dagangan mereka. Namun, kelebihan uang/kredit (18%) itu tidak pernah dipinjamkan kepada siapa pun. Di seluruh negeri, para pengusaha disuruh menjalani misi mustahil untuk membayar kembali $118 untuk setiap $100 yang mereka pinjam, tetapi kelebihan $18 ini tidak pernah diedarkan oleh bank sejak awal.

Fabian dan kawan-kawan menikmati status yang semakin penting di masyarakat. Mereka menjadi orang-orang penting yang terhormat. Pengumuman dan pendapat mereka tentang finansial dan ekonomi bahkan bisa disetarakan dengan sabda suci spiritual.

Di bawah beban bunga yang terus bertambah, banyak perusahaan kecil menengah yang mulai bangkrut. Lisensi-lisensi khusus diperlukan untuk menjalankan operasi-operasi tertentu, jadi perusahaan-perusahaan yang tersisa memiliki semakin banyak hambatan dalam berusaha.

Fabian memiliki dan mengendalikan semua perusahaan besar, beserta ratusan anak perusahaan mereka. Perusahaan-perusahaan itu tampak seperti saingan satu sama lain, tetapi dialah yang ada di balik semua perusahaan itu. Para kompetitor perlahan-lahan dipaksa gulung tikar. Tukang kayu, konstruksi, listrik, dan industri-industri kecil menengah, menjalani takdir yang sama, dibeli oleh perusahaan raksasa milik Fabian yang memiliki proteksi dan perlakuan khusus dari pemerintah.

Fabian menginkan kartu plastik itu menggantikan semua uang kertas dan koin. Rencananya, saat semua uang kertas dan koin ditarik, hanya bisnis yang menggunakan kartu komputerlah yang akan beroperasi.

***

Terminologi yang digunakan saat ini, untuk melukiskan sistem finansial di atas, adalah “Fractional Reserve Banking” (Cadangan Terbatas Perbankan).

Cerita yang Anda baca di atas, tentu saja, adalah fiksi. Mungkin saja Anda merasa cerita ini sangat mirip dengan kenyataan hidup kita, dan Anda ingin mengetahui siapa Fabian ini sebenarnya?

Baca juga: Sejarah Uang: Dari Julius Caesar Sampai Kelicikan Tukang Emas

Related

Money 3855729434689878744

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item