Kisah Pria yang Memutuskan untuk Mati dengan Caranya Sendiri

Kisah Pria yang Memutuskan untuk Mati dengan Caranya Sendiri

Naviri Magazine - Kapan dan bagaimana seseorang akan mati adalah misteri. Karena nyatanya setiap kita tidak pernah tahu kapan akan bertemu ajal. Ada orang yang masih muda, namun sudah meninggal, ada pula yang sudah sangat tua tapi tetap hidup dan sehat. Terkait hal itu, ada seorang pria bernama David Goodall yang memutuskan untuk mati dengan caranya sendiri.

Pada 11 Mei 2018, seorang profesor asal Australia berusia 104 tahun, David Goodall, terbang dari Perth menuju Basel, Swiss, demi satu tujuan: ia ingin mengakhiri hidupnya. Goodall pun kemudian tiba Life Circle/Eternal Spirit Foundation: sebuah klinik khusus untuk menangani orang-orang yang ingin mati.

Selayaknya persiapan jelang kematian, Goodall tentu juga punya permintaan khusus. Ia ingin menyantap kue keju serta fish and chips, dan minta diputarkan lagu "Ode to Joy". Lagu tersebut dalam bahasa aslinya (Jerman) berjudul "An die Freude". Ludwig van Beethoven mengadaptasi lagu "Ode to Joy" untuk membuat sebuah komposisi instrumental termahsyur dalam sejarah musik klasik: Symphony No. 9.

"Ode to Joy" melekat sebagai musik pembebasan. Para demonstran di Chile menggunakannya ketika unjuk rasa menentang kediktatoran Pinochet; lagu ini juga diputar di lapangan Tiananmen tatkala ribuan siswa Cina melakukan demonstrasi; Leonard Bernstein menggelar konser dengan lagu ini untuk memperingati runtuhnya tembok Berlin; setiap bulan Desember di Jepang, lagu ini selalu diputar untuk mengenang tragedi tsunami 2011 dan dikenal dengan istilah Daiku.

Kembali ke cerita Goodall, sebelum eksekusi dimulai, Dr Philip Nitschke, salah satu dokter yang ikut dalam momen ini, sempat bertanya kembali kepada Goodall mengenai beberapa hal, seperti, “Apakah Anda tahu siapa Anda?”, “Apakah Anda tahu sekarang berada di mana?”, “Apakah Anda tahu apa yang akan Anda lakukan?”

Goodall menjawab semua pertanyaan dengan jelas, bahkan ia juga sempat berkelakar yang jadi ucapan terakhirnya: “Duh, kelamaan, nih!”

Praktik euthanasia itu pun dimulai. Dr Christian Weber memasukkan kanula berisi cairan mematikan ke dalam lengan Goodall, lalu memutar kursi roda sang pasien secara perlahan agar cairan tersebut mengalir sempurna. Dari balik pelantang komputer lipat, petikan bait “Ode to Joy” mengalun merdu. Joy, beautiful spark of the gods/Daughter from Elysium/We enter, drunk with fire/Heavenly One, thy sanctuary!

Tak lama setelahnya, Goodall berpulang. Usianya 104 tahun.

Baca juga: Kisah Orang-orang yang Mati dengan Tenang dan Bahagia

Related

World's Fact 1910195884987449209

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item