Resep-Resep Merawat Pernikahan Hingga Usia Senja

Resep-Resep Merawat Pernikahan Hingga Usia Senja

Naviri Magazine - Siapa pun yang ingin menikah, tentu juga ingin melanggengkan pernikahan sampai usia senja. Tapi melanggengkan pernikahan sampai puluhan tahun bukan pekerjaan mudah, karena membutuhkan upaya dan kesetiaan, serta kerja keras dari kedua pihak. Suami maupun istri harus sama-sama saling bahu membahu, agar pernikahan yang mereka miliki tidak bubar di tengah jalan.

Lalu bagaimana cara merawat pernikahan hingga sampai usia senja, bahkan sampai kematian?

Keberhasilan sebuah pernikahan di dalam ilmu sosial bisa diukur dengan dua pendekatan, yakni kestabilan pernikahan dan kualitas hubungan perkawinan. Kedua pendekatan ini biasa digunakan ilmuwan sosial untuk melihat apakah sebuah perkawinan berhasil atau gagal.

Menurut Arturo Roizblatt, dkk dalam “Long Lasting Marriages in Chile” (1999), pernikahan masuk dalam kategori stabil apabila perkawinan tersebut diakhiri dengan kematian. Sebaliknya, pernikahan tidak stabil terjadi saat salah satu pasangan secara rela mengakhiri hubungan mereka.

Sementara itu, kualitas perkawinan adalah evaluasi subjektif terhadap hubungan pernikahan pasangan suami istri. Konsep seperti penyesuaian pernikahan, kepuasan perkawinan, dan kebahagiaan pernikahan sering dipakai untuk mendeskripsikan kualitas sebuah perkawinan.

Roizblatt, dkk menjelaskan bahwa kualitas pernikahan adalah konsep yang dinamis sedangkan kestabilan pernikahan merujuk pada hasil proses pembentukan interaksi pasangan dari waktu ke waktu.

Dalam penelitian “The Long-Term Marriage: Perceptions of Stability and Satisfaction” (1990), Roberth H. Lauer, Jeanette C. Laue, serta Sarah T. Kerr menemukan beberapa faktor yang membuat sebuah pernikahan menjadi stabil dan memuaskan.

Hasil ini mereka dapatkan setelah meneliti 100 pasangan yang telah menikah selama 45 tahun hingga 64 tahun, dengan rata-rata lama menikah 54,5 tahun.

Mereka diminta mengisi kuesioner yang dibuat menggunakan Dyadic Adjusment Scale. Lauer, dkk mengatakan dalam penelitian bahwa sebanyak 97 persen responden memiliki afiliasi agama, dan kebanyakan dari subjek penelitian berasal dari kelas menengah ke atas.

Dari data yang dikumpulkan, sebanyak 91,5 persen responden penelitian mengatakan merasa bahagia dengan pernikahan yang mereka jalani. Namun, kebahagiaan tersebut mengalami masa naik dan turun, terutama saat mereka sedang membesarkan anak.

Lauer, dkk lantas menemukan 78 persen responden mengatakan bahwa mereka selalu atau hampir sering setuju soal keuangan keluarga, masalah agama, penunjukan afeksi, hubungan seksual, perilaku yang pantas, filosofi kehidupan, cara menghadapi hukum, tujuan dalam hidup, pekerjaan rumah tangga, berapa banyak waktu yang dihabiskan bersama, dan rencana pekerjaan.

Selain itu, 80 persen subjek penelitian mengaku mereka tertawa bersama dengan pasangan satu kali atau lebih dalam sehari, dan 86% responden mengatakan bahwa mereka bercerita soal apapun dengan pasangan.

Lebih lanjut, sebanyak 98,5 persen subjek penelitian mengaku menyukai pasangan, dan menganggap mereka sebagai sahabat (94,5 persen). Tak hanya itu, 98,9 persen responden menyetujui bahwa pernikahan adalah komitmen seumur hidup, dan 84 persen mengatakan perkawinan adalah hal yang sakral.

Riset Lauer, dkk pun menunjukkan bahwa faktor seperti menikah dengan seseorang yang disukai, sekaligus membuat nyaman dan berkomitmen terhadap pasangan, bisa membuat pernikahan menjadi stabil dan memuaskan. Selain itu, adanya selera humor serta konsensus terhadap hal penting seperti tujuan hidup juga turut menentukan apakah sebuah pernikahan akan berhasil atau tidak.

Apa yang ditemukan Lauer, dkk dalam penelitian di atas mirip dengan hasil riset yang dilakukan Lauer dan rekan risetnya, Jeanette C. Lauer, sebelumnya. Dalam penelitian tersebut, kedua periset tadi meneliti soal faktor yang membuat pernikahan yang berusia 15 tahun atau lebih dapat bertahan.

Ternyata, menyukai pasangan dan menganggapnya sebagai sahabat, serta berkomitmen pada suami atau istri, adalah hal-hal yang sering diucapkan responden sebagai faktor yang membuat mereka bisa terus bersama.

Baca juga: Benarkah Menikah Bikin Lebih Sehat? Jawabannya Tidak!

Related

Relationship 5404176767172532279

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item