Fakta-fakta Unik dan Mencengangkan Seputar Kentut Hewan

Fakta-fakta Unik dan Mencengangkan Seputar Kentut Hewan

Naviri Magazine - Mengetahui bahwa hewan-hewan juga kentut, mungkin sudah mengejutkan, karena sebagian kita mungkin tidak sempat memikirkan apakah hewan juga buang angin sebagaimana manusia. Pernahkah kita bertanya-tanya, apakah kuda juga kentut? Apakah gajah dan badak juga buang angin?

Berikut ini adalah uraian mengenai fakta-fakta mencengangkan seputar kentut hewan.

Sebelumnya, para peneliti sepakat mendefinisikan istilah kentut sebagai gas yang dikeluarkan dari sebuah lubang, yang letaknya berlawanan dengan mulut. Pada manusia atau hewan jenis mamalia, kentut adalah efek dari proses pencernaan makanan di usus. Mikroba di dalam usus membantu mengurai makanan yang berserat, khususnya pada jenis biji-bijian dan sayuran, dan menghasilkan gas CO2 dan metana.

Kuda, gajah, badak, dan kambing, juga mengeluarkan kentut, karena mereka menyantap makanan berserat, seperti rumput-rumputan. Hewan yang makan daging merah juga mengeluarkan kentut, misalnya anjing laut. Daging merah mengandung belerang dan senyawa yang mengeluarkan bau busuk, dan kentut anjing laut memang sangat bau, seperti bau amis ikan.

Sementara itu, ular Sorona yang habitatnya di terumbu karang, memiliki lubang mirip anus yang disebut kloaka. Lubang ini bisa menyedot udara, lalu mengeluarkannya lagi untuk mengusir predator. Zebra dan sapi juga mengeluarkan kentut, dan setiap tahun sapi mengeluarkan gas metana sebanyak 100 hingga 200 kilogram yang menyebabkan masalah besar bagi perubahan iklim.

Gurita tidak mengeluarkan gas, tetapi air untuk berenang di lautan, sehingga para peneliti menyebutnya "kentut palsu". Burung kakatua tidak kentut, tetapi pintar menirukan suara kentut.

Lalu, peneliti tidak mengetahui apakah laba-laba bisa kentut atau tidak, karena memang belum diteliti lebih jauh. Sementara itu, mamalia paus diyakini bisa kentut, meskipun peneliti "hanya merekam buktinya melalui sejumlah rekaman kamera".

Hewan yang terkenal lambat ini rupanya juga mempunyai pencernaan yang lambat. Padahal, mereka memakan banyak tumbuh-tumbuhan yang menghasilkan gas. Sebagai solusi, kungkang menyerap kembali gas menggunakan pencernaan mereka, memindahkannya ke aliran darah, dan dikeluarkan melalui paru-paru.

Untuk salamander atau hewan amfibi lainnya, para peneliti tidak tahu apakah mereka kentut atau tidak. Pasalnya, peneliti menganggap bahwa hewan tersebut "tidak memiliki otot yang dapat berkontraksi cukup kuat untuk menciptakan tekanan yang dalam untuk memproduksi kentut".

Dubur mereka memang mengalirkan gas secara terus-menerus, tetapi apakah itu kentut? Peneliti menganggap beberapa pertanyaan dalam sains sebaiknya diserahkan kepada ahli filsafat.

Hal menarik lain yang diungkapkan dalam buku adalah; dunia sains belum pernah mencatat mengenai kentut kelelawar. Bisa jadi kelelawar memang tidak pernah kentut karena hewan ini mencerna makanan dan mengeluarkannya kembali dalam hitungan menit.

Baca juga: Ternyata, Ada Banyak Burung yang Tidak Bisa Terbang

Related

Science 60341699833358619

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item