Sejarah Horor di Balik Kelucuan Badut Zaman Sekarang

 Sejarah Horor di Balik Kelucuan Badut Zaman Sekarang

Naviri Magazine - Apa yang terlintas dalam benak kita ketika mendengar istilah badut? Kemungkinan besar, kita membayangkan sosok-sosok lucu, dengan penampilan unik dan menarik, yang menghibur dengan tingkah polah konyol mereka. Setidaknya, badut semacam itulah yang dikenal orang-orang zaman sekarang. Sebegitu lucu dan menghibur, hingga anak-anak biasanya suka badut.

Tempo hari, ketika muncul film IT yang mengisahkan kemunculan badut jahat, sebagian orang mengatakan bahwa film itu “menyimpangkan” kesan badut menjadi sangat mengakutkan. Dalam film yang diadaptasi dari novel Stephen King itu, Badut memang tidak lagi tampak lucu, tapi justru mengerikan.

Tetapi, sebenarnya, asal usul badut memang mengerikan, dan sejarahnya sama sekali jauh dari kesan menghibur sebagaimana yang kita kenal sekarang. Benjamin Radford, penulis buku Bad Clown, memaparkan bahwa pada masa lampau pun badut selalu berkaitan dengan hal menyeramkan.

"Sebuah kesalahan besar bila bertanya, kapan badut jadi jahat?" papar Radford. "Karena sebetulnya mereka memang tidak pernah baik."

Di Italia, badut ialah penipu, dan sudah dikenal sejak abad ke-16 dalam teater Commedia dell’arte. Badut dalam pertunjukan ini disebut Harlequin, yang merupakan sosok pelayan amoral, lucu, serta gemar berbohong.

Ditarik lebih jauh ke zaman Romawi kuno, ada mereka yang disebut Archimimus. Sosok badut ini bagian dari ritual pemakaman yang disewa, guna menceritakan lelucon atau cemoohan. Para Archimimus juga punya kebebasan mengolok-olok golongan orang kaya, kekaisaran, tanpa harus takut dihukum mati.

Sedangkan citra badut yang keji sudah populer pada abad ke-19 di Eropa, salah satunya melalui opera berjudul Pagliacci, besutan Ruggero Leoncavallo. Tontonan ini menceritakan badut yang menemukan istrinya selingkuh, lalu membunuhnya di atas panggung. Namun dia membunuhnya dengan iringan lelucon, sebab penonton mesti tertawa.

Setelah mengetahui rentetan sejarah tersebut, kita pun malah balik bertanya, kenapa pada saat ini badut malah terkesan baik hati bahkan menghibur untuk anak-anak?

Joseph Grimaldi, bintang pantomim Inggris yang juga hidup pada abad ke-19, bertanggung jawab atas penyimpangan citra badut ini. Berbeda dengan kesan badut jahat di Eropa, Grimaldi menampilkan suasana galau nan melankolis untuk pertunjukan di Amerika kala itu.

Sejak Grimaldi itulah, persona badut kian hari semakin melenceng, terlebih sejak badut lebih sering tampil di sirkus.

Padahal, memang sudah jati diri badut untuk bersikap jahat, horor, dan penuh tipu daya mencekam. Jika periang dan hanya membuat tertawa saja, itu justru bukan badut!

Baca juga: Sejarah dan Perkembangan Badut, dari Lucu Sampai Mengerikan

Related

World's Fact 1198522616886245404

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item